MAKALAH
PENDIDIKAN AGAMA
Dosen Pengampuh: Afdhal Ilahi ,S.Pd.,M.Pd
D
I
S
U
S
U
N
Oleh:
Desri yunita 22090010
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PENDIDIKAN TAPANULI SELATAN (IPTS)
TAHUN AJARAN 2023 / 2024
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb.
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Daftar isi Lembaran
COVER 1
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN 4
LATAR BELAKANG 4
RUMUSAN MASALAH 4
TUJUAN PENULISAN 4
BAB II PEMBAHASAN 5
KONSEP Etika,moral,dan akhlak 5
Hubungan tasawuf dengan akhlak 11
Indikator manusia berakhlak 12
Akhlak dan aktualisasinya dalam kehidupan 13
BAB III PENUTUP 15
KESIMPULAN 15
SARAN 15
DAFTAR PUSTAKA 16
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Di era global ini yang semakin berkembang dan maju perilaku seorang muslim semakin beraneka ragam. Manusia cenderung meniru pola hidup yang bergaya sertamewah sehingga lupa dengan adanya etika, moral dan akhlak yang kurang dihiraukan ataupun dijadikan pedoman dalam kehidupan. Hal ini dikarenakan manusia pada kenyataannya sekarang kurang pengetahuan akan etika, moral dan akhlaq, padahal sejarah agama menunjukan bahwa kebahagiaan yang ingin didapatkan dengan menjalankan syariah agama yang hanya dapat terlaksana dengan adanya akhlak yang baik.
Sebagai generasi penerus bangsa Indonesia,sangatlah tidak terpuji jika para generasi penerus kurang memiliki atau bahkan tidak memiliki etika,moral,dan akhlak.oleh karena itu makalah ini di susun supaya menjadi acuan dalam perbaikan etika,moral dan akhlak generasi penerus Indonesia , khususnya mahasiswa.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan etika,moral,dan akhlak?
2. Apa hubungan tasawuf dengan akhlak?
3. Apa saja indikator manusia berakhlak?
4. Apa saja akhlak dan aktualisasinya dalam kehidupan?
C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu etika,moral,dan akhlak.
2. Untuk mengetahui bagaimana hubungan tasawuf dengan akhlak.
3. Untuk mengetahui apa saja indikator manusia berakhlak.
4. Untuk mengetahui akhlak dan aktualisasinya dalam kehidupan.
Bab Ii
Pembahasan
1.konsep etika,moral,dan akhlak
a. Etika
Secara etimologis, menurut Endang Syaifuddin Anshari, etika berarti perbuatan, dan ada sangkut pautnya dengan kata-kata Khuliq (pencipta) dan Makhluq (yang diciptakan). Akan tetapi, ditemukan juga pengertian etika berasal dari kata jamak dalam bahasa Arab “Akhlaq”. Kata Mufradnya adalah khulqu, yang berarti sajiyyah perangai, mur’iiah : budi, thab’in : tabiat, dan adab: adab (kesopanan).
Etika pada umumnya diidentik dengan moral (moralitas). Meskipun sama terkait dengan baik-buruk tindakan manusia, etika dan moral memiliki perbedaan pengertian. Secara singkat, jika moral lebih cenderung pada pengertian “nilai baik dan buruk dari setiap perbuatan manusia, etika mempelajari tentang baik dan buruk”. etika berfungsi sebagai teori dan perbuatan baik dan buruk (ethics atau „ilm al-akhlaq) dan moral (akhlaq) adalah praktiknya. Sering pula yang dimaksud dengan etika adalah semua perbuatan yang lahir atas dorongan jiwa berupa perbuatan baik maupun buruk.
Etika adalah salah satu cabang filsafat yang mempelajari tentang tingkah laku manusia, perkataan etika berasal dari bahasa Yunani yaitu Ethos yang berarti adat kebiasaan. Etika adalah sebuah prilaku seseorang atau kelompok orang yang tersusun dari suatu sistem nilai atau norma yang diambil dari gejala-gejala alamiyah sekelompok masyarakat tersebut.
