-->

Rabu, 10 Januari 2018


Makalah Sejarah Islam di Singapura Lengkap









BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Islam di Singapura merupakan agama minoritas. Berdasarkan data pada 2008, sekitar 15 persen penduduk Singapura yang jumlahnya 4.839.000 adalah Muslim. Mayoritas kelompok etnik Melayu di Singapura memeluk Islam. Selain itu, pemeluk Islam meliputi kelompok etnik India dan Pakistan, juga sejumlah kecil kelompok etnik Cina, Arab, dan Eurasia. Sekitar 17 persen muslimin Singapura berasal dari kelompok etnik India. Kaum muslim di Singapura secara tradisi merupakan muslim Sunni yang mengikuti mazhab Syafi’i. Sebagian muslim Singapura mengikuti mazhab Hanafi. Ada juga kelompok muslim Syiah di Singapura.
Dalam pengertian persentase etnis, penduduk Singapura relatif stabil semenjak pertengahan abad ke-19. Perubahan demografik yang mengesankan terjadi pada awal abad ke-19, ketika penduduk Cina secara perlahan mulai mengambil alih menjadi penduduk mayoritas yang menonjol dibanding yang bersuku Melayu. Sejak tahun 1891 jumlah penduduk Cina Singapura adalah 67.1%, Melayu 19.7%, India 8.8% dan yang lain-lain, termasuk Eropa dan Arab, 4.3%. Sensus yang dilakukan pada tahun 1990 menunjukkan keseluruhan penduduk Singapura berjumlah 2.7 juta orang. Komposisi penduduknya terdiri dari mayoritas Cina dengan 77.7%, Melayu 14.1%, India 7.1 % dan warga lainnya 1.1% (J.L. Esposito, 1995:76). Sementara itu kalau jumlah penduduk dilihat dari komposisi keagamaannya pada sensus yang sama tahun 1990 adalah sebagai berikut: pengikut Budhha 31.1%; Taoisme 22.4%; Islam 15.3%; Kristen 12.5%; Hindu 3.7% dan agama lain 0.6% (Sharon Siddique, 1995:1). Dilihat dari komposisi keagamaan, etnis Melayu secara mayoritas merupakan pemeluk agama Islam. Atau bahkan bisa dikatakan bahwa etnis Melayu berarti Islam.
Komposisi penduduk Melayu yang 14.1% adalah sama dengan 380.600 orang. Dilihat dari segi tingkat pendidikannya adalah: Pendidikan Non-Formal 15.1%; Pendidikan dasar 32.7%; Pendidikan Sekolah Menengah Pertama 47.3%; Pendidikan Sekolah Menengah Atas 3.5% dan Pendidikan Tinggi 1.4%. Sedang apabila dilihat dari komposisi pekerjaannya adalah: Bidang Teknik dan Professional 9.7%; Bidang Administrasi dan Managerial 1.1%; Ulama dan Guru Agama/Profesi Keagamaan 15.4%; Sales dan Servis 14.0%: Pertanian dan Nelayan 0.3%; Produksi dan Relasi 13 57% dan lain-lain 2.5%. Mengenai partisipasi kerja antara laki-laki dan perempuan adalah: laki-laki pekerja 78.3% dan wanita pekerja 47.3% (Sharon Siddique, 1995:4). Dalam dua puluh tahun, antara tahun 1970 sampai tahun 1990, menurut Sharon Siddique, telah terjadi perubahan yang dramatis atas Muslim- Melayu Singapura. Telah terjadi peningkatan, misalnya dalam bidang pendidikan: untuk pendidikan tingkat menengah pertama dari 36.4% menjadi 47.3%; pada tingkat menengah atas dari 1.0% menjadi 3.5% dan pada pendidikan tinggi dari 0.2% menjadi 1.4%. Dalam bidang pekerjaan, yang paling menarik adalah menurunnya prosentase dalam bidang pertanian (dari 5.3% menjadi 0.3%); sales dan pelayan (dari 27% menjadi14.%), dan menaiknya secara tajam pada bidang produksi (43% menjadi 57%). Pergeseran juga terjadi pada kemampuan keahlian etnis Melayu untuk mengikuti perkembangan teknologi tinggi. Karena upah yang lebih tinggi hanya mungkin diperoleh dengan tingkat keahlian dan produktifitas yang tingi. Rata-rata pendapatan keluarga perbulan adalah S$ 2,246 % (Sharon Siddique, 1995:4).

