-->

Minggu, 01 April 2018


Foto Muhammad Rinaldi.
              eM.aR Nast 
Lahir di kota Tanjungbalai, Asahan pada 24 september 1997 


Semut
Oleh: eM.aR Nast

Semut-semut berjalan,
mengikuti alur yang sudah ditetapkan
Tanpa berusaha saling mendahului
sembari memikul pangan
Untuk dinikmati bersama koloni
Saat berpapasan mereka bersapa dan bersitegur
Seperti sedang mengucap salam

Aduhh... Kok aku jadi malu!


Lelaki mabuk dan binatang tertawa
Oleh: eM.aR Nast

Seorang lelaki mabuk
Binatang tertawa
Pecah Gumpalan darah
Bercecer tanpa ada arti
Hidup ataupun  mati seolahh hilang rasa
Pikiran picik mulai beradu dengan hati nurani

Tangis bayimu menambah resah
Hilang Tawa hilang asa
berharap bukan lagi pilihan
Carilah jalanmu
Tentukan pilihan

Aku diam dan aku saksi
NAmun aku bukan penentu siapa benar

Sudahlah tenangkan pikiranmu
Redakan emosimu
Tak perlu lagi kau perduli
Ceritakan masalahmu
Ungkapkan benakmu padaku
akan ku bantu kau sebisa ku

Mabuk-mabukan bukan solusinya kawan
Hidup harus dijalani
Masa depan harus diperjuangkan
Jangan berprilaku konyol
Itu hanya hanya lelucon bagi para binatang tertawa

Manusia terlahir sebagai manusia
Maka berprilakulah sebagai manusia


Kepada yang tersayang
Oleh: eM.aR Nast

Kau adalah suka, aku adalah duka


Terhalang Senja
Oleh: eM.aR Nast

Apakah sudah tiba waktunya?
Terbenamlah matahari
Kau tak 'kan bersua jua dengan bulan
Tak perlu lagi kau menunggu
Senja hampir tiba
Istirahatlah sejenak
Kau butuh tenaga 'tuk bersinar esok
Titipkan saja rindumu pada bintang-bintang

Yakinlah... Saat gerhana tiba
Kau akan bertemu dengan bulan
Walaupun hanya sesaat
Syukurilah karena senja tak lagi menghalang


Gurindam Hatiku
Oleh: eM.aR Nast

Aku memikirkan kata-kata
Untuk melantunkannya beserta makna
Sayangnya, ketemu tak pun satu kata
Lalu aku tuliskan saja apa ku rasa
Meski tak seindah kedengarannya
Setidaknya tersampaikan makna yang ada

Aku jatuh hati pada si pembaca


Sumber : karangan si penulis (eM.aR Nast)





Baca Artikel Terkait:




Choose EmoticonEmoticon