MAKALAH
ASAS HUKUM ISLAM DAN
PRINSIP PENERAPAN HUKUM ISLAM
Disusun oleh :
Fitri Annur Rambe
Dosen Pengampu : AFDAL ILAHI M.PD
INSTITUT PENDIDIKAN TAPANULI SELATAN (IPTS)
FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DAN BAHASA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
T.A. 2023/2024
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah,yang masih memberikan kita rahmat dan karunia yang tak terhingga,sehingga kita masih bisa melakukan aktivitas kita secara normal sebagai mana mestinya. Selanjutnya shalawat beriring salam kita sanjung tinggikan kepada ruh Nabi besar Muhammad SAW, yang merupakan Uswatun Hasanah bagi seluruh alam,sebagai suri tauladan yang baik dan yang kita nantikan syafaatnya di yaumil akhir kelak. Syukur alhamdulillah kami ucapkan kepada Allah SWT,atas karunianya lah sehingga kita masih dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah“HUKUM ISLAM” ini dengan tepat pada waktunya. Didalam penulisan maupun isi dalam makalah,tentunya masih jauh dari kata sempurna dan masih terdapat banyak kesalahan serta kekurangan , untuk itu kami harapkan berupa kritik dan saran pembaca untuk makalah ini agar lebih baik lagi kedepannya. Terimakasih
Padangsidimpuan,29 februari 2023
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang 1
Rumusan Masalah 1
Tujuan 1
BAB II PEMBAHASAN
Pegertian Asas Hukum Islam 2
Macam-Macam Asas Hukum Islam 2
Penerapan Asas Hukum Islam 5
BAB III PENUTUP
Kesimpulan 9
Saran 10
DAFTAR PUSTAKA 11
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Asas atau prinsip hukum merupakan sesuatu yang sangat penting sebab adanya asas dipergunakan untuk tumpuan berfikir dalam pelaksanaan dan penegakan hukum. Dalam pandangan Islam, Al-Qur‟an adalah sumber utama dan sempurna yang mencakup seluruh aspek kehidupan (universal). Secara substantif, Islam memiliki nilai-nilai yang sama dengan asas-asas dalam bernegara dan berhukum. Adanya “kalimatun sawa” atau kesamaan pandangan menjadikan nilai-nilai dalam Islam dapat berlaku dan diterima.
Hukum islam bagi anda mungkin dianggap sama dengan agama islam. Ketika anda akan mempelajarai suatu tema atau bahkan ketika anda dihadapkan pada berbagai permasalahan dibidang hukum, hal pertama yang harus anda ketahui adalah defenisi atau pengertian dari istilah tersebut. Oleh karena itu penulis akan menyampaikan defenisi dari islam dan hukum serta defenisi dan pengertia hukum islam. Apabila dan hukum dirangkai menjadi frasa hukum islam, itu akan berarti seperangkat kaidah atau norma yang bersumber dari ajaran islam sebagaimana tertuang dalam Al-Qur’an dan sunnah serta diterapkan secara nyata oleh pemeluknya dan pelanggarannya di ancam dengan sanksi, baik dunia maupun akhirat.
Sumber hukum bisa dari hukum yang hidup dalam masyarakat seperti hukum adat, peraturan perundang-undangan seperti hukum barat, konsepsi hukum islam yaitu dasar dan kerangkanya ditetapkan oleh Allah, yang mengtur hubungan manusia dengan tuhannyya, manusia dengan dirinya, manusia dengan mahluk lain edan manusia dengan lingkungannya. Hukum salah satu subtansi ajaran agama islam yang di yakini kebenaran dan kesempurnaannya yang bersumber dari Allah SWT melalui nabi Muhammad SAW sebagai utusannya, hukum tersebut hidup dalam masyarakat islam, sehingga menjadi pedoman ummat dalam berbagai bidang.