BAB II PEMBAHASAN
1. Sejarah Negara Singapura
Asal usul nama singapura semula bernama Temasik,Tumasik (Jawa), Tamasek (Cina), sebagai mana di jelaskan dalam kitab Tufat al-Nafis di mana saat itu sultan Singapura di pimpin oleh Sultan Husein Syah (1819). Ada versi lain, nama asal Singapura, ini muncul ketika pangeran dari Sumatra bernama Sang Nila Utama singgah di pulau ini tahun 1299 dan menemukan seekor binatang mirib singa, sehingga pulau ini di sebut Lion City (Kota Singa). [1] Nila Utama dan rombongan menetap dan membangun wilayah baru tersebut seta menamai wilayah itu dengan nama “Singapura”. Ada versi lain bahwa nama Singapura itu adalah dari kata singgah dan pura berarti ( Kota), jadi Singapura Kota Singapura, pada akhir
abad ke 14 simgapura menjadi bagian wilayah kekuasaan Malaka. Sebab Singapura ini di kuasai oleh Parameswara dan selanjutnya di serahkan ke Majapahit. Akibatnya Parameswara tersingkir ke Malaka dan mendirikan kerajaan Islam Malaka. Dan Singapura menjadi bagian kekuasaan sultan Malaka. Kerajaan Malaka ini banyak bergaul dan berhubungan dengan pedagang muslim, khususnya yang dating dari Bandar-bandar di Sumatra dan akhirnya Pameswara pun memeluk islam dan bergelar Sultan Iskandar Shah. para pedagang dari penjuru manapun suka singgah di sana.
Pada tahun 1819, SirThomas Stamford Raffles berhasil mendarat di sebuah pulau yang di sana terdapat orang-orang melayu islam dsn sekumpulan orang-orang laut yang berdiam di semenanjung tanah melayu. Sebagai wakil syariat India timur Inggris, Raffles mengadakan perjanjian dengan tokoh masyarakat setempat, Temanggung Daing Abdul Rahman, untuk sebuah pusat perdagangan di Singapura.
Dalam kurun waktu sekejab, pulau ini di singgahi banyak kapal yang ingin berdagang di pulau ini, bahkan banyak kapal-kapal dari bagsa lain yag berdatangn seperti pedagang dari tanah Arab, Gujarat, Parsi, Benggali, Pegu, Siam dan China untuk mengadu nasif si Negara ini. Dalam kurun waktu yang cukup lama dan melalui proses dari wakyu kewaktuu sehingga mencapai kegemilangan dan kejayaan.
Negara Singapura adalah Negara kota, berdiri pada tanggal 9 Agustus 1965 atau keluar dari Negara federasi Malaysia. Negara ini menganut paham “Secular Moderen” dimana pemerintah bersikap netral terhadap semua agama dam ras. Etnis melayu musliam berlatar belakang dari pesisir Malaiysia, Jawa, Bugis, Bawean. Selain ada juga dari muslim India, Cina, Pakistan dan Arab. Penduduk Mayoritas Cana 77%, Melayu 15%, (Kurang lebih 376.000 jiwa) dari 4 juta lebih; India 6% dan lain-lain. Melayu muslim kebanyakan hidup dengan standar ekonomi lebih rendah di bandingkan dengan non- Melayu, termasuk tertingal di bidang pendidikan sosial ekonomi dan politik. Tahun 1980 hanya terdapat 679 orang yang lulus sarjana.
Singapura adalah sebuah Negara Republik dengan system pemerintahan parlementer. Dalam UUD Negara ini terdiri dari Eksekutuf, Legislatif dan Yudikatif. Presiden adalah sebagai kepala Negara, tetapi tidak memiliki kekuatan politik. Sedangkan perdana Menteri adalah pemimpin cabinet dan adminitrasi pemerintahan sehingga otomatis kekuatan politik di pegang penuh oleh perdana Mentri.