Istilah etika diartikan sebagai suatu perbuatan standar (standard of conduct ) yang memimpin individu, etika adalah suatu studi mengenai perbuatan yang sah dan benar dan moral yang lakukan seseorang. Aristoteles mendefinisikan etika sebagai suatu kumpulan aturan yang harus dipatuhi oleh manusia. Berikut adalah beberapa hadis tentang kehidupan sehari-hari yang dapat menjadi pedoman untuk umat Islam diantaranya:
1.Hadis tentang etika dan ahlak
Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda:
إنَّ أثقَلَ ما وُضِع في ميزانِ المؤمِنِ يومَ القيامةِ خُلُقٌ حسَنٌ وإنَّ اللهَ يُبغِضُ الفاحشَ البذيءَ
Artinya: “Sesungguhnya perkara yang lebih berat di timbangan amal bagi seorang mu’min adalah akhlak yang baik. Dan Allah tidak menyukai orang yang berbicara keji dan kotor.” (HR At-Tirmidzi)
2.Hadis tentang Etika Makan dan Minum
Pertama, dilarang mencela makanan.
Jika tidak menyukainya, maka hendaklah ditinggalkan daripada dimakan tapi dicela. Dari Abu Hurairah RA:
مَا عَابَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَعاَماً قَطُّ إِنِ اشْتَهَاهُ أَكَلَهُ وَ إِنْ كَرِهَهُ تَرَكَهُ
Artinya: “Rasulullah SAW tidak pernah mencela makanan, apabila beliau berselera, (menyukai makanan yang telah dihidangkan) beliau memakannya, sedangkan kalau tidak suka (tidak berselera), maka beliau meninggalkannya.”
Kedua, selalu membaca bismillah.
إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَذْكُرِ اسْمَ اللهِ تَعَالَى، فَإِذَا نَسِيَ أَنْ يَذْكُرَ اسْمَ اللهِ فِيْ أَوَّلِهِ فَلْيَقُلْ: بِسْمِ اللهِ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ
Artinya: “Apabila salah seorang di antara kalian hendak makan, maka ucapkanlah: ‘Bismillaah’, dan jika ia lupa untuk mengucapkan bismillaah di awal makan, maka hendaklah ia mengucapkan: ‘Bismillaah awwaalahu wa aakhirahu’ (dengan menyebut Nama Allah di awal dan akhirnya).” (HR Abu Dawud)
Ketiga, makan dari pinggir piring.
الْبَرَكَةُ تَنْزِلُ وَسَطَ الطَّعَامِ فَكُلُوْا مِنْ حَافَتَيْهِ وَلاَ تَأْكُلُوْا مِنْ وَسَطِهِ
Artinya: “Keberkahan itu turun di tengah-tengah makanan, maka makanlah dari pinggir-piring dan janganlah memulai dari bagian tengahnya.” (HR Muslim, Abu Dawud dan Ibnu Majah)
3.Hadis Tentang Etika Bertamu
مَنْ دُعِىَ فَلْيُجِبْ
Artinya: “Barangsiapa yang diundang maka datangilah!” (HR Abu Dawud dan Ahmad)
وَمَنْ تَرَكَ الدَّعْـوَةَ فَقَدْ عَصَى اللهَ وَرَسُوْلَهُ
Artinya: “Barang siapa yang tidak memenuhi undangan maka ia telah bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya.” (HR Bukhari)
4. Hadis tentang Etika Buang Hajat
Pertama, buang hajat di tempat yang tertutup sebagai bentuk rasa malu yang harus dimiliki oleh seorang muslim. Dari Jabir bin ‘Abdillah RA beliau berkata:
خَرَجْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فِى سَفَرٍ وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- لاَ يَأْتِى الْبَرَازَ حَتَّى يَتَغَيَّبَ فَلاَ يُرَى.
Artinya: “Kami pernah keluar bersama Rasulullah SAW ketika safar, beliau tidak menunaikan hajatnya di daerah terbuka, namun beliau pergi ke tempat yang jauh sampai tidak nampak dan tidak terlihat.”
