MAKALAH
PENGERTIAN
ADMINISTRASI PENDIDIKAN DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0
Disusun
untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah
Administrasi
pendidikan
Dosen
pengampuh
Nurzanna
M. Pd
Disusun
oleh kelompok 1
Indra saktinasution
[21140090]
Siti racmaniaharaha [21140207]
Syahril romadonritonga [21140215]
Syahril romadonritonga [21140215]
Ulfa yulianiharaha
[21140221]
Winda siregar [21140230]
Yuli sinambela [21140229]
FAKULTAS
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DAN BAHASA
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAINSTITUSI PENDIDIKAN TAPANULI SELATAN
2022
KATA
PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha
Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “paradigma administrasi pendidikan di era revolusi 4.0” dengan tepat
waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah administrasi pendidikan. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah
wawasan tentang paradigma administrasi pendidikan bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada
Ibu Nurzanna M.Pd
Selaku guru Mata kuliah Administrasi pendidikan. Penulis menyadari makalah ini
masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu. Saran dan Kritik yang membangun
diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Padangsidimpuan,29-September 2022
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................................2
DAFTAR ISI
............................................................................................................................3
BAB I
Pendahuluan............................................................................................................................4
a. Latar
belakang...............................................................................................................4
b. Rumusan
masalah..........................................................................................................4
c. Tujuan............................................................................................................................4
BAB II
Pembahasan...............................................................................................................................5
A. Pengertian
revolusi Industri...........................................................................................5
B. Karakteristik
dan tujuan revolusi Industri 4.0................................................................7
C. Tantangan
pendidikan di era industri 4.0......................................................................7
D. Perubahan
sistem pendidikan di era industri 4.0............................................................9
E. Yang
harus dilakukan terhadap revolusi Industri 4.0..................................................10
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan..................................................................................................................11
B. Saran
............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA 12
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan
perubahan yang harus dilakukan di lembaga pendidikan sehingga sumber daya
manusia yang dihasilkan dapat bersaing dan berkontribusi secara global. Melalui
kajian literatur dan analisis isi, penulis menjelaskan bahwa pengembangan
kurikulum saat ini dan di masa depan harus melengkapi kemampuan siswa dalam
dimensi akademik, keterampilan hidup, kemampuan untuk hidup bersama dan
berpikir secara kritis dan kreatif. Keterampilan tak kasat mata seperti
keterampilan interpersonal, berpikir global, dan literasi media dan informasi.
Kurikulum juga harus dapat membentuk siswa dengan penekanan pada bidang STEM,
merujuk pada pembelajaran berbasis TIK, internet ofthings, big data dan
komputer, serta kewirausahaan dan magang. Selain guru memiliki kompetensi
mengajar dan mendidik, literasi media, competence in globalization, competence
in futurestrategies, dan konseling, juga perlu memiliki sikap ramah teknologi,
kolaborasi, menjadi kreatif dan mengambil risiko, memiliki selera humor yang
baik, serta mengajar secara holistik. Sekolah dan guru perlu mempertimbangkan
pembelajaran terbuka dan daring dalam memutuskan bagaimana menyelenggarakan
pendidikan dan pembelajaran.
B. Rumusan
masalah
Adapun rumusan
masalah yang akan dibahas penulis adalah
1.Apa pengertian revolusi Industri?
2.Apa saja tujuan revolusi Industri dalam
pendidikan?
3.Apa saja tantangan pendidikan di era
revolusi Industri 4.0 ?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari
penulisan makalah ini adalah untuk:
1.Untuk mengetahui
tantangan pendidikan di era industri 4.0?