2. Islam Pada Awal Sejarah Singapura
Singapura merupakan salah satu Negara kecil di benua asia tenggara yang terdiri berbagai macam suku bangsa dan penganut berbagai macam agama. Penduduknya sekarang kira-kira mencapai 4.000.000 jiwa lebih hampir 77 persen warga Negara singapura adalah china dan minoritas adalah suku melayu, yaitu sekitar 17 persen dari jumlah keseluruhan warga Negara singapura. sedangkan sisanya disusul oleh india, Pakistan, dan arab.
Dalam perjalanan sejarahnya, singapura pernah menjadi salah satu pusat islam paling penting di asia tenggara, hal ini dilihat dari keunggulanya sebagai pintu masuk bagi para pedagang dari berbagai benua maupun Negara asing atau disebut dengan pusat perdagangan internasional. Selain sebagai pusat perdagangan, Negara ini sangat stategis bagi pusat informasi dan dakwah islami atau islamisasi kualitatif maupun kuntitatif, baik pada masa kesultanan malaka maupun sampai sekarang.
Jadi, Bagaimana proses masuknya islam di singapura? Dan abad ke berapa islam masuk ke singapura? Sejarah kehadiran agama Islam di Singapura tidak dapat dipisahkan dengan sejarah kedatangan Islam di Asia Tenggara pada umumnya, begitu pula dari masa kemasa yang selalu berkaitan dengan perkembangan agama Islam diwilayah lainya. Pada sebagian ahli sejarah sudah hampir sepakat
bahwa agama Islam sudah sampai ke Asia Tenggara pada abad pertama Hijriah atau pada akhir abad ke-7 Masehi, karena pada abad itu pedagang-pedagang Arab atau pedagang Muslim India sudah mengadakan perdagangan sampai keselat Malaka dan ke Cina, sebagian ada yang singgah di Sumatera dan Jawa. Kemudian jalur perdagangan itu menjadi rute tetap pada pedagang Arab dan India yang menjulur dari laut Tengah melalui Persia dan India ke Asia Tenggara dan terus ke Tiongkok .Namun untuk menentukan dengan pasti kapan sesungguhnya awal kehadiran agama Islam, dimana dimulai, kemana penyebarannya, siapa penyebarnya, dan bagaimana metode pengajarannya adalah suatu pekerjaan yang tidak mudah, karena sulit menentukan bukti yang dapat dipercaya kebenarannya. Singapura sendiri mempunyai peranan penting dalam penyebaran Islam di Asia Tenggara. Posisi stategis yang merupakan nilai lebih Singapura menjadikannya sebagai transit bagi perdagangan dari berbagai kawasan. Pada sisi lain, selain sebagai transit perdagangan letaknya yang strategis ini juga telah memungkinkannya menjadi pusat informasi dan komunikasi dakwah Islam, karena secara geografis Singapura hanyalah salah satu pulau kecil yang terdapat di tanah Semenanjun Melayu.
Singapura menjadi sebuah Negara Republik yang merdeka setelah melepaskan diri dari Malaysia. Saat ini, Singapura merupakan Negara paling maju diantara Negara-negara tetangganya di kawasan Asia Tenggara. Namun demikian, Islam relative tidak berkembang di Negara ini, baik bila dibandingkan dengan sejarah masa lalunya, maupun bila dibandingkan dengan perkembangan Islam di Negara-negara lainnya di kawasan Asia Tenggara. Pada tahun 1940-1950 orang islam boleh kawin dan bercerai deengan mudah melalui beberapa kodi yang bergerak dari satu tepat ke tempat yang lain. Ketidak teraturan ini di pergunakan dengan salah guna. Ada kodi yang kurang teliti dalam segi taraf perkawinan dengan hasrat wali mereka yang sah. Perceraian juga diperbolehkan dengan senang.
Dalam hal ini imam-imam atau guru-guru sangat berpengaruh terutama dalam praktek agama, realitas upacara-upacara sosial ke agamaan dengan berbagai macam Negara yang datang ke Singapura membawa banyak agama dan keperrcayaan.
