Perkembangan Ulumul Qur’an
Perkembangan ‘Ulum Al-Quran dapat dikelompokkan menjadi beberapa periode, yaitu periode klasik, pertengahan dan modern.
a. Periode Klasik (650-1250 M/Abad Pertama Hijriah-Abad ke-7 H)
1. Pekembangan ‘Ulum Al-Qur’an Abad pertama dan abad kedua.
Perkembangan ‘Ulum Al-Qur’an pada abad pertama belum terjadi pembukuan, tepatnya informasi pada masa Rasulullah, Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali disampaikan dengan jalan talqin dan mutasyfahah, dari mulut kemulu.
Tiba masa menuliskan dan membukukan pada abad kedua. Yang mula-mula ditulis adalah hadis dalam bermacam-macam mahzab, meliputi segala hal yang menyangkut dengan tafsir. Beberapa orang ulama yang mengumpulkan hadis yang diriwayatkan oleh Rasulullah Saw. untuk menafsirkan al-Qur’an atau mengumpulkan hadis-hadis dari sahabat dan tabi’in. Diantara mareka yang masyhur adalah:
a. Yazid bin Harun Al-Sulami, wafat pada tahun 117 H.
b. Waki’ Al-Jarrah, wafat pada tahun 197 H.
c. Syu’bah bin Al-Hajjaj, wafat pada tahun 160 H.
d. Sufyan bin Uyainah, wafat pada tahun 198 H.
e. Abdul Razzak bin Hammam, wafat pada 221 H.
Keseluruhan ulama ini meruapakan ulama hadis, mareka mengumpulkan hadist untuk menafsirkan Al-Qur’an dan dibagi menurut bab. Namun tafsir yang mareka tulis ini tidak ada yang sampai ketangan kita.
Setelah itu ada pula sekelompok ulama yang menggunakan cara-cara tersendiri dalam bentuk yang lebih sempurna, disesuaikan dengan susuanan ayat. Diantara mareka yang paling masyhur yaitu ibnu Jarir Ath-Thabary, wafat pada tahun 310 H. tafsirnya adalah tafsir yang paling tinggi nilainya diantara kitab-kitab tafsir, karena meliputi riwayat-riwayat yang sahih, terurai dengan baik, i’rab, istinbath dan pendapat-pendapat ulama yang berharga.
Tafsir-tafsir tersebut tergolong kedalam golongan tafsir bil ma’tsur atau tafsir bil manqul. Selain itu juga terdapat pula aliran tafsir bir ra’yi (bil ma’qul).
2. Perkembangan ‘ulumul Qur’an pada Abad ke-Tiga
Pada abad ke-tiga ini, lahirlah karya-karya ulama yang telah berhasil menyusun kitab-kitab ‘Ulumul Qur’an, diantaranya ialah:
a. Ali ibnu Al-Madiny (wafat tahun 234 H). Beliau menyusun kitab Asbab al-Nuzul
b. Abu Ubaid Al-Qasim ibn Salam (wafat tahun224 H). Beliau menyusun kitab ilmu al-Nasikh wa al-Mansukh, ilmu Qira’at, dan dan ilmu Fadha-ilul Qur’an.
c. Muhammad ibn Ayyub Adh-Dhirris ( wafat tahun 294 H). Karyanya adalah kitab Ma nuzzila bil makkata wa nuzzila bil madinati.
d. Muhammad ibn Khalaf ibn al-Marzuban (wafat tahun 309 H). Kitabnya bernama Al-Hawi fi Ulumik Qurr’an.
2. Perkembangan ‘Ulumul Qur’an pada Abad ke-Empat
Tercatat beberapa nama diantaranya Abu Bakar ibnu Qasim al-Anbari ( w. 328 H),menulis buku berjudul ‘Ajaib ‘Ulumul Qur’an. Buku tersebut membicarakan tentang keutamaan dan keistimewaan Al-Qur’an, turrunnya Al-Qur’an dalam tujuh huruf, penulisan mushaf, julah surat, ayat dan lafadznya. Abu Al-Hasan Al-Asy’ari (w. 324 H), menulis kitab Al-Mukhtazan fi ‘Ulum Al-Qur’an, kitab yang berukuran besar sekali. Abu Bakar al-Sijistani (w.330 H), menulis kitab Gharib al-Qur’an. Abu Muhammad Al-Qashab Muhammad ibn Ali Al-Karakhi W. 360 H), menulis kitab Nukat Al-Qur’an Al-Dalalah ‘Ala Al-Bayan fi Anwa Al-Ulum wa Al-Ahkam alMunabbi’ah Ikhtilaf al-An’am (titik-titik al-Qur’an). Dan terakhir Muhammad ibn Ali al-Afdawi (w. 388 H), menulis kitab yang terdiri dari 20 jilid berjudul Al-Istigna’ fi ‘Ulum al-Qur’an (kebutuhan akan ilmu al-Qur’an).[33]
3. Perkembangan ‘Ulumul Qur’an pada Abad ke-Lima
Pada abad ke-5 ini tercatat beberapa ulama yang menulis kita, diantaranya Ali ibnu Ibrahim ibn Sa’id al-Kufy (w.430 H), menulis kitab Al-Burhan fi ‘Ulum al-Qur’an dan kitab I’rab al-Qur’an. Abu Amar al-Dani (w. 444 H), menulis kitab berjudul Al-Taisir fi al-Qira’at al-Sab’i dan kitab lainnya yaitu al-Mukham fi al-Nuqath.