2.Untuk mengetahui
perubahan system pendidikan di era industri 4.0
3.Untuk mengetahui
pengertian revolusi industri 4.0
4.Untuk mengetahui
karakteristik dan tujuan revolusi industri 4.0
5. Untuk
mengetahui apa yang harus dilakukan terhadap revolusi industri 4.0
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Revolusi
Industri 4.0
Revolusi industri adalah perubahan cara
hidup dan proses kerja manusia secara fundamental, dimana dengan kemajuan
teknologi informasi dapat menyatukan dalam dunia kehidupan dengan digital yang
dapat memberikan dampak bagi seluruh disiplin ilmu. Dengan perkembangan
teknologi informasi yang berkembang secara cepat mengalami terobosan
diantaranya dibidang artificiallintelligent (kecerdasan buatan), dimana
teknologi komputer suatu disiplin ilmu yang mengadopsi keahlian seseorang
kedalam suatu aplikasi yang berbasis teknologi dan melahirkan teknolologi
informasi dan proses produksi yang dikendalikan secara otomatis. Dengan
lahirnya teknologi digital saat ini pada revolusi industri 4.0 berdampak
terhadap kehidupan manusia diseluruh dunia. Revolusi industri 4.0 semua proses
dilakukan secara sistem otomatisasi didalam semua proses aktivitasi, dimana
perkembangan teknologi internet semakin berkembang tidak hanya menghubungkan
manusia seluruh dunia namun juga menjadi suatu basis bagi proses transaksi
perdagangan dan transportasi secara online.
Dasar perubahan ini sebenarnya adalah
pemenuhan hasrat keinginan pemenuhan kebutuhan manusia secara cepat dan
berkualitas. Revolusi Industri telah mengubah cara kerja manusia dari
penggunaan manual menjadi otomatisasi atau digitalisasi. Inovasi menjadi kunci
eksistensi dari perubahan itu sendiri.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Revolusi
Industri 4.0 yaitu perubahan yang berlangsung cepat dengan memanfaatkan
teknologi dan big data, dalam pelaksanaanproses produksi yang dulunya dilakukan
oleh manusia sekarang digantikan oleh mesin atau menggunakan teknologi baru.
Menurut pemakalah, bedasarkan rujukan dari
jurnal tersebut. Keadaan yang terjadi saat ini memang sama seperti apa yang di
sebutkan di atas, dimana dampak dari revolusi industri 4.0 ini memajukan
teknologi yang memudahkan kehidupan manusia dimana hal tersebut terlaksana
sebab keinginan manusia itu sendiri.
B.
Karakteristik dan Tujuan
Revolusi Industri 4.0
Karakteristik industri 4.0 adalah
kombinasi dari beberapa perkembangan teknologi-teknologi terbaru (Kinzel,
2016), yaitu:
1.
Sistem siber-fisik
(cyber-physicalsystems).
Sistem Siber-Fisik Sistem siber-fisik
(cyber-physicalsystems) meningkatkan kemampuan untuk mengontrol dan memonitor
proses fisik, dengan bantuan sensor, robot cerdas, drone, printer 3D dan lain
sebagainya. Dalam cyber-physicalsystems. Komponen fisik seperti printer 3D,
drone dan robot, serta komponen perangkat lunak seperti analisa data dan
teknologi sensor semua disatukan ke dalam jaringan (network) yang saling
berinteraksi antar elemennya. Pada saat input awal dan produk akhir yang
biasanya berbentuk fisik, informasi biasanya dipindahkan antara kondisi fisik
dan digital selama proses manufaktur berlangsung. Sebagai contoh, aktivitas
memindai (scan) komponen fisik yang menghasilkan representasi model digital
sesuai dengan hasil pindaiannya. Data digital ini kemudian dapat dirubah ke
bentuk informasi fisik lagi menggunakan printer 3D.
2.
Teknologi Informasi dan
komunikasi (informationandcommunicationtechnology).