Namun pemerintah dalam hal ini bersifat netral , untuk meyakinkan kaum muslimin bahwa pemerintah memegang prinsip kebebasan dalam beragama dan melindungi keyakinan mereka, maka MUIS (Majelis Ulama Islam Singapura ) didirikan di bawah perundang-undangan dan ketentuan AMLA (Administration Of Muslim Law Act OF 1966 ). MUIS bertanggung jawab dalam mengatur administrasi hokum islam di Singapura, termasuk mengumpulkan zakat mall, pengaturan perjanjian haji, setipikasi halal, aktifitas dakwah, mengorganisasi sekolah-sekolah agama, mengorganisa pembangunan mesjid dan manajerialnya, pemberian bantuan biayasiswapelajar muslim, bbertugas mengeluarkan patwa agama. Keta dan MUIS di angkat dan di berhentikan oleh Presiden, melalui usulan dari kelompok muslim.
3. Pendidikan di Singapura
Dalam bidang pendidikan singapura menganut sistem pendidikan islam moderen dari awal hingga sekarang merujuk pada system mesir dan barat sepeti madrasah, sekolah arab atau sekolah agama, tetapi tidak mengenal pondok pesantren. Ada 4 madrasah terbesar di singapura yaitu:
a. Madrasah Aljunied, didirikan pada tahun 1927 M, oleh pangeran Syarif al-Syaid Umar bin Ali Aljuneid dari palembang.
b. Madrasah Al-Ma’arif, didirikan pada tahun 1940-an gurunya dari lulusan al-Azhar Mesir.
c. Madrasah Wak Tajung AL- Islamiyah , didirikan tahun 1955 M.
d. Madrasah AL-Sagoff, didirikan pada tahun 1912 di atas tanah wakaf Syed Muhammad bin Syed al- Sagoff.
Ada juga pengembangan dalam masyarakatnya,di antara badan-badan yang menyediakan berbagai pelayanan MENDAKI (Majelis Perkembangan Masyaraka Islam Singapura ), muncul sebagai organisasi utama, dengan berbagai kegiatan yang menyeluruh , dan pendidikan kepada ekonomi. MENDAKI menerima dukungan dan bantuan keuangan dari pemerintah. Badan ini di tumbuhkan pada tahun 1981 atas usaha ahli-ahli parlemen Melayu-islam untuk mengatasi kemerosotan orang Melayu, seperti yang di perliatkan pada tahun 1980. dalam tujuh tahun pertama, Mendaki sangat perhatian terhadap soal pendidikan. Ia mengadakan kelas bimbingan setiap menggu dan nasehat kepada pelajar dan kkeluaga mereka. MENDAKI tidak perlu berjaya, kelembapannya kaadang-kadang mejadi kritikan.
Pada tahun 1989, satu seminar diadakan di dewan persidangan singapura, untuk memutar haluan baru bagi MENDAKI. Perlu ada komitmen sepenuhnya dan usaha. Dengan komitmen sepenuhnya orang melayu yang kaya atau yang punya kekayaan untuk membantu saudaranya yang kurang mampu,komitmen dukungan masyarakat terhadap rancangan MENDAKI, komitmen pemerintah sebagai bukti anda mau bekerja sama mencapai aspirasi masyarakat anda.” Para peserta seminar dari berbagai masyarakat islam setuju dengan beliau. Mereka menyokong MENDAKI agar meluaskan kegiatan serta menyususn semula rancangan-rancangannya dengaan menawarkan lebih banyak program pedidikan. Di sampang mengajukan kegiatan sosial dan ekonomi. “ sebagian keberhasilan orang melayu-islam dalam pendidikan adalah di sebabkan oleh Mendaki. Program terkemuka adalah bimbingan pada akhir minggu. Kelas-kelas utamanya semula pada Februari 1980 degnan 60 orang pelajar kelas “A”, menghadiri kelas setiap hari Ahad di mesjid AL-Anshar di Chai Chee dan mesjid Al-muttaqin di Ang Mo Kio.