RUMUSAN MASALAH
Apa pegertian asas hukum islam
Apa macam macam asas hukum islam
Bagamana penerapan asas hukum islam
TUJUAN PENULISAN
Mengetahui pengertian asas hukum islam
Megetahui macam-macam asas hukum islam
Memahami prinsip penerapan hukum islam
BAB II
PEMBAHASAN
PEGERTIAN ASAS HUKUM ISLAM
Secara etimologi, kata asas berasal dari bahasa Arab, asasun yang berarti “dasar, basis, dan pondasi”. Secara terminologis asas adalah dasar atau sesuatu yang menjadi tumpuan berpikir atau berpendapat. Istilah lain yang memiliki arti sama dengan kata asas adalah prinsip yaitu dasar atau kebenaran yang menjadi pokok dasar berpikir, bertindak dan sebagainya (Yulianti, 2008). Apabila dihubungkan dengan sistem berpikir, yang dimaksud dengan asas adalah landasan berpikir yang sangat mendasar. Asas diperoleh melalui konstruksi yuridis yaitu dengan menganalisa data yang sifatnya nyata untuk kemudian mengambil sifat-sifatnya yang umum atau abstrak.
Apabila asas dihubungkan dengan hukum, maka yang dimaksud dengan asas adalah kebenaran yang dipergunakan sebagai tumpuan berpikir dan alasan pendapat, terutama dalam penegakan dan pelaksanaan hukum. Asas berfungsi sebagai rujukan untuk mengembalikan segala masalah yang berkenaan dengan hukum ( Ali, 2013). Asas hukum tidak akan habis kekuatannya dengan melahirkan suatu peraturan hukum, melainkan akan tetap saja ada dan akan melahirkan peraturan selanjutnya.
Asas hukum Islam merupakan dasar atau pondasi bagi kebenaran yang dipergunakan sebagai tumpuan berpikir, terutama dalam penegakan dan pelaksanaan hukum Islam dalam kehidupan seharihari. Asas hukum Islam merupakan landasan di atas mana dibangun tertib hukum.
MACAM-MACAM HUKUM ASAS ISLAM
Asas hukum Islam cukup banyak, ada yang umum ada pula yang bersifat khusus. Asas yang bersifat umum terdapat dalam semua bidang hukum Islam, ada pula yang spesifik terdapat dalam bidang-bidang hukum Islam tertentu. Asas hukum Islam berasal dari al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad Saw. yang selanjutnya dikembangkan oleh para ahli hukum Islam ( Ali, 2007).
Asas- asas hukum Islam yang bersifat umum terdapat dalam semua bidang hukum Islam ada tiga macam, yaitu:
Asas Keadilan
Asas keadilan merupakan asas yang sangat penting dalam hukum Islam. Demikian pentingnya sehingga ia dapat disebut sebagai asas semua asas hukum Islam. Asas keadilan mendasari proses dan sasaran hukum Islam ( Ali, 2013). Keadilan merupakan nilai paling asasi dalam ajaran Hukum Islam. Menegakkan keadilan dan memberantas kezaliman merupakan salah satu tujuan diturunkannya wahyu. Keadilan diletakkan sederajat dengan kebajikan dan ketakwaan (Aravik, 2016). Keadilan dalam hukum Islam bukan mendasarkan semata-mata pada prinsip- prinsip yang dikembangkan oleh manusi. Nilai- nilai keadilan bersumber dari prinsip- prinsip yang sangat kuat dan hakiki yaitu berasal dari Allah Swt. Keadilan dalam hukum Islam bersumber pada Allah Swt. karena itu adalah sifat-Nya, dan dilakukan kepada sesama manusia
Keadilan dalam Islam meliputi lima hal;
keadilan Allah Swt, yang bersifat mutlak sebagaimana disebutkan dalam Q.S. Ali Imran ayat (18).
keadilan fi rman-Nya atas ayat-ayat-Nya seperti disebutkan dalam Q.S. al-
Maidah [5] ayat (25).
keadilan syari’at-Nya yang dijelaskan oleh Rasulullah Saw. Seperti
disebutkan dalam Q.S. Al-An’am [6] ayat (161).
keadilan pada alam ciptaan-Nya seperti disebutkan dalam Q.S. al-Tin [95]
ayat (4), al-Ra’d [13] ayat (2).
keadilan yang ditetapkan untuk manusia dalam kehidupan bermasyarakat.
