3 Antibiotik Untuk Mengatasi KeputihanAkibat Bacterial Vaginosis
Minggu, 13 Januari 2019
Pada saat wanita sedang dalam masa subur maka pada saat terjadinya
keputihan itu adalah sesuatu yang normal. Masa subur ini merupakan masa
menjelang menstruasi pada saat sel telur diproduksi oleh indung telur sehingga
nantinya akan dihasilkan lendir yang dikeluarkan melalui vagina dan dikenal
dengan istilah keputihan dalam jumlah banyak. Tetapi jika cairan keputihan ini
mengalami perubahan yang tidak normal maka ini bisa menjadi pertanda jika yang
dialami adalah sebuah penyakit. Tanda tanda jika keputihan yang dialami tidak
normal seperti jumlahnya banyak, berbau, warnanya berubah, disertai rasa gatal,
dan vagina terasa nyeri pada saat sedang kencing. Jika terjadinya keputihan itu
dikarenakan adanya penyakit maka tanda tandanya sama seperti yang telah
disebutkan tadi. Mengalami keputihan yang tidak yang normal tidak boleh
dibiarkan karena akan menyebabkan ketidaknyamanan dan juga dapat menurunkan
rasa kepercayaan diri. Oleh karena itu masalah keputihan berlebihan harus
segera diatasi dengan segera. Salah satu cara mengatasi keputihan yang bisa dilakukan adalah dengan berkonsultasi
ke dokter. Pada saat kamu memeriksakan diri ke dokter maka biasanya akan adanya
beberapa antibiotik yang akan direkomendasikan oleh dokter sebagai obat untuk
mengatasi keputihan.
Ada banyak faktor yang menyebabkan terjadinya keputihan tidak normal
ini, dan salah satunya adalah karena adanya infeksi bakteri vagina atau
bacterial vaginosis. Kondisi ini disebabkan karena adanya pertumbuhan bakteri
Gardnerella Vaginitis pada vagina yang menyebabkan lebih banyaknya jumlah
lendir, lebih tipis, berwarna keabuan, dan juga disertai dengan bau amis.
Setiap wanita yang mengalami masalah keputihan seperti ini akan merasakan sakit
pada saat sedang melakukan hubungan seks atau pada saat buang air kecil. Tetapi
tidak perlu khawatir karena kami akan memberikan rekomendasi antibiotik yang
bisa digunakan untuk mengobati keputihan akibat bacterial vaginosis. Berikut 3
antibiotik untuk mengatasi keputihan akibat bacterial vaginosis diantaranya
yaitu:
1.
Metronidazole
(Flagyl)
Antibiotik ini hadir dalam bentuk pil atau gel
untuk dioleskan kebagian vagina. Antibiotik ini jika dibandingkan dengan
antibiotik yang lainnya lebih efektif didalam menekan pertumbuhan bakteri.
Tetapi sayangnya efek samping yang ditimbulkannya juga akan lebih banyak jika
dibandingkan dengan antibiotik yang lainnya. Efek samping yang mungkin terjadi
dari penggunaan antibiotik jenis ini adalah sakit perut dan juga mual. Pada
saat kamu menggunakan obat ini, pastikan untuk menghindari mengkonsumsi
alkohol.
2.
Tinidazole
(Tindamax)
Antibiotik jenis ini juga sama dengan Metronidazole
(Flagyl) yang akan membantu untuk menghambat bakteri pada area vagina. Tetapi
yang membedakannya adalah antibiotik jenis ini akan menimbulkan efek samping
yang lebih sedikit. Antibiotik ini hanya hadir dalam bentuk krim untuk
dioleskan pada vagina secara tipis tipis untuk mengobati infeksi bakteri pada
bagian vagina. Selama kamu mengkonsumsi Tinidazole, minuman beralkohol harus
kamu hindari.
3.
Clindamycin
(Cleocin, Clindesse, dll)
Antibiotik jenis Clindamycin ini hanya tersedia
dalam bentuk krim untuk dioleskan pada area vagina. Karet kondom akan rusak
oleh krim Clindamycin setidaknya 3 hari setelah berhenti dari menggunakan krim
tersebut.
Itulah 3 antibiotik untuk mengatasi keputihan akibat bacterial
vaginosis. Terjadinya keputihan ini selain disebabkan oleh bacterial vaginosis
tetapi juga disebabkan oleh parasite Trichomonas vaginalis yang akan
menyebabkan infeksi pada area vagina sehingga lendir akan berubah warnanya
menjadi kuning kehijau hijauan dan juga akan menimbulkan bau.