Kedua, membaca doa sebelum masuk ke dalam tempat buang hajat untuk mendapatkan perlindungan dari gangguan jin yang tidak terlihat. Dari Anas bin Malik, beliau mengatakan:
كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا دَخَلَ الْخَلاَءَ قَالَ « اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ
Artiya: “Rasulullah SAW ketika memasuki jamban, beliau ucapkan: Allahumma inni a’udzu bika minal khubutsi wal khobaits (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari setan laki-laki dan setan perempuan).”
5. Hadis tentang Etika Tidur
Pertama, tidak tidur sebelum melakukan sholat Isya. Dari Abu Barzah RA:
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَكْرَهُ النَّوْمَ قَبْلَ (صَلاَةِ) الْعِشَاءِ وَالْحَدِيْثَ بَعْدَهَا
Artinya: “Bahwasanya Rasulullah SAW membenci tidur malam sebelum (shalat Isya’) dan berbincang-bincang (yang tidak bermanfaat) setelahnya.” (HR Bukhari dan Muslim)
Kedua, berwudhu sebelum tidur.
إِذَا أَتَيْتَ مَضْجَعَكَ فَتَوَضَّأْ وُضُوْءَكَ لِلصَّلاَةِ
Artinya: “Apabila engkau hendak mendatangi pembaringan (tidur), maka hendaklah berwudhu’ terlebih dahulu sebagaimana wudhu’mu untuk melakukan shalat.” (HR Bukhari dan Muslim)
Ketiga, membaca doa sebelum tidur. Dari ‘Aisyah RA, beliau berkata:
كَانَ إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ كُلَّ لَيْلَةٍ جَمَعَ كَفَّيْهِ ثُمَّ نَفَثَ فِيهِمَا فَقَرَأَ فِيهِمَا ( قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ) وَ ( قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ ) وَ ( قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ ) ثُمَّ يَمْسَحُ بِهِمَا مَا اسْتَطَاعَ مِنْ جَسَدِهِ يَبْدَأُ بِهِمَا عَلَى رَأْسِهِ وَوَجْهِهِ وَمَا أَقْبَلَ مِنْ جَسَدِهِ يَفْعَلُ ذَلِكَ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ
Artinya: “Nabi SAW ketika berada di tempat tidur di setiap malam, beliau mengumpulkan kedua telapak tangannya lalu kedua telapak tangan tersebut ditiup dan dibacakan ’Qul huwallahu ahad’ (surat Al Ikhlash), ’Qul a’udzu birobbil falaq’ (surat Al Falaq) dan ’Qul a’udzu birobbin naas’ (surat An Naas).
Kemudian beliau mengusapkan kedua telapak tangan tadi pada anggota tubuh yang mampu dijangkau dimulai dari kepala, wajah, dan tubuh bagian depan. Beliau melakukan yang demikian sebanyak tiga kali.” (HR Bukhari)
b.Moral
Secara etimologi moral berasal dari bahasa Belanda moural, yang berarti kesusilaan, budi pekerti. Sedangkan menurut W. J. S. Poerwadarminto moral berarti ajaran tentang baik buruk perbuatan dan kelakuan Dalam Islam moral dikenal dengan istilah akhlak. Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin menerangkan tentang definisi akhlak. Akhlak adalah perilaku jiwa, yang dapatdengan mudah melahirkan perbuatan-perbuatan, tanpa memerlukan pemikirandan pertimbangan.
Apabila perilaku tersebut mengeluarkan beberapa perbuatan baik dan terpuji, baik menurut akala maupun tuntunan agama, perilaku tersebut dinamakan akhlak yang baik. Apabila perbuatan yangdikeluarkan itu jelek, maka perilaku tersebut dinamakan akhlak yang jelek.Lebih lanjut Al-Ghazali menguraikan: Induk atau prinsip dari budi pekertiitu ada empat: (1) kebijaksanaan (al-hikmah), (2) keberanian, (3) menjaga diri,dan (4) keadilan. Maksud kebijaksanaan adalah perilaku jiwa yang dapat menemukan kebenaran dari yang salah dalam semua perbuatan yangdikerjakan.