Al-Qur’an menyerukan agar orang-orang yang beriman dapat menegakkan keadilan semata-mata karena Allah Swt.
Asas Kepastian Hukum
Asas kepastian hukum merupakan asas yang menyatakan bahwa tidak ada satu perbuatan yang dapat dihukum kecuali atas kekuatan ketentuan peraturan yang ada dan berlaku pada perbuatan itu. Asas ini berdasarakan Q.S al-maidah ayat 95 Kepastian hukum hanya dapat dijelaskan secara normatif, bukan sosiologi. Secara normatif kepastian adalah ketika suatu peraturan dibuat dan diundangkan secara pasti karena mengatur secara jelas dan logis. Asas kepastian hukum sangat dekat dengan asas legalitas. Artinya, untuk menertibkan sesuatu, harus jelas aturannya dan diketahui oleh masyarakat.
Asas kemanfaatan
Asas kemanfaatan merupakan asas yang mengiringi asas keadilan dan kepastian hukum. Asas kemanfaatan maksudnya adalah dalam melaksanakan atau menegakkan hukum, sebuah peraturan harus memiliki manfaat bagi seluruh masyarakat. Misalnya, terdapat kasus pembunuhan. Hukum Islam mengajarkan bahwa perbuatan pembunuhan seharusnya dihukum mati. Pelaksanaan aturan tersebut memang memenuhi asas kepastian hukum. Kemudian, yang harus dilakukan oleh para penegak hukum adalah memastikan apakah hukuman tersebut akan memberikan manfaat bagi pelaku, korban, keluarga korban, dan masyarakat pada umumnya. Jika iya, sudah seharusnya hukuman itu diterapkan. Akan tetapi, jika malah merugikan salah satu pihak, aturan tersebut dapat di sampingi dengan membayar denda kepada keluarga korban.
PENERAPAN ASAS HUKUM ISLAM
1. Asas dalam Bidang Hukum Pidana
a. Asas legalitas
Asas legalitas merupakan asas yang menyatakan bahwa tidak ada pelanggaran dan tidak ada pidana sebelum ada undang-undang yang mengaturnya. namun secara subtansial hukum Islam menganut asas legalitas. Kaidah- kaidah pokok yang berhubungan dengan asas tersebut adalah: “Tidak ada hukum bagi perbuatan orang yang berakal sehat sebelum ada nas atau ketentuan.
b. Asas larangan memindahkan kesalahan pada orang lain
Asas ini terdapat di dalam berbagai surat dan ayat al-Qur’an seperti Q.S. al-An’am [6] ayat (164), Faathir [35] ayat (18), al-Zumar [39] ayat (7), al-Najm [53] ayat (38), al-Muddatstsir [74] ayat (38). Asas ini berpedoman pada aturan hukum Islam bahwa hukuman dapat dijatuhkan hanya kepada orang yang melakukan tindak pidana dan orang lain ataupun kerabatnya tidak dapat menggantikan pidana pelaku tindak pidana.
c. Asas praduga tak bersalah
Al-Qur’an telah memberikan isyarat atau dasar hukum terhadap asas praduga tak bersalah, seperti tercantum dalam surat al-Isra’ [17] ayat (15). Ayat ini diawali dengan dorongan untuk berbuat baik, karena perbuatan baik hanya untuk keselamatan dirinya dan begitu pula sebaliknya perbuatan sesat untuk kerugian dirinya; lalu kesalahan seseorang tidak bisa dipikulkan kepada orang lain; kemudian di akhir ayat dijelaskan bahwa Allah Swt. tidak akan mengazab manusia sebelum mengutus rasul-Nya
2. Asas dalam Bidang Hukum Perdata
Asas kebolehan atau mubah
Asas ini menunjukkan kebolehan melakukan semua hubungan perdata (sebagian dari hubungan muamalah) sepanjang hubungan itu tidak dilarang oleh al-Qur’an dan Hadits/ Sunnah. Segala bentuk hubungan perdata adalah boleh dilakukan, kecuali kalau telah ditentukan lain dalam al-Qur’an dan hadits/ sunnah.