80% inovasi-inovasi dalam manufaktur
berbasis pada ICT (Wahlster, 2012). Digitalisasi dan menyebarluasnya aplikasi
ICT memungkinkan untuk mengintegrasikan semua sistem diseluruh pasokan dan
rantai nilai sehingga dapat mengagregasikan data di semua level. Seluruh
informasi terdigitalisasi dan kesesuaian sistem di dalam dan antar perusahaan
terintegrasi dalam setiap tahapan antar pembuatan dan penggunaan siklus hidup
produk (Kinzel, 2016). Manufaktur produk pintar (smartproduct) akan mengambil
peran tambahan dari tujuan utamanya: sebagai wadah informasi yang mengumpulkan
informasi sepanjang rantai suplai dan siklus hidupnya; sebagai agen; produk
secara aktif memberikan pengaruh kepada lingkungan, dan sebagai observer,
produk memonitor dirinya sendiri dan lingkungannya (Wahlster, 2012). Sebagai
contoh, item pakaian dapat memonitor berapa lama keusangannya atau sebarap
sering telah dicuci, untuk dilaporkan ke pabrik dalam rangka untuk memproduksi
penggantinya saat dibutuhkan (Kinzel, 2016). Pengembangan sektor ICT saat ini
telah membentuk pondasi industri 4.0, sebagai proses industrialisasi yang telah
mulai untuk melampaui otomatisasi sederhana dari produksi yang telah dimulai
pada awal 1970an (Schlaepfer, 2014).
3.
Jaringan komunikasi
(networkcommunications).
Komunikasi Jaringan (Network
Communications) Semua peralatan ini, baik pada pabrik manufaktur, pemasok dan
distributor semua terhubung melalui teknologi internet dan wireless (Kinzel,
2016). Jaringan komunikasi dengan kualitas tinggi yang terpercaya menjadi
kebutuhan paling penting bagi industri 4.0 dan karenannya sangat penting untuk
mengembangkan infrastruktur jaringan internet di mana dibutuhkan (Kagermann,
2013). Jaringan dengan kemampuan intemet yang tinggi mampu menghubungkan antar
komponen ini sehingga dapatmelakukan desentralisasi dan pengaturan mandiri dari
pengoperasian sistem siber fisik (cyber-physicalsystems).
4.
Big data dan
cloudcomputing.
Big Data andCloudComputing. Dengan
penggunaan big data dan komputasi awan (cloudcomputing), informasi yang diambil
melalui jaringan ini dapat digunakan untuk memodelkan, memvirtualisasi dan
mensimulasi produk dan proses manufakturnya. Model ini disebut sebagai kembar
digital (digital twins). Atau peralatan bayangan (deviceshadows). Digital twins
adalah pendamping komputerisasi (computerizedcompanion) dari asset fisik yang
mampu melakukan monitoring, diagnosis, dan prognosis asset secara langsung
(real time).
5.
Peningkatan kemampuan
peralatan untuk interaksi dan kooperasi manusiaKomputer (human-computer).
Peralatan Yang Ditingkatkan Kemampuannya
(ImprovedTools) Untuk melakukan kontrol terhadap proses tersebut, tempat kerja
manusia dipasok dengan peralatan ICT yang dibuat dan digunakan untuk
perkembangan dalam augmentedreality dan robot cerdas. Sistem siber-fisik pada
industri 4.0 memiliki tujuan utama untuk membantu manusia dalam pekerjaan
sehari-hari. Mereka menyertakan pembantu fisik exoskeletons, context-adaptive
sistem untuk mendiagnosa kesalahan, sistem perencanaan dan perawatan berbasis
waktu. Mobile, personalisasi, sistem tutor yang adaptif terhadap situasi, dan
lain-lain. Fitur kunci dari semua sistem pembantu tersebut adalah
non-intrusiveness, contextadaptiveness, personalisasi,berbasis lokasi dan mobilitas.
Untuk memastikan pengunaan secara optimal dan efisien, sistem-sistem tersebut
harus didesain secara baik, dengan memperhatikan kemungkinan untuk dapat
merespon ucapan, gerak, treking mata, bahasa tubuh, ekspresi wajah, gerakan
fisik dan grafikgrafik (Wahlster, 2012). Aspek sentral dari industri 4.0 adalah
antarmuka (interface) nya dengan infrastruktur pintar lainnya, seperti,
bangunan pintar(smartbuilding), rumah pintar (smarthome), logistik pintar
(smartlogistic). Mobilitas dan jaringan, serta konektifitas terhadap bisnis dan
web sosial (Kagermann, 2013; Schlaepfer, 2014). Hal ini sangat penting bahwa
arca-arca kunci ini dipertimbangkan ketika mengimplementasikan industri 4.0.
karenanya, dapat dikatakan, bahwa efek dari industri 4.0 tidak terbatas pada
manufacturing namun juga berpengaruh kepada berbagai aspek kehidupan manusia.