4. Perkembangan ‘Ulumul Qur’an pada Abad ke-Enam
M. Abu al-Qashim ‘Abd al-Rahman (w. 581 H), dikenal dengan nama Suhaili menulis kitab Mubhamat al-Quran oleh penulis kitab Kasyf al-Dzunun karyanya ditulis dengan al-Ta’rif wa al-I’lam bi Ma Ubhima fi al-Qur’an min al-Asma wa al-I’lam (Pengenalan dan Pemberitahuan Mengenai Nama-nama dan Tanda-tanda Dalam al-Qur’an). Ibn al-Jauzi (w.597 H), menulis kitab berjudul Funun al-‘Afnan fi ‘Ajaib ‘Ulum al-Qur’an dan Mujtaba fi ‘Ulum al-Qur’an , keduanya berupa tulisan tangan yang masih tersimpan di Dar al-Kutub, Kairo.
5. Perkembangan ‘Ulumul Qur’an pada Abad ke-Tujuh
Alam al-Din Ali bin Muhammad al-Sakhawiy (w. 643 H), menulis kitab berjudul Jamal al-Qur’an wa Kamal al-Iqra’. Ibnu Abd al-Salam (w.660 H), dikenal dengan nama al-Izz ia menulis kittab tentang Majaz al-Qur’an dan Abu Syamah (w. 665 H) menulis kitab Al-Mursyid al-Wajiz fi Ma Yata’allaq bi al-Qur’an al-Aziz.
b. Periode Pertengahan (Abad ke-8 H/13 M Sampai Abad ke-13 H/18 M)
1. Perkembangan ‘Ulumul Qur’an pada Abad ke-Delapan
Pada abad ke-8 H atau kurang lebih tahun 1322 M. Badr al-Din al-Zarkasyi (w. 794 H), menulis al-Burhan fi ‘Ulum al-Qur’an. Kitab ini telah ditahqiq oleh Prof. Muhammad Abu al-Fadl Ibrahim. Begitu juga Nazmuddin al-Thufi (716 H) mengarang ilmu Jadal al-Qur’an. Ahmad ibn Jubair (708 H) al-Burhan fi Tartib al-Suwar al-Qur’an, dan Ibnu Qayyim al-Jauziyah (w. 751 H) al-Tibyan fi Aqsam al-Qur’an.
2. Perkembangan ‘Ulumul Qur’an pada Abad ke-Sembilan
Dalam abad kesembilan Hijriyah, lahirlah banyak karya dalam bidang ini.diantaranya ialah:
a. Muhammad ibnu Sulaiman al-Kufiy (w. 873 H), kitabnya bernama At-Tafsir fi Qawaidit Tafsir.
b. Jalaluddin al-Bulqiny (w. 824 H), kitabnya bernama Mawaqi’ul Ulum min Mawaqi’in Nujum.
3. Perkembangan ‘Ulumul Qur’an pada Abad ke-Sepuluh
Jamaluddin al-Suyuthi (w. 911 H). Menulis kitab At-Tahbir fi Ulumi Tafsir. Penyusunan buku ini selesai tahun 873 H dan merupakan kitab Ulumul Qur’an yang paling lengkap karena memuat 102 macam ilmu-ilmu al-Qur’an.namun Imam al-Suyuthi tampaknya belum puas atas karya ilmiahnya yang hebat itu. Kemudian ia menyusun kitab al-Ithqan fi ‘Ulum al-Qur’an (2 Juz) yang membahas 80 macam ilmu al-Qur’an secaara sistematis dan padat isinya. Karya lainnya adalah al-Durul Mantsur fi Tafsir bi al-Ma’tsur yang terdiri dari 8 Jilid. Kemudian Lubab al-Nuqul fi Asbab al-Nuzul dan Thabaqat al-Mufassirin.
c. Periode Modern (Abad ke-14 H/Abad ke-18 M)
Setelah memasuki abad ke-14 H, maka perhatian para ulam bangkit kembali dalam menyusun kitab-kitab yang membahas al-Qur’an dari berbagai segi dan macamnya. Diantara mareka adalah:
1. Thahir al-Jazairi mengarang al-Tibyan li Ba’di al-Mabahits al-Muta’aliqah bi al-Qur’an yang selesai tahun 1335 H.
2. Jamal al-Din al-Qasimi (w.1332 H) karyanya: Mahasin al-Ta’wil.
3. ‘Abd al-Adzim al-Zarqani, karyanya: Manahil al-Irfan fi ‘Ulum al-Qur’an sebanyak dua jilid.