Mendaki mengendalikan lebih dari 10.000 orang pelajar di 14 pusat. Rata-rata berumaur sekitar sembilan hingga delapan belas tahun. Para pelajar manghabiskan petang sabtu atau pagi ahad mendalami pelajaran yang di peroleh dari sekolah. Ada juga program-program khusus, seperti kelas matematik lanjutan dan kelas bahasa inggrais yang intensif untuk pelajar yang sederhana kebolehannya. Dua lagi projek utama merupakan bagian dari strategi pengayaan untuk semua mendaki, yaitu untuk pelajar pandai dan untuk pelajar yang pencapaiannya di bawah standar.
Kegiatan lain mendaki adalah kelas-kelas computer, ceramah tentang orang tua yang baik, bengkel membaca, kemah-kemah cuti sekolah, anugrah dan beayasiswa. Dia juga memberi pinjaman tampa angsuran. Bagi pihak pemerintah, medaki menguruskan subsidi iyuran pendidikan tinggi bagi orang melayu, satu proyek yang membolehkan orang melayu yang membolehkan pendidikan gratis di peringkat perguruan tinggi.
Proyek utama mendaki dalam bidang sosial dan kebajikan adalah mendirikan pusat pelayanan keluaga dengan kerjasama persatuan pemudi islam singapura (PPIS). Dalam bidang ekonomi, mendaki mencatat perkembangan besar mmelalui amanah salam Mendaki (ASM), sebuah tabung bagi masayarakat islam. mendaki juga telah memasuki bidang memberi latihan kepada pekerja islam dan kepada pekerja sama denga Lembaagi Penghasil Negara (NPB) Untuk tujuan ini. Para penyokong Mendaki sadar bahwa banyak banyak keberhasilan yang telah di capai. Yang lain juga merasa banyak lagi yang bileh di lakukan. berawal perdebatan ini, lahir sebuah badan yang hampirsama tujuannya yaitu angkatan kariawan islam (AMP). Parapenggerak uatamanya iyalah sekumpualan kariawan islam yang muda bekas pemimpin pelajar yang aktif takkala di uni versitas dulu. Setelah memantapkan kerja dan keluarga masing-masing, mereka merasa masyarakat memerlukan komitmen mereka.
Kerap di anggap pesaing mendaki, AMP dengan segera menyiapkan pelbagai rancangan dari pada bersipat pendidikan kepada kauseling untuk keluarga serta individu dan program-program latihan bagi para pekerja. Pada awal tahun 1994, AMP mendirikan pusat latihan untuk meningkatkan kemahiran pekerja melayu islam. Dan kemajuan kemahiran pemerintah telah menyumbang lebih $2 juta dalam usia ini. Dalam masa tiga tahun akan datang kira-kira 6,600 orang pekerja islam akan menjalani latihan. AMP juga giat dalam usaha niaga, ia mendirikan sarikat pemegangan untuk kegiatan perdagangan dan pembangunan di rantau ini. Sebuah lagi badan melayu sosial islam ialah taman bacaan pemuda pemudi melayu singapura,didirikan tahun 1959 untuk memupuk minat terhadap kesastraan dengan meminjamkan jurnal dan buku kepadaahli-ahlinya. Beberapa tahun kemudian taman bacaan bertukar peranan untuk memenuhi kepeluan masyarakat. Ia mulai mengendalikan bengkel untuk ibu bapak dan pelajar seta rancangan-rancangan pendidikan termasuk aspek-aspek kemahiran,keibubapaan, pengurusan waktu dan kelas-kelas bahasa.
Satu lagi badan berusia tiga abad ialah Lembaga Biayasiswa Kenangan Maulud (LBKM). Pada tahun 1965, beberapa minggu selepas singpura merdeka pada tanggal 9 Agustus, perwakilan 77 pertumbuhan Melayu-Islam menghadiri perhimpunan di Dewan Peringatan Victoria untuk melancarkan LBKM. Dengan LBKM mulai usaha mendirikan lembaga bagi pembantu para pelajar islam yang berpontensi untuk melannjutkan pelajaran tampa terhambat oleh biaya.
Lebih kurang setahun kemudian , lembaga itu mempunyai uang yang cukup untuk menawarkan biaya siswa kepada 18 orang pelajar. Lembaga ini juga mengeluarka bantuan penyelidikan dan dua kali setahun mengadakan cerama-ceramah peringatan oleh sarjans-sarjana islam terkenal. Badan islam yang lebih mudah ialah Pertapis (Persatuan Taman Pengajian Islam Singapura ) yang memberikan perhatian kepada kebajikan masyarakat dan pendidikan. Pertapis juga mengendalikan rumah-rumah orang tua, rumah kanak-kanak dan pusat bagi wanita dan kanak-kanak. Di samping kursus pendidikan. Badan ini juga memepunyai beberapa cabang di Singapura.