6.
Pemodelan (modeling),
virtualisasi (virtualization), dan simulasi (simulation).
Pemodelan,
virtualisasi serta simulasi ini masuk kepada Big Data andCloudComputing Dengan
penggunaan big data dan komputasi awan (cloudcomputing), informasi yang diambil
melalui jaringan ini dapat digunakan untuk memodelkan, memvirtualisasi dan
mensimulasi produk dan proses manufakturnya.”
Jadi, dapat disimpulkan Karakteristik
model dari Industri 4.0 adalah kombinasi dari beberapa perkembangan teknologi
terbaru seperti sistem siber fisik. Teknologi informasi dan komunikasi,
jaringan komunikasi, big data dan cloudcomputing. Pemodelan, virtualisasi,
simulasi serta peralatan yang telah dikembangkan untuk kemudahan interaksi
manusia dengan komputer.
Menurut pemakalah berdasarkan penjelasan
di atas, karakteristik dan tujuan dari revolusi industri 4.0 memang sangat
bagus. Karena teknologi dikembangkan untuk mempermudah interaksi manusia.
Namun, di Negara Indonesia sendiri masih perlu peningkatan untuk lebih
mengembangkan teknologi ini. Karena Indonesia masih tertinggal dalam hal ini
dibandingkan dengan Negara yang sudah maju.
C.
Tantangan Pendidikan di
Era Industri 4.0
Menghadapi tantangan yang besar era
revolusi industri 4.0 ini, maka pendidikan dituntut untuk berubah juga karena
kita hanya disungguhkan dua pilihan yaitu berubah atau mati. Termasuk
pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Era pendidikan yang
dipengaruhi oleh revolusi industri 4.0 disebut Pendidikan 4.0. dengan
memanfaatkan teknologi digital dalam proses pembelajaran. Agar mewujudkan itu
semua, inovasi pembelajaran adalah jawaban alternative yang dapat menjadikan
guru mampu menguasai perkembangan teknologi.
Seorang pendidik harus bisa memanfaatkan
teknologi informasi untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar pada
setiap jenjang pendidikan. Upaya ini dilakukan agar dapat mempersiapkan sumber
daya manusia yang unggul dengan kompetensi global dan mampu beradaptasi pada
era yang ada, meskipun teknologi informasi berkembang demikian cepat dan
sumber-sumber belajar begitu mudah diperoleh, peran guru sebagai pendidik tidak
dapat tergantikan oleh kemajuan teknologi tersebut ketika mampu beradaptasi.
Tantangan seorang pendidik tidak berhenti
pada kemampuan menerapkan teknologi informasi pada proses belajar mengajar akan
tetapi ada 6 kompetensi yang diharapkan dimiliki guru 4.0 yaitu:
1)
CriticalThinkingand
Problem solving (keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah). Yaitu
kemampuan untuk memahami sebuah masalah yang rumit, mengkoneksikan informasi
satu dengan informasi lain, sehingga akhirnya muncul berbagai perspektif, dan
menemukan solusi dari suatu permasalahan. Kompetensi ini dimaknai kemampuan
menalar, memahami dan membuat pilihan yang rumit; memahami interkoneksi antara
sistem, menyusun, mengungkapkan, menganalisis, dan menyelesaikan masalah. Ini
sangat penting dimiliki peserta didik dalam pembelajaran abad ke 21. Guru era
4.0 harus mampu meramu pembelajaran sehingga dapat mengekspor kompetensi ini
kepada peserta didik.
2)
Communicationandcollaborativeskill
( keterampilan komunikasi dan kolaborasi), kemampuan berbasis teknologi
informasi dan komunikasi yang harus diterapkan guru dalam pembelajaran guna
mengkonstruksi kompetensi komunikasi dan kolaborasi.
