A. Pengertian Kata Perangkai
Kata perangkai adalah sekelompok kata yang berfungsi untuk merangkaikan atau menghubungkan kata-kata atau bagian-bagian kalimat atau kalimat satu dengan kalimat yang lain dan sekaligus menentukan jenis hubungan.
Salah satu yang termasuk kata perangkai ini adalah kata depan. Kata depan merupakan bentuk terikat secara sintaksis.
B. Pemakaian Kata “Dari”
Fungsi-fungsi kata perangkai “dari”, sebagai berikut.
Untuk menyatakan keterangan tempat asal sesuatu, contoh :
a. Ayah baru datang dari Sumatra.
b. Kemarin adik naik sepeda dari rumah ke sekolah.
c. Kalung mainan itu oleh-oleh dari kalimantan.
d. Ia datang dari Surabaya kemarin.
e. Ibu membawa sayur itu dari rumah nenek.
Untuk menyatakan asal sesuatu dibuat, contoh :
a. Pemahat itu membuat ukiran dari pohon cendana.
b. Baju itu terbuat dari kain sutra.
c. Tas itu dari kulit sapi muda.
d. Dompet dari kulit buaya, mahal harganya.
e. Adik membuat lukisan itu dari papan bekas.
3. Untuk menyatakan keterangan sebab, contoh :
a. Dari peristiwa Kongres Pemuda II lahirlah Sumpah Pemuda.
b. Masalah itu timbul dari pertengkaran mulut kemarin.
c. Dari kelalaiannya mematikan kompor terjadilah kebakaran itu.
d. Antrian tiket itu timbul dari banyaknya pengunjung.
Untuk menyatakan bahwa sesuatu merupakan anggota dari satu kelompok, contoh :
a. Satu dari kelima orang itu dapat menyelamatkan diri.
b. Dari semua barang yang ada hanya satu yang terpilih.
c. Kunjungannya itu merupakan salah satu dari sekian banyak kegiatan sosial.
Dipakai bersama-sama kata tergantung membentuk ungkapan tetap, contoh :
a. Kebersihan seseorang tergantung dari usaha yang dilakukannya.
b. Berkembang tidaknya pengusaha kecil tergantung dari bantuan pemerintah.
c. Baik atau tidaknya perilaku seseorang tergantung dari perhatian orang tuanya.
Untuk menyatakan kekhususan atau pembatasan suatu masalah atau hal, contoh :
a. Dia sedang bersedih dilihat dari ekspresi wajahnya.
b. Perbuatan orang itu sangat terpuji dari segi kemanusiaan.
c. Dari segi kedokteran, penyakitnya sulit disembuhkan.
d. Dari pihak istri tidak ada masalah.
Untuk menyatakan alasan. Dalam hal ini kata dari dapat bervariasi dengan kata berdasarkan, contoh :
a. Dari keterangan beberapa orang saksi, dia memang tidak bersalah.
b. Puisi itu ditulis dari pengalamannya selama di penjara.
c. Dari catatannya dapat dikatakan bahwa anak itu memang ulet.
Uraian di atas merupakan keseluruhan fungsi kata perangkai “dari”. Akan tetapi dalam kehidupan berbahasa sering kita jumpai pemakaian kata “dari” yang
menyimpang. Dalam hal ini kata “dari” menyatakan milik, contoh :
a. Anak dari Pak Lurah baru pulang dari Irian.
b. Ayah dari teman saya sedang dirawat di rumah sakit.
c. Kesimpulan dari diskusi itu sudah dirumuskan.
d. Para pelajar dari SMP II sedang mengadakan karya wisata.
Pemakaian kata dari dalam kalimat di atas merupakan pemakaian yang salah, sebab dalam bahasa Indonesia kata yang menyatakan pemilik dapat berhubungan langsung dengan sesuatu yang dimilikinya. Akan tetapi, kata dari yang menyatakan milik dalam kalimat di bawah ini harus ada karena apabila dihilangkan akan menimbulkan kerancuan makna kalimat, contoh :
a. Ayah dari ibu sudah sangat tua.
b. Adik dari Hasan baru kelas dua SD.
c. Ibu dari Bapak Kepala Sekolah sedang berpergian ke luar negeri.
Kata dari dalam kalimat di atas tidak dapat dihilangkan, karena akan mengaburkan makna kalimat tersebut. Kata dari pada kalimat di atas untuk memperjelas hubungan milik antarkata yang dihubungkan.
C. Pemakaian Kata “Pada”
Untuk memahami pemakaian kata “pada” yang tepat dalam sebuah kontek kalimat, sebaiknya kita memahami terlebih dahulu fungsi kata “pada” dalam kalimat bahasa Indonesia.
Ada empat fungsi kata “pada” dalam bahasa Indonesia, yaitu :
1. Sebagai pengantar keterangan tempat (penganti di) untuk orang atau binatang. contoh :
a. Gading hanya terdapat pada gajah.
b. Sekarang surat itu ada pada orang tuanya.
