MAKALAH
KONSEP DAN PRINSIP BELAJAR PEMBELAJARAN DI SD
Dosen Pengampu: Afdhal Ilahi, S.Pd.I., M.Pd.
Disusun
Oleh Kelompok 1:
Alwi Sagala : 22140156
Amelia Ulfah Sabrina Rambe : 22140157
Aminah Taubariah Sagala : 22140158
Analisa Gloria : 22140159
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR II-C
FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DAN BAHASA
INSTITUT PENDIDIKAN TAPANULI SELATAN
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulilla atas segala limpahan karunia Tuhan Yang Maha Kuasa, berkat. Ridho-Nya kami mampu merampungkan makalah ini dengan tepat waktu. Penulisan makalah ini memiliki tujuan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Strategi Pembelajaran dengan judul “Konsep dan Prinsip Belajar Pembelajaran di SD.
Akhirul kalam, kami sadar bahwa makalah ini penuh dengan kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat berharap kritik dan saran konstruktif demi penyempurnaan makalah ini. Harapan kami semoga makalah ini dapat memenuhi tugas Mata Kuliah yang di berikan kepada penulis
Padangsidimpuan, Februari 2023
Penyusun,
Kelompok 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Rumusan Masalah 1
Tujuan Penulisan 1
BAB III PEMBAHASAN 2
Prinsip-Prinsip Belajar di SD 2
Pengertian prinsip belajar 2
Implikasi prinsip belajar pada siswa di SD dan guru 4
Asas–Asas Pembelajaran di SD 7
Pengertian Proses Pembelajaran 7
Tujuan dalam Proses Pembelajaran 8
Asas–asas Pembelajaran 8
BAB IV PENUTUP 11
Kesimpulan 11
Saran 11
DAFTAR PUSTAKA 12
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa belajar merupakan proses mental dan emosional atau proses berpikir dan merasakan. Seseorang di katakan belajar bila fikiran dan perasaanya aktif. Aktivitas pikiran dan perasaan itu sendiri tidak dapat di amati orang lain,akan tetapi terasa oleh yang bersangkutan (orang yang sedang belajar itu). Sedangkan pembelajaran merupakan upaya untuk mencapai tujuan atau kompetensi yang harus di kuasai siswa di SD. Proses pembelajaran perlu di sesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa di SD. Itu sebabnya proses pembelajaran di taman kanak-kanak berbeda dengan proses belajar di sekolah dasar atau denan tingkat pendidikan yang lainnya.
Dalam perencanaan pembelajaran, prinsip-prinsip belajar dapat mengungkapkan batas-batas kemungkinan dalam pembelajaran. Dalam melaksanakan pembelajaran, pengetahuan tentang teori dan prinsip-prinsip belajar dapat membantu siswa di SD dalam memilih tindakan yang tetap. Guru dapat terhindar dari tindakan-tindakan yang kelihatanya baik tetapi nyatanya tidak berhasil meningkatkan proses belajar siswa di SD. Selain itu dengan teori dan prinsip-prinsip belajar ia memiliki dan mengembangkan sikap yang diperlukan untuk menunjang peningkatan belajar siswa di SD. Sedangkan mengetahui asas-asas pembelajaran pun tak kalah pentingnya. Asas-asas pembelajaran juga dapat digunakan sebagai dasar untuk pengembangan program pembelajaran inovatif.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, dapat diketahui ruuan masalah dari makalah ini yaitu:
Bagaimana Prinsip-Prinsip Belajar di SD?
Bagaiaman Asas–Asas Pembelajaran di SD?
Tujuan
Untuk Mengetahui Prinsip-Prinsip Belajar di SD
Untuk Mengetahui Asas–Asas Pembelajaran di SD
BAB II
PEMBAHASAN
Prinsip-Prinsip Belajar di SD
Pengertian prinsip belajar
Prinsip belajar adalah konsep-konsep yang harus diterapkan didalam proses belajar mengajar . Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik apabila ia dapat menerapkan cara mengajar yang sesuai dengan prinsip-prinsip orang belajar. Dengan kata lain supaya dapat mengotrol sendiri apakah tugas-tugas mengajar yang dilakukannya telah sesuai dengan prinsip-prinsip belajar maka guru perlu memahami prinisp-prinsip belajar itu.