3)
Creativityandinnovativeskill
( keterampilan berpikir kreatif dan inovasi). Revolusi mengkehendaki peserta
didik untuk selalu berpikir kreatif dan inovatif, ini perlu agar mampu bersaing
dan menciptakan lapangan kerja berbasisi revolusi industry 4.0. Tentu seorang
guru harus terlebih dahulu dapat kreatif dan inovasi agar bisa menularkan
kepada peserta didiknya
4)
Informationandcommunicationtechnologyliteracy
(Literasi teknologi informasi dan kominikasi ). Literasi teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) menjadi kewajiban guru 4.0, ini harus dilakukan agar tidak
ketinggalan dengan peserta didik. Literasi Teknologi infomasi dan komunikasi
merupakan dasar yang harus dikuasai agar mampu menghasilkan peserta didik yang
siap bersaing dalam menghadapi revolusi industry 4.0.
5)
Contextuallearningskill.
Pembelajaran ini yang sangat sesuai diterapkan guru 4.0 ketika sudah menguasai
TIK, maka pembelajaran kontekstual lebih mudah diterapkan. Saat ini TIK salah
satu konsep kontekstual yang harus diketahui oleh guru, materi pembelajaran
berbasis TIK sehingga guru sangat tidak siap jika tidak memiliki literasi TIK.
Materi yang bersifat abstrak mampu disajikan lebih riil dan kontekstual
menggunakan TIK.
6)
Informationand media
literacy (literasi informasi dan media). Banyak media informasi bersifat sosial
yang digeluti peserta didik. Media sosial seolah menjadi media komunikasi yang
ampuh digunakan peserta didik dan salah satu media pembelajaran yang dapat
dimanfaatkan guru 4.0. Kehadiran kelas digital bersifat media sosial dapat
dimanfaatkan guru, agar pembelajaran berlangsung tanpa batas ruang dan tanpa
waktu.
Revolusi industri 4.0 telah menyusup pada
berbagai bidang termasuk bidang Pendidikan lawan kita sekarang adalah tidak
hanya pada pemerataan pendidikan akan tetapi mutu lulusan ikut di dalamnya,
maka perlu upaya untuk beradaptasi dengan matang yaitu guru diharapkan dapat
menerapkan pembelajaran berbasis Teknologi informasi dan komunikasi sebab kalau
tidak siap maka akan semakin ketinggalan, peningkatan kualitas pendidik menjadi
prioritas agar mampu beradaptasi. Menghasilkan peserta didik sesuai tuntutan
zaman dan posisi guru tidak tergantikan kepada siswa. Salah satu cara
menghadapi tantangan era digital ini adalah peningkatan kualitas guru menjadi
guru 4.0 melalui pendidikan dan pelatihan (diklat) cara pemanfaatan dan
penerapan TIK dalam pembelajaran, diklat tentang kompetensi guru menuju guru
4.0. Dalam hal menghadapi tantangan era digital ini maka sangat diharapkan
dukungan segala pihak. Pemerintah bersama dengan seluruh stakeholder seharusnya
memikirkan kembali secara serius mengenai berbagai hal terkait dengan penguatan
sistempendidikan dalam menghadapi gangguan Revolusi Industri 4.0. Karena
perubahan merupakan sebuah keharusan dan tidak menunggu kesiapan kita.
Tantangan era Revolusi Industri 4.0
kompleks sekali. Belum lagi di dunia pendidikan, semua sudah berkonversi di
dunia digital. Jika dulu cukup sistem manual, kuno, primitif, saat ini semua
harus serba siber. Contohkan e-library (perpustakaan digital), e-learning
(pembelajaran digital), e-book (buku online), dan lainnya.
Peralihan gaya mengajar bergeser dari
teachercenter ke studentcenter yang tentu dapat meningkatkan minat belajar
siswa. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran
menjadi inovasi pembelajaran berdampak positif. Tidak hanya dari segi minat
belajar namun juga dari hasil belajar. Penggunaan berbagai aplikasi digital, CD
pembelajaran interaktif, ebook, website, dan gaya belajar digital lainnya
merupakan alternatif paperless. Guru tidak perlu mencetakberlembar-lembar soal
tes bagi siswanya. Siswa dapat menempuh evaluasi dengan berbagai aplikasi
online seperti edmodoo dan kahoot.
