-->

Senin, 23 April 2018


Perairan di bumi ini terdiri dari perairan laut dan perairan darat.
Bioma air laut luasnya lebih dari dua pertiga permukaan bumi. Biom air laut kurang terpengaruh oleh perubahan iklim an cuaca. Ciri khas air laut adalah memiliki kadar garam yang tinggi. Kadar garam rata-rata air laut adalah 35 ppm (part per million). Di daerah ekuator salinitasnya lebih tinggi dari daerah subtropis dan lainnya karena evaporasi tinggi.

Organisme laut punya pola adaptasi terhadap tekanan osmosis air laut yang tinggi dengan cara yang ebrlawadan dengan organisme air tawar. Ikan laut misalnya, mengatasi kekurangan cairan akibat keluarnya cairan tubuh secara osmosis dengan cara minm air, sedikit mengeluarkan urin dan mengekskresikan garam-garaman melalui insang.

Suhu air di permukaan lebih tinggi daripada di bagian dalam, karena permukaan menyerap panas dari cahaya matahari. Perbedaaan ini menyebabkan air di permukaan tidak dapat bercampur dengan air yang ada di lapisan bawahnya. Ini disebabkan air yang suhunya lebih dingin memiliki massa jenis lebih besar. Diantara kedua lapisan air yang dingin dan lapisan air yang lebih hangat itu terdapat lapisan termoklin.

Pembagian Bioma Air Laut
Sampai seberapa dalam cahaya matahari bisa menembus dalamnya lautan?. Hal ini tergantung pada tingkat kejernihan air dan letak geografinya. Lapisan air yang dapat ditembus cahaya matahari disebut fotik. Kedalaman daerah fotik kira-kira sampai kedalaman 200 m. Daerah yang tidak dapat ditebus cahaya matahari dinamakan afotik. Dan daerah perantara keduanya dinamakan zona twilight atau remang-remang.

Ekosistem air laut dapat dibagi menjadi beberapa daerah ebrdasarkan kedalamnnya yaitu:
1. Zona litoral adalah yang dapat ditembus matahari sampai ke dasar.
2. Zona neritik adalah daerah laut dangkal dengan kedalaman sampai maksimal 200 meter.
3. Zona batial adalah daerah dengan kedalaman 200-2.000 meter.
4. Zona abisal adalah daerah yang kedalamannya lebih dari 2.000 m.
Zonasi lautan
Zona yang punya keanekaragaman hayati tinggi adalah litoral dan neritik. Karena banyak cahaya matahari di daerah ini banyak terdapat fitoplankton dan zooplankton yang merupakan sumber makanan bagi organisme laut lainnya. Pada siang ahri plankton bergerak menuju ke lapisan dalam sementara pada malam hari bergerak menuju permukaan laut. Ikan-ikan mengikuti gerakan plankton. Itulah sebabnya para nelayan mencari ikan di malam hari.

Di daerah batial atau dasar laut yang tidak ada matahari, dihuni oleh ikan-ikan unik seperti yang bisa mengeluarkan cahaya contohnya Angler Fish dan Ubur-ubur bercahaya. Mahluk ini menunggu jatuhan bahan organik dari atas lautan.
Berbagai biota lautan
Vegetasi Pantai
Di perbatasan antara laut dan darat terdapat daerah pasang surut. Tumbuhan yang hidup di daerah pantai menyesuaikan diri dengan hempasan gelombang. Biasanya tumbuhan yang ada berupa tumbuhan menjalar dengan geragih yang panjang. Vegetasi pantai membentuk formasi yang diberi nama sesuai dengan tumbuhan yang dominan.

Pada pantai landai biasanya terdapat daerah pasang surut yang berlumpur. Daerah ini membentuk hutan bakau yang dinamakan mangrove. Tumbuhan hutan bakau diantaranya Avicennia, Rhizophora, Achantus, Cerbera, Bruguirea, Ceriops. Mangrove yang dasarnya koral berpasir pada umumnya didominasi Sonneratia alba.

Semua pohon di daerah hutan bakau punya akar yang khas. Ada yang berakar napas seperti Avicenia dan Sonneratia. Ada pula yang berakar jangkar untuk menahan pengaruh pasang surut laut. Di muara sungai dikenal ekosistem pantai lumpur beurpa bakau terutama di Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Papua. Di pantai selatan Jawa, Bali dan NTT, pantai barat Sumatera dan Maluku terdapat ekosistem pantai batu. Vegetasi ekosistem pantai batu diantaranya ganggang laut, Eucheuma, Sargassum, Gellidium. Indonesia juga punya ekosistem terumbu karang cantik di dunia seperti di Bunaken, Rajampat, Wakatobi dan Derawan.

Sumber : Agnas setiawan



Baca Artikel Terkait:




Choose EmoticonEmoticon