Banyak teori dan prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan oleh para ahli yang satu dengan yang lain memiliki persamaan dan juga perbedaan. Dari berbagai prinsip belajar tersebut terdapat beberapa prinsip yang relative berlaku umum yang dapat kita pakai sebagai dasar dalam upaya pembelajaran, baik bagi siswa di SD yang perlu meningkatkan mengajar. Prinsip-prinsip itu berkaitan dengan perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, serta perbedaan individual.
Perhatian dan motivasi
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Dari kajian teori belajar pengolahan informasi terungkap bahwa tanda adanya perhatian tak mungkin terjadi belajar (Gage dan Berline,1984 : 335). Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa di SD apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya.
Tujuan dalam belajar diperlukan untuk suatu proses yang terarah. Motivasi adalah suatu kondisi dari pelajar untuk memprakarsai kegiatan, mengatur arah kegiatan itu dan memelihara kesungguhan. Secara alami anak-anak selalu ingin tahu dan melakukan kegiatan penjajagan dalam lingkungannya. Rasa ingin tahu ini seyogianya didorong dan bukan dihambat dengan memberikan aturan yang sama untuk semua anak.
Keaktifan
Belajar tidak dapat dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak dapat dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalaminya sendiri. John Dewey mengemukakan bahwa belajar adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa di SD untuk dirinya sendiri, maka inisiatif harus datang sendiri. Guru sekedar pembimbing dan pengarah.
Menurut teori kognitif, belajar menunjukkan adanya jiwa yang sangat aktif, jiwa mengolah informasi, tidak sekedar menyimpannya saja tanpa mengadakan transformasi.Menurut teori ini anak memiliki sifat aktif, konstruktif dan mampu merencanakan sesuatu. Dalam proses balajar mengajar anak mampu mengidantifikasi, merumuskan masalah, mencari dan menemukan fakta, menganalisis, menafsirkan dan menarik kesimpulan.
Dalam setiap proses belajar siswa di SD selalu menampakkan keaktifan. Keaktifan itu dapat berupa kegiatan fisik dan kegiatan psikis. Kegiatan fisik bisa berupa membaca, mendengar, menulis, berlatih keterampilan-keterampilan, dan sebagainya. Sedangkan kegiatan psikis misalnya menggunakan khasanah pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi, membandingkan satu konsep dengan yang lain, menyimpulkan hasil percobaan dan kegiatan psikis yang lain.
Keterlibatan Langsung/Berpengalaman
Menurut Edgar Dale, dalam penggolongan pengalaman belajar yang dituangkan dalam kerucut pengalamannya, mengemukakan bahwa belajar yang paling baik adalah belajar dari pengalaman langsung. Belajar secara langsung dalam hal ini tidak sekedar mengamati secara langsung melainkan harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan bertanggung jawab terhadap hasilnya. Keterlibatan siswa di SD di dalam belajar tidak hanya keterlibatan fisik semata, tetapi juga keterlibatan emosional, keterlibatan dengan kegiatan kognitif dalam pencapaian perolehan pengetahuan, dan internalisasi nilai-nilai dalam pembentukan sikap dan nilai, dan juga pada saat mengadakan latihan-latihan dalam pembentukan keterampilan.
Perbedaan Individu
Proses pengajaran seyogianya memperhatikan perbedaan indiviadual dalam kelas sehingga dapat memberi kemudahan pencapaian tujuan belajar yang setinggi-tingginya. Pengajaran yang hanya memperhatikan satu tingkatan sasaran akan gagal memenuhi kebutuhan seluruh siswa di SD. Karena itu seorang guru perlu memperhatikan latar belakang, emosi, dorongan dan kemampuan individu dan menyesuaikan materi pelajaran dan tugas-tugas belajar kepada aspek-aspek tersebut. Siswa di SD merupakan individual yang unik, artinya tidak ada dua orang siswa di SD yang sama persis, tiap siswa di SD memiliki perbedaan satu dengan yang lainnya. Perbedaan belajar ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa di SD.
