eM.aR Nast
Lahir di kota Tanjungbalai, Asahan pada 24 september 1997
Semut
Oleh: eM.aR Nast
Semut-semut berjalan,
mengikuti alur yang sudah ditetapkan
Tanpa berusaha saling mendahului
sembari memikul pangan
Untuk dinikmati bersama koloni
Saat berpapasan mereka bersapa dan bersitegur
Seperti sedang mengucap salam
Aduhh... Kok aku jadi malu!
Lelaki mabuk dan binatang tertawa
Oleh: eM.aR Nast
Seorang lelaki mabuk
Binatang tertawa
Pecah Gumpalan darah
Bercecer tanpa ada arti
Hidup ataupun mati seolahh hilang rasa
Pikiran picik mulai beradu dengan hati nurani
Tangis bayimu menambah resah
Hilang Tawa hilang asa
berharap bukan lagi pilihan
Carilah jalanmu
Tentukan pilihan
Aku diam dan aku saksi
NAmun aku bukan penentu siapa benar
Sudahlah tenangkan pikiranmu
Redakan emosimu
Tak perlu lagi kau perduli
Ceritakan masalahmu
Ungkapkan benakmu padaku
akan ku bantu kau sebisa ku
Mabuk-mabukan bukan solusinya kawan
Hidup harus dijalani
Masa depan harus diperjuangkan
Jangan berprilaku konyol
Itu hanya hanya lelucon bagi para binatang tertawa
Manusia terlahir sebagai manusia
Maka berprilakulah sebagai manusia
Kepada yang tersayang
Oleh: eM.aR Nast
Kau adalah suka, aku adalah duka
Terhalang Senja
Oleh: eM.aR Nast
Apakah sudah tiba waktunya?
Terbenamlah matahari
Kau tak 'kan bersua jua dengan bulan
Tak perlu lagi kau menunggu
Senja hampir tiba
Istirahatlah sejenak
Kau butuh tenaga 'tuk bersinar esok
Titipkan saja rindumu pada bintang-bintang
Yakinlah... Saat gerhana tiba
Kau akan bertemu dengan bulan
Walaupun hanya sesaat
Syukurilah karena senja tak lagi menghalang
Gurindam Hatiku
Oleh: eM.aR Nast
Aku memikirkan kata-kata
Untuk melantunkannya beserta makna
Sayangnya, ketemu tak pun satu kata
Lalu aku tuliskan saja apa ku rasa
Meski tak seindah kedengarannya
Setidaknya tersampaikan makna yang ada
Aku jatuh hati pada si pembaca
Sumber : karangan si penulis (eM.aR Nast)
Choose EmoticonEmoticon