Asas kemashlahatan hidup
Kemashlahatan hidup merupakan sesuatu yang mendatangkan kebaikan, berguna, berfaedah bagi kehidupan. Asas kemaslahatan hidup mengandung makna bahwa hubungan perdata apa pun juga dapat dilakukan asal hubungan itu mendatangkan kebaikan, berguna serta berfaedah bagi kehidupan manusia peribadi dan masyarakat, kendatipun tidak ada ketentuannya dalam al-Qur’an dan hadits/ sunnah.
Asas kebebasan dan kesukarelaan
Asas kebebasan dan kesukarelaan mengandung makna bahwa setiap hubungan perdata harus dilakukan secara bebas dan sukarela. Asas ini juga mengandung arti bahwa selama teks al-Qur’an dan hadits/Sunnah tidak mengatur suatu hubungan perdata, selama itu pula para pihak bebas mengaturnya atas dasar kesukarelaan masing-masing. Asas ini bersumber dari al-Qur’an surat al-Nisa [4] ayat (29) ( Ali, 2013).
Asas menolak mudharat mengambil manfaat
Asas menolak mudharat, mengambil manfaat mengandung makna bahwa harus dihindari segala bentuk hubungan perdata yang mendatangkan kerugian (mudharat) dan mengembangkan (hubungan perdata) yang bermanfaat bagi diri sendiri dan masyarakat.
Asas kebajikan
Asas kebajikan mengandung arti bahwa setiap hubungan perdata seyogyanya mendatangkan kebajikan (kebaikan) kepada kedua belah pihak dan pihak ketiga dalam masyarakat. Kebajikan yang akan diperoleh seseorang haruslah didasarkan pada kesadaran pengembangan kebaikan dalam rangka kekeluargaan.
Asas kekeluargaan
Asas kekeluargaan atau disebut juga asas kebersamaan yang sederajat maknanya adalah asas hubungan perdata yang disandarkan kepada hormat menghormati, kasih mengasihi serta tolang-menolong dalam mencapai tujuan bersama. Suatu hubungan perdata antara para pihak yang menganggap diri masing-masing sebagai satu keluarga, kendatipun pada hakikatnya, bukan keluarga. Asas ini dialirkan dari surat alMa’idah [5] ayat 2.
Asas adil dan berimbang
Asas keadilan mengandung makna bahwa perdata tidak boleh mengandung unsur-unsur penipuan, penindasan, pengambilan kesempatan pada waktu pihak lain sedang kesempitan. Asas ini juga mengandung arti bahwa hasil yang diperoleh harus berimbang dengan usaha dan ikhtiar yang dilakukan ( Ali, 2013).
Asas mendahulukan kewajiban dari hak
Asas mendahulukan kewajiban dari hak merupakan asas yang menitik beratkan pada kepentingan sosial. Kepentingan bersama yang harus didahulukan tanpa menyebabkan kerugian individu. Disebutkan dalam kaidah fi qh: “Bila bertentangan antara kemaslahatan sosial dan kemaslahan individu, maka diutamakan kepentingan sosial
Asas larangan merugikan diri sendiri dan orang lain
Asas larangan merugikan diri sendiri dan orang lain mengandung arti bahwa para pihak yang mengadakan hubungan perdata tidak boleh merugikan diri sendiri dan orang lain dalam hubungan perdatanya. Merusak harta, kendatipun tidak merugikan diri sendiri, tetapi merugikan orang lain, tidak dibenarkan dalam hukum Islam.
Asas kemampuan berbuat
Asas kemampuan berbuat mendorong terwujudnya suatu masyarakat yang berlandaskan kejujuran, moralitas, kedermawanan, keadilan, dan kesetaraan.
Asas kebebasan berusaha
Asas kebebasan berusaha mengandung makna bahwa pada prinsipnya setiap orang bebas berusaha untuk menghasilkan sesuatu yang baik bagi dirinya dan keluarganya.