Pembelajaran klasikal yang mengabaikan perbedaan individual dapat diperbaiki dengan beberapa cara, misalnya:
Penggunaan metode atau strategi belajar-mengajar yang bervariasi;
Penggunaan metode instruksional;
Memberikan tambahan pelajaran atau pengayaan pelajaran bagi siswa di SD pandai dan memberikan bimbingan belajar bagi anak-anak yang kurang
Dalam memberikan tugas, hendaknya disesuaikan dengan minat dan kemampuan siswa di SD.
Implikasi prinsip belajar pada siswa di SD dan guru
Implikasi Prinsip-Prinsip Belajar bagi Siswa di SD
Siswa di SD sebagai ”primus motor” (motor utama) dalam kegiatan pembelajaran, dengan alasan apapun tidak dapat mengabaikan begitu saja adanya prinsip-prinsip belajar.
Perhatian dan Motivasi
Implikasi prinsip motivasi bagi siswa di SD adalah disadarinya oleh siswa di SD bahwa motivasi belajar yang ada pada diri mereka harus dibangkitkan dan mengembangkan secara terus-menerus.Untuk dapat membangkitkan dan mengembangkan motivasi belajar mereka secara terus-menerus, siswa di SD dapat melakukannya dengan menentukan/mengetahui tujuan belajar yang hendak dicapai, menanggapai secara positif pujian/dorongan dari orang lain, menentukan target/sasaran penyelesaian tugas belajar, dan perilaku sejenis lainnya.
Keaktifan
Implikasi prinsip keaktifan bagi siswa di SD berwujud perilaku-perilaku seperti mencari sumber informasi yang dibutuhkan, menganalisis hasil percobaan, ingin tahu hasil dari suatu reaksi kimia, membuat karya tulis, membuat kliping, dan perilaku sejenis lainnya. Implikasi prinsip keaktifan bagi siswa di SD lebih lanjut menuntut keterlibatan langsung siswa di SD dalam proses pembelajaran.
Keterlibatan langsung/berpengalaman
Implikasi prinsip ini dituntut pada para siswa di SD agar tidak segan-segan mengerjakan segala tugas belajar yang diberikan kepada mereka.Bentuk-bentuk perilaku yang merupakan implikasi prinsip keterlibatan langsung bagi siswa di SD, misalnya siswa di SD berdiskusi untuk membuat laporan, siswa di SD melakukan reaksi kimia, dan perilaku sejenisnya.Perilaku keterlibatan siswa di SD secara langsung dalam kegiatan belajar pembelajaran dapat diharapkan mewujudkan keaktifan siswa di SD
Implikasi Prinsip-Prinsip Belajar bagi Guru
Guru sebagai orang kedua dalam kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari adanya prinsip-prinsip belajar. Guru sebagai penyelenggara dan pengelola kegiatan pembelajaran terimplikasi oleh adanya prinsip-prinsip belajar ini.
Perhatian dan motivasi
Implikasi prinsip perhatian bagi guru tampak pada perilaku-perilaku sebagai berikut:
Guru menggunakan metode secara bervariasi
Guru menggunakan media sesuai dengan tujuan belajar dan materi yang diajarkan
Guru menggunakan gaya bahasa yang tidak monoton
Guru mengemukakan pertanyaan-pertanyaan membimbing (direction question)
Sedangkan implikasi prinsip motivasi bagi guru tampak pada perilaku-perilaku yang diantaranya adalah:
Memilih bahan ajar sesuai minat siswa di SD
Menggunakan metode dan teknik mengajar yang disukai siswa di SD
Mengoreksi sesegera mungkin pekerjaan siswa di SD dan sesegera mungkin memberitahukan hasilnya kepada siswa di SD
Memberikan pujian verbal atau non verbal terhadap siswa di SD yang memberikan respons terhadap pertanyaan yang diberikan
Memberitahukan nilai guna dari pelajaran yang sedang dipelajari siswa di SD
Keaktifan
Untuk dapat menimbulkan keaktifan belajar pada diri siswa di SD, maka guru di antaranya dapat melaksanakan perilaku-perilaku berikut:
Menggunakan multimetode dan multimedia
Memberikan tugas secara individual dan kelompok
Memberikan kesempatan pada siswa di SD melaksanakan eksperimen dalam kelompok kecil (beranggota tidak lebih dari 3 orang)
Memberikan tugas untuk membaca bahan belajar, mencatat hal-hal yang kurang jelas
Mengadakan tanya jawab dan diskusi
Keterlibatan langsung/berpengalaman
Implikasi dari adanya prinsip keterlibatan langsung/berpengalaman bagi guru adalah kemampuan guru untuk bertindak sebagai manajer/pengelola kegiatan pembelajaran yang mampu mengarahkan, membimbing dan mendorong siswa di SD ke arah tujuan pengajaran yang ditetapkan.