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan
bahwa tantangan era Revolusi Industri 4.0 sangat komplek. Pertama, keamanan
teknologi informasi yang menyasar ke dunia pendidikan. Kedua, keandalan dan
stabilitas mesin produksi. Ketiga. Kurangnya keterampilan yang memadai.
Keempat, keengganan untuk berubah para pemangku kepentingan. Kelima, hilangnya
banyak pekerjaan karena otomatisasi. Keenam, stagnasi pemanfaatan teknologi,
informasi, dan komunikasi. Ketujuh, belum meratanya perubahan kurikulum, model,
strategi, pendekatan dan guru dalam pembelajaran yang menguatkan literasi baru.
Perkembangan era Revolusi Industri 4.0 yang ditandai dengan masifnya
perkembangan digital technology, artificialintelligence, big data, robotic, dan
lainnya menjadi proyek bersama semua lembaga pendidikan untuk menjawabnya.
Meskipun tidak bisa pada semua aspek, minimal lembaga pendidikan tingkat dasar
fokus pada penguatan literasi baru.
D.
Perubahan Sistem
Pendidikan di Era Industri 4.0
Perkembangan teknologi digital di era
Industri 4.0 saat ini telah membawa perubahan dan mempengaruhi berbagai aspek
kehidupan manusia, termasuk di bidang pendidikan.Hoyles&Lagrange (2010)
menegaskan bahwa teknologi digital adalah hal yang paling mempengaruhi sistem
pendidikan di dunia saat ini. Hal ini disebabkan karena aspek efektivitas,
efisiensi dan daya tarik yang ditawarkan oleh pembelajaran berbasis teknologi
digital. Jika pada tahun 1980an, benda-benda kongkrit artifisial mendominasi
penggunaannya sebagai alat visualisasi konsep-konsep abstrak. Kini visualisasi
berbasis teknologi digital marak digunakan sebagai alat bantu yang lebih
efektif, efisien, interaktif, dan attraktif. Jika pada tahun 1990an, penggunaan
alat hitung berbasis digitial, seperti kalkulator, dihindari penggunaannya di
sekolah dikarenakan asumsi bahwa alat tersebut dapat merusak mental matematika
siswa, kini kalkulator dipandang memiliki nilai edukasi untuk meningkatkan
kemampuan siswa kepekaan bilangan siswa dan membantu dalam pemecahan masalah
matematika.
Dewan Nasional Guru Matematika NCTM
(National CouncilOfTeacherOfMathematics) (2000) menegaskan bahwa integrasi
teknologi dalam pembelajaran paling tidak memiliki tiga dampak yang positif
dalam pembelajaran matematika, yaitu :
1)
Teknologi dapat
meningkatkan capaian pembelajaran matematika
2)
Teknologi dapat
meningkatkan efektivitas pengajaran matematika
3)
Teknologi dapat
mempengaruhi apa dan bagaimana matematika itu scharusnya dipelajari dan
dibelajarkan.
Sejalan dengan NCTM (2000), berbagai
penelitian menunjukkan bahwa siswa dapat belajar matematika lebih kaya dan
mendalam ketika teknologi digunakan dengan tepat guna dalam pembelajaran
matematika (seperti Drijvers, Boon&VanReeuwijk, 2010; Ellington, 2003;
Heid, 1988; Dunhamand Dick 1994; Sheets 1993; BoersvanOosterum 1990; Rojano
1996; Groves 1994).
Meskipun berbagai riset menunjukkan dampak
positif dari pengintegrasikan teknologi digital dalam pembelajaran matematika,
masih banyak ditemukan pendidikan matematika lainnya yang meragukan hal
tersebut. Misalnya, studi awal kami menemukan bahwa guru masih menyimpan
kekhawatiran terkait implementasi teknologi dalam pembelajaranmatematika.