Ukuran perseorangan bagi baik dan buruk, bagus dan jelek berbeda menurut perbedaan presepsi seseorang, perbedaan masa, perubahankeadaan dan tempat. Namun demikian, dalam setiap masyarakat dan dalamsuatu masa ada ukuran umum, artinya ukuran yang diakui oleh seluruh atausebagian terbesar dari anggota-anggotanya. Namun Bagi umat islam pendasaran baik dan buruk bagi perbuatan adalah kepada kitab pedomannya, yauitu Al-Qur'an sunnah.apa yang dinyatakan baik,maka itulah ukuran kebaikan bagi manusia, demikian pula yang jelek.
Dalam salah satu hadisnya, Nabi Muhammad Saw. bersabda: “Sesungguhnya aku diutus hanyalah untuk memperbaiki akhlak” (HR. Ahmad). Hadis ini menggambarkan bahwa di antara tugas utama Nabi adalah untuk memperbaiki moral atau akhlak manusia yang pada waktu itu sangat jauh melenceng dari nilai-nilai kebenaran.
c.Akhlak
Akhlak berasal dari bahasa Arab dari kata khuluk yang berarti tingkah laku, tabiat atau peragai. Secara istilah, akhlak yaitu sifat yang dimiliki seseorang, telah melakat dan biasanya akan tercermin dari perilaku orang tersebut.
Kata akhlak telah disebutkan dalam (QS.Shad:46) berikut ini.
إِنَّا أَخْلَصْنَاهُمْ بِخَالِصَةٍ ذِكْرَى الدَّارِ
Artinya:"Sesungguhnya Kami telah mensucikan mereka dengan (menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang tinggi yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat." (QS Shad : 46).
Imam Al Ghazali menjelaskan bahwa akhlak adalah salah satu sifat yang tertanam di dalam jiwa manusia yang dapat menimbulkan suatu perbuatan yang mudah dilakukan tanpa adanya pertimbangan pemikiran lagi.
Macam-macam akhlak
-Akhlak Terpuji (Akhlakul Mahmudah)
Akhlak terpuji atau akhlakul mahmudah yaitu golongan akhlak yang seharusnya dimiliki oleh seorang muslim. Akhlakul mahmudah meliputi sifat sabar, juju, rendah hati, dermawan, sopan, gigih, rela berkorban, adil, bijaksa, lembut dan santun, tawakal, dan masih banyak lagi.
Seorang muslim yang memiliki akhlakul mahmudah, dalam kehidupan sehari-hari akan menjaga tutur kata dan perbuatannya. Sebagai seorang muslim, sudah menjadi sebuah keharusan untuk menjaga akhlakul mahmudah dalam kehidupan sehari-hari.
Nabi Muhammad SAW pernah mengatakan sebagai berikut:
إِنَّ مِنْ أَحِبِّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَحْسَنُكُمْ أَخْلَاقًا
Artinya:“Sesungguhnya di antara orang-orang yang paling aku cintai dan paling dekat tempat duduknya pada hari kiamat denganku yaitu orang-orang yang paling baik akhlaknya.” (HR. Tirmidzi).
-Akhlak Tercela (Akhlakul Mazmumah)
Akhlak tercela atau akhlakul mazmumah yaitu golongan akhlak atau tindakan buruk yang harus dihindari oleh setiap manusia. Akhlak mazmumah ini harus dijauhi karena dapat mendatangkan mudharat bagi diri sendiri maupun orang lain.
Rasulullah shallallahu alaihi wa bersabda,
إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيْثِ وَلاَ تَحَسَّسُوا وَلاَ تَجَسَّسُوا وَلاَ تَحَاسَدُوا وَلاَتَدَابَرُوا وَلاَتَبَاغَضُوا وَكُوْنُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانَا.
Artinya:“Jauhilah oleh kalian perbuatan buruk sangka, karena buruk sangka itu adalah ucapan yang paling dusta.