4. Muhammad ‘Ali Salamah, karya: Minhaj al-Furqan fi ‘Ulum al-Qur’an.
5. Syekh Tanthawi, karyanya: al-Jawahir fi ‘Ulum al-Qur’an al-Karim.
6. Mustafa Shadiq al-Rafi’i, karyanya: I’jaz al-Qur’an wa Balaghah al-Nabawiyah.
7. Malik ibnu Nafi’dengan karyanya: al-Dhahirat al-Qur’aniyah.
8. Muhammad Rasyid Ridha menulis Tafsir al-Qur’an al-Karim.
9. Muhammad Abdullah Darraz, seorang guru besar Universitas al-Azhar yang diperbantukan di Perancis mengarang kitab: al-Naba’ al-Adzim ‘an al-Qur’an al-Karim dan Nadharat al-Jadidah fi al-Qur’an.
10. Dr. Subhi Shalih, guru besar Islamic studies dan Fiqh al-Lughah pada Fakultas Adab Universitas Libanon, mengarang kitab Mabahits fi ‘Ulum al-Qur’an. Kitab ini selain membahas ‘Ulum al-Qur’an juga menanggapi atau membantah secara ilmiah pendapat-pendapat orientalis yang dipandang salah mengenai masalah yang berkaitan dengan al-Qur’an.
11. Muhammad al-Mubarrakh, Dekan Fakultas Syari’ah Universitas Ssyiria, mengarang kitab Manhalul Khalid.
12. Prof. Manna al-Qaththan, karyanya: Mabahits fi ‘Ulum al-Qur’an.
13. Dr. M. Mahmud Hijazi, karyanya: al-Wahdatui Maudhu’iyyah dan Tafsir al-Wadih.
14. Dr. Abd Hayyi al-Farmawi: al-Bidayah fi Tafsir al-Maudhu’i.
15. Dr. Al-Husain Abu Farah: al-Futuhat al-Rabbaniyah fi Tafsir al-Maudhu’i li ayat al-Qur’aniyah.
16. Abd Razak Naufal: al-I’jaz al-Adad li al-Qur’an al-Karim.
17. Muhammad al-Rusyi: Mas’alat Takhsis al-Umum bi al-Sabab (Makkah: Ummul Qura,1983).
18. Abd al-Rahman al-Aq: Ushul al-Tafsir wa Qawa’iduhu.
19. Sayyid Ahmad Khan (w. 1898) menyusun lima belas prinsip penafsiran al-Qur’an dalam bahasa Urdu.
20. Amin al-Khuli (w. 1967) dengan Manahij al-Tajdid fi al-Nahw wa al-Balaghah wa al-Tafsir wa al-Adad-nya, ia merumuskan metode tafsir dengan ilmu filologi sebagai dasar proses penafsiran.
21. Mohammad Arkoun (w.1928) bukunya al-Fiqr al-Islami: Qira’at Ilmiyah Terjemahan Hasyim Shalih(Beierut: Markaz al-Anma’ al-Qowni,1987). Lecturer Du Coran yang diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia oleh Hidayatul Kajian Kontemporer al-Qur’an (Bandung: Pustaka Setia, 1998) dan lainnya.
22. Fazlu Rahman (1919-1988), karyanya: Islam and Modernity: Transformatian of an Intelectual Traditiondan The Themes of The Qur’an sebagai kitab Tafsir ala Rahman.
23. Mohammad Syahrur dalam kitabnya al-Kitab wa al-Qur’an: Qira’ah Muwassirah menjelaskan mengenai prinsip dan dasar-dasar hemeneutika al-Qur’an (terbit tahun 1990).
24. Tosohiko Izutsu, karyanya: Relasi Tuhan dan Manusia; Pendekatan Terhadap al-Qur’an, Konsep-konsep Etika Religius dalam al-Qur’an, dan Konsep Kepercayaan dalam Teologi Islam: Analisa Semantik Iman dan Islam.
25. Hasan Hanafi, karyanya: Al-Din wa al-Tsaurah memuat pemikirannya mengenai tafsir.
26. Ignaz Golddziher orientalis Yahudi kelahiran Hongaria (1850-1920 M). Karyanya: Die Richturgen der Islamischen Koranauslegun (1920) dalam bidang sejarah al-Qur’an.
27. Arthur Jeffery (w. 1959), seorang orientalis Inggris, mengkaji sejarah al-Qur’an. Diantara karyanya:Material for The History of The Text of The Qur’an: The Old Codices (1937), Mukaddimah fi ‘Ulum al-Qur’an wa Humma Muqaddimah kitab al-Mabani wa Muqaddimah Ibn ‘Atiyyah (1954), dan lain-lain.
28. Nasr Hamid Abu Zaiid, ia berupaya melakukan rekonstruksi kajian ‘Ulum al-Qur’an dengan melahirkan karyanya dengan judul Mafhum al-Nash: Dirasah fi ‘Ulum al-Qur’an, dan tokoh-tokoh ulama al-Qur’an lainnya.
sumber:hasanudin
Choose EmoticonEmoticon