Mereka masih berasumsi bahwa teknologi digital dalam pembelajaran matematika
akan memberikan dampak buruk terhadap pembelajaran matematika. Misalnya,
pengenalan mesin kalkulator sebagai alat hitung akan menyebabkan ketergantungan
siswa terhadap mesin hitung tersebut, yang kemudian berakibat pada buruknya
kemampuan siswa dalam melakukan perhitungan. Selain itu, penggunaan teknologi
digital dikhawatirkan disalahgunakan oleh siswa yang akibatnya siswa tidak
mempelajari apa yang seharusnya dipelajari. Misalnya. Ketika siswa bekerja
dengan alat pembelajaran berbasis teknologi digital, mereka lebih disibukkan
dengan mencoba-coba fitur pada alat belajar tersebut, bukan pada penemuan
pelajaran berbantuan alat tersebut.
Meskipun demikian, mereka menyadari bahwa
teknologi dalam pembelajaran tidak dapat dihindari dan ada keyakinan pada diri
mereka bahwa teknologi dapat memberikan dampak positif jika dilakukan dengan
tepat guna.
E.
Yang Harus di Lakukan
Terhadap Revolusi Industri 4.0
Perubahan dalam pembelajaran sesuai dengan
era industry 4.0 akan berdampak pada peran pendidikan vokasi khususnya peran
pendidiknya. Jika peran pendidik masih mempertahankan sebagai penyampai
pengetahuan, maka mereka akan kehilangan peran seiring dengan perkembangan
teknologi dan perubahan metode pembelajarannya. Kondisi tersebut harus diatasi
dengan menambah kompetensi pendidik yang mendukung pengetahuan untuk eksplorasi
dan penciptaan melalui pembelajaran mandiri.
Selain
peran pendidik, pendidikan vokasi harus menyiapkan bimbingan karirDan
pengembangan karir peserta didik, lebih mengutamakan kompetensi lulusannyaNanti
seperti apa daripada ijasahnya, membentuk akses untuk pendidikan yang
global.personaldevelopment khususnya tentang keterampilan sosial. Selain itu Untuk
penataan kelembagaan, program studi yang ada tidak perlu diganti dengan
yangBaru akan tetapi lebih pada menyesuaikan sesuatu yang baru kedalam program
studiYang sudah ada, meningkatkan kinerja pendidikan vokasi pada level yang
lebih tinggiDengan menerapkan model pembelajaran problem solving dan berpikir
sistem, sertaKeterhubungan dengan pihak industri yang sesuaMeningkatkan i
dengan kebutuhan lapangan kerja.
Dalam konteks pembelajaran abad 21,
pembelajaran yang menerapkan kreativitas, berpikir kritis, kerjasama,
keterampilan komunikasi, kemasyarakatan dan keterampilan karakter, tetap harus
dipertahankan bahwa sebagai lembaga pendidikan vokasi peserta didik tetap
memerlukan kemampuan teknik. Pemanfaatan berbagaiaktifitas pembelajaran yang
mendukung industri 4.0 merupakan keharusan dengan model resourcesharing dengan
siapapun dan dimanapun, pembelajaran kelas dan lab dengan augmented dengan
bahan virtual, bersifat interaktif, menantang, serta pembelajaran yang kaya isi
bukan sekedar lengkap. Melalui kesadaran terhadap tantangan yang sudah ada di
dunia kerja melalui revolusi industri 4.0,
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Revolusi Industri 4.0
yaitu perubahan yang berlangsung cepat dengan memanfaatkan teknologi dan big data,
dalam pelaksanaan proses produksi yang dulunya dilakukan oleh manusia sekarang
digantikan oleh mesin atau menggunakan teknologi baru.
2.
Karakteristik model dari
Industri 4.0 adalah kombinasi dari beberapa perkembangan teknologi terbaru
seperti sistem siber fisik, teknologi informasi dan komunikasi, jaringan
komunikasi, big data dan cloudcomputing, pemodelan, virtualisasi, simulasi
serta peralatan yang telah dikembangkan untuk kemudahan interaksi manusia
dengan komputer.
