Secara umum, manfaat batu bara biasa digunakan sebagai bahan bakar untuk pembangkit tenaga listrik. Indonesia sendiri merupakan salah satu negara penghasil batu bara terbesar di dunia.
Lantas, material batu bara terbuat dari bahan apa? Nah, untuk mengetahui lebih jelasnya lagi mengenai seluk beluk seputar batu bara, mari kita simak saja langsung ulasannya di bawah ini.
Pengertian Batu Bara
Kabarnya, batu bara merupakan akumulasi dari sisa-sisa tumbuhan yang mati dan tidak sempat mengalami pembusukan dengan sempurna.
Alhasil, hal tersebut akan mengalami preservasi dengan baik pada kondisi bebas oksigen. Sebagai contoh, pada bagian bawah dari sebuah danau dalam endapan atau sedimen berbutir yang mempunyai tekstur halus.
Dengan kata lain, batu bara adalah jenis batuan sedimen yang memiliki kandungan karbon sebagai mineral utama dan hidrogen.
Bukan hanya itu, batu bara juga memiliki kandungan belerang dan oksigen dalam mineral sekundernya. Dikarenakan tingginya kandungan senyawa tersebut, maka wajar saja jika batu bara mudah terbakar.
Tak hanya digunakan sebagai energi pembangkit listrik, batu bara juga kerap digunakan untuk produksi baja, semen, as, holar, dan hidrogen.
Jenis-jenis Batu Bara
- Lignite
Lignite adalah jenis batu bara yang tampil dengan warna coklat. Ia merupakan hasil pembentukan proses coalifaction dari gambut menjadi batu bara.
Menurut informasi yang didapat, Lignite memiliki jumlah energi yang paling sedikit dibandingkan dengan jenis batu bara lainnya.
Mengingat efisiensinya yang sangat rendah, maka tak heran jika Lignite tidak dijual secara bebas untuk kebutuhan transportasi maupun industri. Umumnya, Lignite digunakan sebagai bahan bakar untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU)
- Sub-bituminous
Sub-bituminous memiliki tekstur yang agak lunak, sehingga ia belum termasuk sebagai material batu bara sempurna.
Disamping itu, Sub-bituminous tampil dengan warna coklat kehitaman yang mana kadar air didalamnya masih cukup tinggi.
Meskipun teksturnya agak lunak, namun tingkat kepadatan Sub-bituminous lebih padat dibandingkan dengan jenis lignite.
- Bituminous Coal
Dari segi kualitas, mungkin Bituminous Coal ini lebih baik dibandingkan dengan kedua jenis batu bara sebelumnya.
Itu sebabnya, mengapa Bituminous Coal selalu diandalkan untuk kebutuhan industri dan pembangkit listrik tenaga uap.
Bituminous Coal mengusung warna hitam yang kandungan karbonnya mencapai 80%. Tak hanya kandungan karbon, Bituminous Coal juga tersusun dari material hodrogen, nitrogen, air, dan sulfur.
Menariknya lagi, Bituminous Coal terdiri kedalam beberapa tingkatan yang berbeda, mulai dari low volatile, medium volatile, high volatile, A, B, dan C.
- Antrasit
Berbicara soal jenis batu bara dengan kandungan karbon terbanyak, maka Antrasit ini adalah jawabannya. Alhasil, energi yang dihasilkannya pun menjadi jauh lebih banyak ketimbang jenis batu bara lainnya.
Akan tetapi, batu bara jenis Antrasit memang cukup sulit terbakar. Selain itu, keberadaan Antrasit juga masih jarang dikarenakan mahalnya biaya produksi.
Jika pun ada, tentu saja batu bara jenis Antrasit ini akan dibanderol dengan harga yang sangat mahal. Untuk tampilan fisiknya, Antrasit tampil dengan warna hitam pekat.
Batu bara Antrasit memilki kandungan karbon diatas 80%, sehingga energi yang dihasilkannya berada di atas 35 MJ/kg.
Terdapat juga kandungan bahan pengotor yang tidak terlalu banyak. Nah, karena hal inilah yang membuat asap pembakaran pada Antrasit cenderung lebih bersih.
Demikianlah ulasan singkat mengenai fungsi dan jenis-jenis batu bara, sehingga bisa kamu jadikan sebagai bahan penambah wawasan.
Choose EmoticonEmoticon