Tantangan
Perilaku guru yang merupakan implikasi prinsip tantangan diantaranya adalah:
Merancang dan mengelola kegiatan eksperimen yang memberikan kesempatan kepada siswa di SD untuk melakukannya secara individual atau dalam kelompok kecil (3-4 orang)
Memberikan tugas pada siswa di SD memecahkan masalah yang membutuhkan informasi dari orang lain di luar sekolah sebagai sumber informasi
Menugaskan kepada siswa di SD untuk menyimpulkan isi pelajaran yang selesai disajikan
Mengembangkan bahan pembelajaran (teks, hand out, modul, dan yang lain) yang memperhatikan kebutuhan siswa di SD untuk mendapatkan tantangan di dalamnya, sehingga tidak harus semua pesan pembelajaran disajikan secara detail tanpa memberikan kesempatan siswa di SD mencari dari sumber lain.
Membimbing siswa di SD untuk menemukan fakta, konsep, prinsip, dan generalisasi sendiri.
Asas – Asas Pembelajaran di SD
Pengertian Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran mengandung dua aktivitas yaitu belajar dan mengajar. Belajar didefinisikan sebagai perubahan dalam perbuatan melalui aktivitas, praktek dan pengalaman dan mengajar didefinisikan sebagai aktivitas mengorganisasikan atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya sehingga menciptakan kesempatan bagi siswa di SD untuk melakukan proses belajar yang efektif.
Teuku Zahara Djaafar (2001:1) menyatakan dalam konsep teknologi pendidikan dibedakan istilah pembelajaran (instruction) dan pengajaran (teaching). Pembelajaran disebut juga kegiatan instruksional (Instructional) saja yaitu usaha mengelola lingkungan dengan sengaja agar seseorang belajar berperilaku tertentu dalam kondisi tertentu.Sedangkan pengajaran adalah usaha membimbing dan mengarahkan pengalaman belajar kepada peserta didik yang biasanya berlangsung dalam situasi resmi (formal). Lebih lanjut Teuku Zahara Djaafar menyatakan menurut Cagne dan Bigg, pembelajaran adalah rangkaian peristiwa kejadian yang mempengaruhi siswa di SD sedemikian rupa sehingga proses belajarnya dapat berlangsung dengan mudah.
Belajar adalah suatu perubahan dalam kepribadian sebagaimana dimanifestasikan dalam perubahan penguasaan – penguasaan pola respon atau tingkah laku baru yang mungkin berbentuk ketrampilan, sikap, kebiasaan dan kemampuan (Witherington,1950).
Belajar itu membawa perubahan (perubahan perilaku, baik aktual maupun potensial), perunahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru, perubahan itu terjadi karena usaha (dengan sengaja). (Sumadi,1984).
Tujuan dalam Proses Pembelajaran
Tujuan proses pembelajaran bagi guru adalah mengantarkan peserta didik atau sebagai fasilitator dalam menguasai kompetensi yang dibutuhkan melalui proses belajar mengajar. Tujuan pembelajaran bagi siswa di SD adalah mampu menguasai kompetensi yang diajarkan oleh guru sehingga dapat diperoleh hasil belajar (nilai) yang memuaskan.
Asas – asas Pembelajaran
Pada bagian ini diuraikan 13 asas pembelajaran yang dapat digunakan sebagai dasar untuk pengembangan program pembelajaran inovatif. Ketiga belas asas tersebut adalah:
Lima prinsip dasar dalam pemenuhan hak anak:
non-diskriminasi;
kepentingan terbaik bagi anak (best interests of the child);;
hak untuk hidup dan berkembang (right to life, continuity of life and to develop);
hak atas perlindungan (right to protection);
penghargaan terhadap pendapat anak (respect for the opinions of children).