3.
Tantangan era Revolusi
Industri 4.0 sangat komplek. Pertama, keamanan teknologi informasi yang
menyasar ke dunia pendidikan. Kedua, keandalan dan stabilitas mesin produksi.
Ketiga, kurangnya keterampilan yang memadai. Keempat, keengganan untuk berubah
para pemangku kepentingan. Kelima, hilangnya banyak pekerjaan karena
otomatisasi. Keenam, stagnasi pemanfaatan teknologi, informasi, dan komunikasi.
Ketujuh, belum meratanya perubahan kurikulum, model, strategi, pendekatan dan
guru dalam pembelajaran yang menguatkan literasi baru.
4.
Era industry 4.0 membawa
perubahan serta dapat mempengaruhi system pendidikan karena aspek efektivitas,
efisiensi dan daya tarik yang ditawarkan oleh pembelajaran berbasis teknologi
digital. Yang dulunya menggunakan alat hitung berbasis digital dihindari karena
alat tersebut dapat merusak mental siswa, sekarang alat hitung digital yang
sering disebut kalkulator kini digunakan dan dipandang untuk meningkatkan
kemampuan siswa.
5.
Yang harus dilakukan
dalam menghadapi revolusi industry 4.0 ini. Pendidik harus mampu menanggapi
perubahan ini, karena operan penyampai pengetahuan akan segera berubah menjadi
peran peran pendamping untuk menemukan danmenciptakan melalui belajar mandiri.
Maka dari itu pendidik vokasi harus belajar cepat berubah bekerjasama dengan
industry dan mengenali kompetensi baru seperti apa yang dibutuhkan oleh
industry 4.0 melalui pemanfaatan berbagai data. Pendidik juga harus
mengembangkan keahliannya sendiri termasuk juga bagaimana mengelola data
peserta didik, bimbingan karir melalui big data, serta peserta didik dapat
segera beradaptasi dengan perubahan.
B.
Saran
Mungkin
inilah yang diwacanakan pada penulisan makalah ini meskipun penulisan ini jauh
dari sempurna. Masih banyak kesalahan dari penulisan makalah ini, karena kami
manusia yang adalah tempat salah dan dosa. Kami juga butuh saran/ kritikan dari
kalian semua, agar bisa menjadi motivasi untuk masa depan yang lebih baik dari
pada masa sebelumnya. Kami juga mengucapkan terima kasih atas dosen pembimbing
mata kuliah Perbandingan Pendidikan yaitu Ibu Nur Nurzanna, M.Pd. .yang telah
memberi kami tugas membuat makalah ini demi kebaikan diri kami sendiri dan
untuk orang lain
DAFTAR
PUSTAKA
Hamdan. “Industri 4.0: Pengaruh Revousi
Industri Pada Kewirausahaan Demi
Kemandirian Ekonomi” dalam Jurnal Nusamba
edisi No. 2. Vol. 3. 2018.
Suwardana, Hendra. “Revolusi Industri 4.0
Berbasis Revolusi Mental” dalam Jurnal Unik, vol. 1, no. 2, 2017.
Fauzan, Rahman. “Karakteristik Model dan
Analisa Peluang Industri 4.0” dalam Jurnal PHASTI, vol.04, No. 1, 2018.
Jocnaidy, Abdul Muis. Konsep dan Strategi
Pembelajaran Di Era Revolusi Industri
4.0. Yogyakarta: Laksana, 2019. Jurnal
Ibda, Hamisullah. “Penguatan Literasi Baru
Era Revolusi Industri 4.0” dalam RTIE, vol. 1, No. 1, 2018.
Putrawang. Susilahudin. “Integrasi
Teknologi Digital Dalam Pembelajaran di Era 4.0” dalam Jurnal Tatsqif, vol. 16,
No. 1, 2018. Triyono, Moch Bruri. “Tantangan Revolusi 4.0 Bagi Pendidikan
Vokasi” dalam
Jurnal seminasvoktek, 2017.
1 komentar:
up
Choose EmoticonEmoticon