2. Sebagai pengantar keterangan waktu, contoh :
a. Pada hari Minggu yang lalu kami sekeluarga pergi ke Garut.
b. Tumbuh-tumbuhan banyak yang layu pada musim kemarau.
c. Pertemuan yang mengesankan itu terjadi pada sore hari.
3. Bersama-sama dengan kata ter tentu membentuk suatu ungkapan dengan arti menurut, contoh :
a. Pada hakekatnya manusia mempunyai kodrat yang sama.
b. Pada dasarnya saya tidak berkeberatan memberikan bantuan sebesar ini.
c. Pada prinsipnya saya menyetujui usul itu.
4. Dipakai bersama dengan kata bergantung, yaitu artinya dengan tergantung dari, contoh :
a. Keberhasilan itu sangat bergantung pada keuletan kita sendiri
b. Boleh atau tidaknya barang itu dibawa bergantung pada yang punya.
Dalam kehidupan berbahasa sehari-hari, kita sering menjumpai kalimat-kalimat yang menggunakan kata “pada” yang tidak tepat. Pemakaian kata “pada” sering bertukar tempat dengan kata depan di. Perhatikan contoh berikut ini:
a. Pada dinding tergantung sebuah lukisan.
b. Tolong ambilkan buku saya pada laci
kamarku.
D. Pemakaian Kata“Daripada”
Kata “daripada" berasal dari kata “dari” dan “pada”, penulisannya harus serangkai. Kata ini hanya memiliki satu fungsi, yaitu untuk menyatakan suatu perbandingan. contoh :
1. Kebenaran daripada kata-katanya masih diragukan.
2. Hidup di desa lebih nyaman daripada hidup di kota.
3. Daripada bermain terus lebih baik belajar.
4. Si Amin lebih tua daripada Si Ahmad.
Dalam kehidupan berbahasa sehari-hari, kita sering menemukan pemakaian kata “daripada” yang menyimpang dari makna yang seharusnya. Kata ini digunakan untuk mengamati kata “dari” yang
menyatakan milik. Perhatikan kalimat-kalimat berikut ini. Kita sering menemukan bentuk penyimpangan, yaitu :
1. Untuk menunjukkan bahwa sesuatu atau seseorang merupakan anggota dari satu kelompok, contoh :
a. Sebagian daripada utangnya telah dibayar.
b. Dua orang daripada regu pecinta alam itu dikabarkan meninggal.
2. Untuk menyatakan perbandingan yang menunjukkan tingkat yang sama, contoh :
a. Daripada Siti, Aminah sama pandainya.
b. Pada zaman dahulu harga rempah-rempah sama mahalnya daripada emas.
3. Dipakai bersama-sama dengan kata tergantung, conoh :
a. Semua itu tergantung daripada sarana
yang ada.
b. Maju atau mundurnya suatu perubahan, tergantung daripada mengelolanya.
E. Pemakaian Kata“Untuk”
Fungsi-fungsi kata “untuk” adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengantar objek penyataan. Dalam hal ini kata “untuk” berarti demi, contoh :
a. Dikorbankanlah jiwa raganya untuk nusa dan bangsa.
b. Ibu membeli baju untuk adik.
c. Ayah sudah menulis surat untuk paman.
d. Hadiah itu diberikan Bapak Lurah untuk ketua Karang Taruna.
2. Kata “untuk” tidak boleh mengikuti kata kerja transitif yang berakhiran “kan”, yang maknanya melakukan pekerjaan untuk orang lain. Perhatikan kalimat di bawah ini, contoh :
a. Ibu mengambilkan untuk ayah segelas kopi
b. Ani membawakan untuk Siti sepiring nasi.
Pemakaian kata “untuk” dalam kedua kalimat di atas tidak tepat dan merupakan penyimpangan. Oleh karena itu, kata “untuk” dalam kalimat di atas harus dihilangkan sehingga kalimat itu menjadi efekif, contoh :
a. Untuk masalah itu, saya belum bisa berkomunikasi.
b. Saya masih harus banyak belajar untuk diri sendiri.
c. Dia sulit mencapai angka 7 untuk mata pelajaran IPS.
Dalam penggunaan bahasa setiap hari kita akan menemukan bentuk penyimpangan kata “untuk” dalam kalimat sebagai berikut :
a. Dipakai di antara dua kata kerja yang letaknya berurutan dan keduanya dapat berhubungan langsung, contoh :
1). Hadirin dimohon untuk berdiri.
2). Ketua OSIS ditugasi untuk menyusun program kerja.
Supaya contoh di atas menjadi kalimat efektif , maka kata “untuk” harus dihilangkan.
b. Dipakai sebagai pengantar subyek dalam kalimat, contoh :
1). Untuk dia perlu mendapat perhatian khusus.
2). Untuk kalimat itu memerlukan obyek langsung.
Sumber : mahmud
Choose EmoticonEmoticon