Belajar bukanlah konsekuensi otomatis dari penuangan informasi kedalam benak siswa di SD
Belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa di SD sendiri.
Yang bisa membuahkan hasil belajar yang langgeng hanyalah kegiatan belajar aktif.
Untuk bisa mempelajari sesuatu dengan baik, kita perlu mendengar, melihat, mengajukan pertanyaan, dan membahasnya dengan orang lain.
Aktivitas pembelajaran pada diri siswa di SD bercirikan:
yang sayadengar, sayalupa;
yang saya dengar dan lihat, saya sedikit ingat;
yang saya dengar, lihat, dan pertanyakan atau diskusikan dengan orang lain, saya mulai pahami;
yang saya dengar, lihat, bahas, dan terapkan, saya dapatkan pengetahuan dan keterampilan;
yang saya ajarkan kepada orang lain, saya kuasai.
John Holt (1967) proses belajar akan meningkat jika siswa di SD diminta untuk melakukan hal-hal:
Mengemukakan kembali informasi dengan kata-kata sendiri,
Memberikan contoh,
Mengenalinya dalam bermacam bentuk dan situasi,
Melihat kaitan antara informasi itu dengan fakta atau gagasan lain,
Menggunakannya dengan beragam cara,
Memprediksikan sejumlah konsekuensinya,
Menyebutkan lawan atau kebalikannya.
Otak tidak sekadar menerima informasi, tetapi juga mengolahnya melalui membahas informasi dengan orang lain dan juga mengajukan pertanyaan tentang hal yang dibahas.
Otak kita perlu mengaitkan antara apa yang diajarkan kepada kita dengan apa yang telah kita ketahui dan dengan cara kita berpikir.
Proses belajar harus mengakomodasi tipe-tipe belajar siswa di SD (auditori, visual, kinestetik;
BAB III
PENUTUP
Dari pembahasan di atas dapat diambil kesimpulan Prinsip-prinsip belajar itu berkaitan dengan perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, serta perbedaan individual. Prinsip-prinsip belajar yang berimplikasi bagi siswa di SD maupun guru, dalam satu kegiatan yang dilakukan siswa di SD maupun guru, kita dapat menemukan perwujudan/penampakan dari prinsip-prinsip belajar lebih dari satu. Kenyataan bahwa dalam satu kegiatan pembelajaran terdapat lebih dari satu prinsip belajar yang tampak menuntut guru untuk benar-benar menguasai dan terlebih menandai perwujudan prinsip-prinsip belajar dalam kegiatan pembelajaran.Tujuan proses pembelajaran bagi guru adalah mengantarkan peserta didik atau sebagai fasilitator dalam menguasai kompetensi yang dibutuhkan melalui proses belajar mengajar. Tujuan pembelajaran bagi siswa di SD adalah mampu menguasai kompetensi yang diajarkan oleh guru sehingga dapat diperoleh hasil belajar (nilai) yang memuaskan.Oleh karena itu kaitannya dengan hal itu, perlu diketahui juga asas – asas dalam pembelajaran itu sendiri, sehingga akan diperoleh suatu proses belajar mengajar yang berlandaskan asas – asas pembelajaran yang berlaku.
DAFTAR PUSTAKA
http://blog.unsri.ac.id/yunifitriyah/belajar-dan-pembelajaran/prinsip-prinsip-belajar-dan-asas-pembelajaran/pdf/15206/
http://ceriwisfina.blogspot.com/2009/05/prinsip-prinsip-belajar-dan-asas-asas.html
http://massofa.wordpress.com/2009/01/30/prinsip-prinsip-belajar/
http://ramlannarie.wordpress.com/2010/06/12/asas-asas-pembelajaran/
Rothwell, A.B., Learning Principles, dalam Clark L.H. Strategies and Tactics in secondary School Teaching: A Book of Readings, Toronto: the Mac Millan, Co., 1968
Choose EmoticonEmoticon