Beberapa contoh akhlakul mazmumah yaitu sifat sombong, iri, dengki, tamak, hasad, takabur, ghibah, dan lain sebagainya. Sebagai seorang muslim, sudah seharusnya kita menjauhi akhlakul mazmumah. Hal ini karena akhlak ini sangat dibenci oleh Allah SWT.
Contoh Akhlakul Mahmudah dalam Kehidupan Sehari-hari
a. Berbicara sopan dengan orang yang lebih tua.b. Selalu rendah hati dan tidak sombong.
c. Membantu orang lain yang membutuhkan pertolongan.
d. Menjaga lisan untuk selalu berkata yang baik.
e. Menjaga aib orang lain.
f. Memberikan nasihat yang baik pada orang lain, dan masih banyak lagi.
Contoh Akhlakul Mazmumah dalam Kehidupan Sehari-hari
a. Bersikap takabur, kikir, sombong, dengki.
b. Mengingkari janji yang sudah dibuat.
c. Mencuri barang atau mengambil barang yang bukan haknya.
d. Berbicara kasar atau durhaka pada orang tua.
e. Berprasangka buruk pada orang lain (suudzon), dan lain sebagainya.
d.Hubungan tasawuf dengan akhlak
Dasar dari ajaran tasawuf adalah mensucikan diri dari dosa, mencari ridho Allah, dan hidup dalam keadaan zuhud. Mereka menghiasi hati dengan cinta dan menghias diri dengan akhlak yang mulia. Ajaran tasawuf ini disandarkan dari beberapa pandangan, diantaranya adalah.
Dalam ajaran akhlak islam dan tasawuf tentu tidak ada yang bertentangan secara substansi. Akhlak islam menginginkan umat islam mendapatkan kemuliaan akhlak berdasarkan agama sedangkan tasawuf pun menuju kepada hal tersebut. Titik tekan akhlak islam berlandaskan 3 hal yang telah disebutkan di atas, sedangkan tasawuf pada kecintaan dan kebersihan jiwa. Penerapannya mungkin tasawuf memiliki hal yang berbeda, namun secara tujuan tidaklah bertentangan. Ajaran Tasawuf dan akhlak sama-sama tidak menginginkan keburukan dan kerusakan yang terjadi.
Hal ini dapat dirangkum dalam hal berikut mengenai Hubungan Akhlak dan Tasawuf :
1.Sama-sama berorientasi kepada kecintaan dan ketaatan kepada Allah SWT
2.Sama-sama berorientasi kepada kemuliaan akhlak dan kebersihan jiwa
3.Sama-sama mengarahkan kepada terciptanya kebaikan di dunia dan akhirat
Untuk memuliakan akhlak sejatinya kita juga bisa kembali melaksanakan sunnah rasul. Tasawuf tentu tidak dilarang secara praktik jika tidak ada hal yang bertentangan dengan Al-Quran, Sunnah, rukun iman, rukun islam, dan fungsi agama. Hal ini dapat diperkuat misalnya dengan cara melaksanakan Sunnah Sebelum Tidur , Adab Ziarah Kubur , Cara Makan Rasulullah , melaksanakan Cara Mandi Dalam Islam , Zikir Sebelum Tidur , melaksanakan Macam Macam Shalat Sunnah, melaksanakan Proses Pemakaman Jenazah Menurut Islam, dsb.
e.Indikarot manusia berakhlak
Indikator manusia berakhlak (husn al-khuluq) kata al-Ghazali, adalah tertanamnya iman dalam hati dan teraplikasikannya takwa dalam perilaku. Sebaliknya, manusia yang tidak berakhlak (su'al-khulug) adalah manusia yang ada nifaq (kemunafikan) di dalam hatinya. Nifak adalah sikap mendua terhadap Allah. Tidak ada kesesuaian antara hati dan perbuatan.
Akan perintah Allah dan tidak mengikuti keinginan hawa nafsu dapat menyilaukan hati. Sebaliknya, melakukan dosa dan maksiat dapat menghitamkan hati. Barang siapa melakukan dosa kemudian menghapusnya dengan kebaikan tidak akan gelap hatinya, hanya saja cahaya itu berkurang.