Asas mendapatkan hak karena usaha dan jasa
Asas mendapatkan hak karena usaha dan jasa mengandung makna bahwa seseorang akan mendapatkan hak, misalnya, berdasarkan usaha dan jasa, baik yang dilakukannya sendiri maupun yang diusahakannya bersama-sama orang lain. Usaha dan jasa haruslah usaha dan jasa yang mengandung kebajikan, bukan usaha dan jasa yang mengandung unsur kejahatan, keji dan kotor.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Asas hukum Islam merupakan dasar atau pondasi bagi kebenaran yang dipergunakan sebagai tumpuan berpikir, terutama dalam penegakan dan pelaksanaan hukum Islam dalam kehidupan seharihari. Asas hukum Islam merupakan landasan di atas mana dibangun tertib hukum.
Asas asas dalam hukum islam juga di bagi menjadi dua , yaitu asas asas yang berlaku khusus dan asas asas yang berlaku umum.
Penerapan asas asas hukum islam ada dua yaitu;
Asas dalam hukum pidana
Asas legalitas
Asas larangan memindahkan kesalahan pada orang lain
Asas praduga tak bersalah
Asas dalam hukum perdata
Asas kebolehan atau mubah
Asas kemaslahatan hidup
Asas kebebasan dan kesukarelaan
Asas menolak mudharat mengambil manfaat
Asas kebajikan
Asas kekeluargaan
Asas adil dan berimbang
Asas mendahulukan kewajiban dan hak
Asas larangan merugikan diri dan orang lain
Asas kemampuan berbuat
Asas kebebasan berusaha
Asas mendapatkan hak karena usaha dan jasa
SARAN
Semoga dengan makalah ini pembaca ini dapat memahami tentang asas-asas hukum islam dengan baik sehingga dapat digunakan untuk pembelajaran bersama. Penulis mengharapkan pembaca dapat memberikan kritikan dan masukan yang bersifat membangun.
DAFTAR PUSTAKA
Hamzani, Achmad Irawan. 2018.” Asas Asas Hukum Islam Teori dan Implementasinya
Dalam Pengembangan Hukum Di Indonesia”. Yokyakarta; Thafa Media.
Carl Joachim Friedrich, Filsafat Hukum: Presfekltif Historis, Bandung: Nusa media,
2004.
Jaih Mubarrok, Sejarah dan Perkembangan Hukum Islam, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2003.
LAPORAN PRESENTASI
NO
PENANYA
PERTANYAAN
JAWABAN
Anni Rahayu HSB
Coba sebut Q.S Al-Maidah ayat 25
اِنِّيْ رَبِّ قَالَ
فَا وَاَخِيْ نَفْسِيْ اِلَّا اَمْلِكُ لَآ
الْفَسِقِيْنَ الْقَوْمِ بَيْنَ وَ بَيْنَنَا فْرُقْ
Artinya : Dia (Musa) berkata, “Ya Tuhanku, aku hanya menguasai diriku sendiri dan saudaraku. Sebab itu pisahkanlah antara kami dengan orang-orang yang fasik itu.”
Lanna Sari Ritonga
Seperti apa yang di maksud dengan asas hukum khusus
Asas hukum khusus adalah asas hukum yang berfungsi dalam bidang hukum yang lebih sempit,dan hanya melibatkan atau merugikan si pelaku dan korban. Contohnya hukum perdata seperti pinjam meminjam yaitu hanya melibatkan si peminjam dan yang meminjam.
Hotimah
Jika dalam islam yang membunuh di balas dengan di bunuh lantas bagaimana dengan pembunuhan yang tidak sengaja
Dalam hukum islam hukuman bagi pembunuhan tidak sengaja adalah diyat yaitu dengan membayar 100 unta namun jika tidak mampu bisa dengan berpuasa berturut turut selama 2 bulan atau jika masih tidak mampu maka bisa dengan membebaskan budak.
Namun di indonesia sendiri telah di atur dalam pasal 359 KUHP diancam dengan pidana penjara paling lama 5 tahun atau kurang dari 1 tahun
Dan lebih ringan lagi yaitu dengan memberikan denda sesuai kemampuan dan di sepakati oleh keluarga korban, untuk perdamaian dan memaafkan.
Choose EmoticonEmoticon