Cara Penyampaian Wahyu Allah kepada Nabi dan Rasul
Nabi Muhammad menerima wahyu dengan cara sebagai berikut:
a. Melalui mimpi yang benar ketika tidur
Wahyu melalui mimpi yang benar, bisa saja Allah langsung bertemu dalam mimpi tersebut ataupun Allah mengutus Malaikat. Sebagaimana terdapat dalam hadis dari ‘Aisyah:
أول ما بدىء به رسول الله صلى الله عليه و سلم من الوحي الرؤيا الصالحة فى النوم ….
“Permulaan wahyu yang pertama kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dalam mimpi yang benar ketika tidur…”
b. Jibril mendatangi Rasulullah dengan cara rahasia sehingga tidak bisa dilihat akan tetapi tampak pengaruh perubahan sikap. Jibril mewahyukan ke hati Nabi shallallahu alaihi wa sallam.
c. Jibril mendatangi Rasulullah menyerupai seorang laki-laki dan bisa dilihat dan didengar oleh orang-orang yang hadir, seperti ketika Jibril bertanya kepada Rasulullah tentang Iman, Islam, dan Ihsan.
d. Jibril mendatangi Rasulullah dalam keadaan ghaib, wahyu diturunkan kepada Nabi seperti bunyi lonceng. Keadaan ini yang paling berat bagi Nabi shallallahu alaihi wa sallam.
e. Jibril mendatangi Rasulullah dalam bentuk yang asli. Hal ini terjadi dua kali, yaitu di bumi atau di gua hira’ dan satu kali di langit ketika beliau Mi’raj ke langit ke tujuh.
f. Allah berfirman di balik tabir, seperti yang terjadi pada diri Rasulullah ketika malam mi’raj setelah menetapkan kewajibah shalat lima waktu.
g. Allah mewahyukan secara langsung tanpa perantara malaikat dan tidak pula dari balik tabir, seperti ketika malam Mi’raj yakni di atas langit ketika menetapkan kewajiban shalat dan melipatkgandakan kebaikan menjadi sepuluh kali lipat.
Empat cara dengan mengeluarkan yang pertama adalah satu kesatuan, yang keenam, dan ketujuh sebagaimana terdapat dalam firman Allah:
“Dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan Dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana.” (QS. al-Syura: 51)
sumber;makalah
Choose EmoticonEmoticon