Di dalam Al-Qur'an banyak ditemukan ciri-ciri manusia yang beriman dan memiliki akhlak mulia,diantaranya:
بَلٰى مَنْ اَسْلَمَ وَجْهَهٗ لِلّٰهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَلَهٗٓ اَجْرُهٗ عِنْدَ رَبِّهٖۖ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَ ࣖ
Artinya:“(tidak demikian) bahkan barang siapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan,maka baginya pahala pada sisi tuhannya dan tidak ada khawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
Dengan mengutip beberapa ayat dan hadis, selanjutnya al-Ghazali mengemukakan tanda-tanda manusia beriman:
1.Manusia beriman adalah manusia yang khusyu' dalam salatnya.
2.Berpaling dari hal-hal yang tidak berguna (tidak ada faidahnya).
3.Selalu kembali kepada Allah.
4.Mengabdi hanya kepada Allah.
5.Selalu memuji dan mengagungkan Allah.
6.Bergetar hatinya jika nama Allah disebut.
7.Tidak menyakiti orang lain baik dengan sikap maupun perbuatannya.
8.Tidak banyak bicara dan bersikap tenang dalam menghadapi segala persoalan,dan lain-lain.
Ahli tasawuf mengemukakan bahwa indikator manusia berakhlak, antara lain adalah memiliki budaya malu dalam interaksi dengan sesamanya, tidak menyakiti orang lain, banyak kebaikannya, benar dan jujur dalam ucapannya, tidak banyak bicara tapi banyak berbuat, penyabar, tenang hatinya selalu bersama Allah, bijaksana, hati-hati dalam bertindak, disenangi teman dan lawan, tidak pendendam, tidak suka mengadu domba, sedikit makan dan tidur, tidak pelit dan hasad, cinta karena Allah dan benci karena Allah.
Kalau akhlak dipahami sebagai pandangan hidup, manusia berakhlak adalah manusia yang menjaga keseimbangan antara hak dan kewajibannya dalam hubungannya dengan Allah, sesama makhluk dan alam semesta.
f.Akhlak dan aktualisasinya dalam kehidupan
Aktualisasi akhlak adalah bentuk hak dan kewajiban serta bagaimana seseorang dapat menerapkan iman yang dimilikinya dengan mengaplikasikan seluruh ajaran Islam dalam setiap tingkah laku sehari-hari mereka.
Ada beberapa jenis bentuk aktualisasi akhlak dalam kehidupan sehari hari. Diantaranya bentuk aktualisasi akhlak kepada Allah SWT., bentuk aktualisasi akhlak kepada Rasulullah, bentuk aktualisasi akhlak kepada diri sendiri, bentuk aktualisasi akhlak kepada keluarga, bentuk aktualisasi akhlak kepada sesama manusia dan bentuk aktualisasi akhlak kepada sesama makhluk hidup.
Aktualisasi akhlak kepada Allah SWT. adalah yang paling utama dan merupakan kewajiban bagi seluruh umat muslim. Bentuk aktualisasi akhlak kepada Allah SWT. dapat dilihat dari sikap, pengetahuan, perilau, serta gaya hidup seseorang yang dilakukan secara penuh kesadaran tauhid kepada Allah SWT. Ada beberapa contoh bentuk perilaku sebagai wujud dari aktualisasi akhlak kepada Allah SWT. diantaranya adalah dengan mentauhidkan Allah, tidak syirik dan beriman serta hanya menyembah Allah yang Maha Esa. Selain itu, bentuk lain dari aktualisasi akhlak juga dengan beribadah, beramal, berdzikir dan senantiasa memohon ampun kepada Allah karena kita adalah manusia yang selalu melakukan kesalahan. Secara singkat, bentuk dari aktualisasi akhlak kepada Allah SWT. adalah dengan ketaqwaan, ketaata, beramal, dan melakukan ibadah dengan ikhlas.
Aktualisasi akhlak kepada Rasulullah juga merupakan kewajiban bagi umat muslim. Bentuk aktualisasi akhlak dapat berupa dengan mengikuti dan menjalankan sunah Rasul, seperti rutin menjalankan shalat sunah seperti shalat Dhuha dan shalat rawatib, berdzikir pagi dan sore, membaca Al-Qur'an, dan bersedakah. Selain itu, bentuk dari kewajiban umat islam kepada Rasul lainnya adalah dengan senantiasa bersholawat kepada Rasulullah, karrena bersholawat adalah kewajiban yang ditetapkan oleh Allah agar bisa mendapat syafaatnya baik di dunia maupun di akhirat.
Aktualisasi akhlak kepada diri sendiri juga menjadi kewajiban yang harus tiap individu jalani baik secara jasmani dan rohani. Akhlak terhadap diri sendiri ini juga sebagai bentuk untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan agar derajat kita dinaikkan di mata Allah SWT. Bentuk-bentuk dari aktualisasi akhlak terhadap diri sendiri dapat berupa dengan selalu rendah hati, selalu bersabar, sentiasa bersyukur atas nikmat yang telah Allah berikan dan memelihara kesucian dan kehormatan diri dengan menghindari zina. Dengan melakukan hal-hal yang menjadi bentuk aktualisasi akhlak ini, pribadi dalam diri akan jauh lebih baik dan terhindar dari pengaruh negatif.
Selain itu terdapat bentuk aktualisasi akhlak terhadap sesama manusia dan makhluk hidup yang merupakan hak dan kewajiban bagi seluruh manusia. Secara garis besar, manusia harus berakhlak mulia serta berperilaku baik kepada seluruh makhluk baik makhluk bernyawa maupun tidak bernyawa. Kepada sesama manusia, kita harus menjalin persaudaraan dan hubungan yang baik karena manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain.
Aktualisasi akhlak kepada orang tua diantaranya Berbuat baik kepada kedua orang tua lebih dikenal dengan istilah Birrul Walidain artinya menunaikan hak orang tua dan kewajiban terhadap mereka berdua. Tetap mentaati keduanya , melakukan hal-hal yang membuat mereka senang dan menjauhi berbuat buruk terhadap mereka.
Aktualisasi akhlak kepada keluarga yang selalu menjadi tempat pertama dalam perkembangan sekaligus kehidupan manusia sehingga menjadi faktor paling utama dalam pembentukan akhlak seseorang. Lalu ada adat istiadat, kebiasaan, insting atau naluri dari dalam diri, pendidikan, lingkungan hidup, dan media informasi. Jadi, secara menyeluruh, terebentuknya suatu akhlak adalah dengan adanya peran andil dari seluruh pihak.
Sebagai manusia yang terus bertumbuh, manusia harus memiliki pedoman dan keteladanan dalam menjalankan kehidupan di dunia yang fana ini. Dengan merujuk kepada akhlak Rasulullah SAW yang ditunjuk oleh Allah SWT. sebagai panutan umat muslim, manusia akan menjadi pribadi yang baik dan memiliki akhlak yang mulia dan akan mendapatkan kemudahan dalam menjalani kehidupan dunia yang penuh persaingan dan tantangan.
Dengan memiliki akhlak yang baik, manusia akan mendapatkan pahala, memperkuat iman serta dicintai oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW. Juga dengan berakhlak yang baik, manusia akan memiliki benteng pertahanan untuk menghindari hal-hal buruk yang datang dan hidup dengan tentram dan sejahtera. Namun, dalam aktualisasi akhlak terdapat beberapa kegagalan terhadap individu karena tenaga pendidik yang kurang maksimal dalam mengimplementasikannya serta lingkungan keluarga yang kurang harmonis juga mempengaruhi gagalnya aktualisasi akhlak individu. Dalam membentuk aktualisasi akhlak terdapat juga penghambat untuk mencapai akhlak yang baik, seperti perkembangan yang semakin modern dan jauh dari syariat agama, terlena pada kenikmatan dunia sehingga lupa bersyukur dan bahkan lingkungan pertemanan yang tidak baik karena sering melakukan maksiat juga menjadi salah satu faktor penghambat dalam membangun akhlak yang baik sesuai ajaran agama islam.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
akhlak dengan etika, dan moral memiliki kesamaan arti, cakupan dan tujuan. Namunpun demikian, juga memiliki perbedaan satu sama lainnya.Dalam perspektif Islam akhlak dan tasawuf sangat berkaitan erat karena sama-sama bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Serta dapat pula disimpulkan 4 hal yaitu bahwa Akhlak, etika dan moral adalah suatu disiplin ilmu yang membicarakan tentang persoalan baik dan buruk, Antara akhlak, etika danmoral, memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaannya adalah sama-sama mengkaji masalah baik dan buruk, sedangkan perbedaanya adalah terletak pada landasan yang dipakai, Dalam konteks sejarah, antara akhlak dan tasawuf memiliki tujuan dan esensi yang sama, yaitu sebagai jalan untuk mendekatkan dirikepada Allah SWT, serta Indikator orang berakhlak adalah beriman atau tidaknyaseseorang. Salah satu karakter seseorang dikatakan beriman adalah ketika ia mampu melahirkan kedamaian dan ketenteraman bagi alam lingkungannya.
SARAN
Adapun saran yang akan saya sampaikan adalah Kita harus bisa membentengi diri kita dengan keimanan dan ketaqwaan agar modernisasi dan globalisasi tidak mempengaruhi etika, moral dan akhlak kita tetapi kita yang mengendalikan modernisasi dan globalisasi yang harus kita peroleh dan pelajari dengan akhlak, etika, moral,dan dalil yg kita miliki.
DAFTAR PUSTAKA
https://widnaro.wordpress.com/2013/09/13/pendidikan-agama-konsep-etika-moral- dan-akhlak/.diakses pada tanggal 3 Maret 2023.
https://www.studocu.com/id/document/universitas-islam-45- bekasi/akuntansi/konsep-etika-moral-dan-akhlaq/21521635 , diakses pada tanggal 3 Maret 2023.
https://www.orami.co.id/magazine/hadis-tentang-etika, diakses pada tanggal 3 Maret 2023.
https://kumparan.com/berita-update/hadist-tentang-akhlak-beserta-penjelasan- lengkapnya-1usc0nfQtp0, diakses pada tanggal 3 Maret 2023.
https://dalamislam.com/akhlaq/hubungan-akhlak-dan-tasawuf diakses pada tanggal 3 Maret 2023.
https://www.kompasiana.com/2031719015/5ebe1bb9097f365858486892/indikator-manusia-berakhlak, diakses pada tanggal 3 Maret 2023.
Buku Pendidikan agama Islam untuk perguruan tinggi/Wahyudin,Achmad,M.Ilyas,M.syaifulloh,Z.Muhibbin.
Pertanyaan:
1.nurhayu muhni
Ahli tasawuf mengemukakan bahwa indikator manusia berakhlak,antara lain adalah memiliki budaya malu dalam interaksi dengan sesamanya, apa yang dimaksud dengan memiliki budaya malu itu ?
Jawab:Buadaya malu itu seperti malu bebrbuat dosa, dan menjauhkan diri dari hal hal yang buruk,karna kita sebagai manusia malu apabila kita memiliki sifat buruk baik itu iri ,sombong, dengki ,dll.dan ada juga seperti menyesali perbuatannya/taubat.
2.jesika Damayanti
Sedangkan tasawuf pada kecintaan dan kebersihan jiwa,apa yg dimaksud dengan kebersihan jiwa tersebut?
Jawab:Kebersihan jiwa dilakukan dengan berzikir, istighfar, sholawat,dan lain-lain nya.karan jika kita muslim memiliki jiwa yang bersih maka akan mendapatkan kebahagiaan dan kesuksesan dunia dan di akhirat.
3.Tasya Amelia
Apakah gibah itu merupakan akhlak terpuji atau akhlak tercela?
Jawab:menurut saya gibah itu tidak merupakan akhlak terpuji maupun tercela,karna didalam gibah ada juga baik dan buruk.akan tetapi yang namanya gibah itu lebih baik tidak usah di lakukan.
Choose EmoticonEmoticon