Bagi kebanyakan orang islam, lorong 12 sama artinya dengan Jamiyah.yang beribu pejabat di situ. Jamiyah (Persatuan Seluruh Islam Singapura) mempunyai sejarah kegiatan dakwah dan sosial yang lama. Pada awalnya, Jamiyah hany mengasuh kelas-kalas agama, bukan hanya untuk anggota masyarakat tetapi juga angota pasien di houspital dan di penjara. Badan ini juga membantu mengislamkan orang bukan islam sambil mengadakan ceramah oleh para sarjana-sarjana islam setepat atau antar bangsa.
Tidak jauh dari Jamiyah, di Haigsville Drive, ialah persatuan Pemuda Islam Singapura (PPIS). PPIS yang juga muncul dan berkembang dari kesadaran sekumpulan kecil umat islam didirikan oleh beberapa orang wanita yang belatar belakang dan dari kumpulan etnik yang berbeda.Terbentuk pada tahun 1952, PPIS mendapat perhatian ahli-ahlinya, memberi pandangan kepada jawatan yang bersidang tetang akta pelayanan hukum islam (AMLA) pada tahun 1966. PPIS mengesakan jawatan itu supaya menaikan umur minimum perkawinan islam dari yang di canangkan 15 tahun sampai 18 tahun, selaras dengan piagam wanita Singapura. Jawatan tersebut musyawarah baru dengan menetapkannya 16 tahun.
Satu lagi pertumbuhan ialah Muhammadiyah yang didirikan pada tahun 1957 oleh sekumpulan pelajar yang memanggil diri mereka Ahlul Sunnah Wal-jamaah. Bermula dengan kelas-kelas agama, kegiatan badan ini telah berkembang ke bidang-bidang lain termasuk taman kanak-kanak dan madrasah. Turut memberi sumbangan adalah Darul Arqam (Persatuan Muallaf Singapura), mengambil nama sempena dengan nama Arqam, sahabat nabi saw Yang memberi perlindungan ke pada pemeluk baru agama islam. Belakangan ini, Darul Arqam gigih berusaha untuk mengajak orang islam dan juga bukan islam berdakwah. Ia ingin islam di lihat sebagai agama bukan saja orang melayu, tetapi untuk semua bangsa.
Darul Arqan telah membawa islam ke dunia antar bangsa melalui pertukaran antar kebudayaan denagn orang islam di seluruh dunia. Tokoh-tokoh islam terkemuka kerap di undang untuk menyampaikan ceramah-ceramah umum dan berbincang dengan ahli-ahlinya. Ia juga berhubungan rapat dengan banyak badan islam antar bangsa, termasuk perhimpunan Belia Islam Sedunia.
Sebuah lagi pertumbuhan agama ialah Persatuan Tabung Amanah Muslimin (MTFA) yang menguruskan rumah anak-anak yatim Darul Ihsan Lilbanin untuk budak laki-laki, dan Darul Ihsan Libanat untuk budak perempuan. Anak-anak yatim yang tidak tinggal di rumah-rumah tersebut juga boleh memohon bantuan keuangan atau pendidikan dari MTFA, pada tahun 1993, MTFA memberi $75,000 dalam betuk bantuann pendidikan. Dengan di capainya hal tersebut maka menjadikan masyarakat Singapura mendapat tempat tinggal yang lebih baik.
Sejarah kehadiran agama Islam di Singapura tidak dapat dipisahkan dengan sejarah kedatangan Islam di Asia Tenggara pada umumnya, begitu pula sejarah perkembangan dari masa kemasa yang selalu berkaitan dengan perkembangan agama Islam diwilayah lainya. Pada sebagian ahli sejarah sudah hampir sepakat bahwa agama Islam sudah sampai ke Asia Tenggara pada abad pertama Hijriah atau pada akhir abad ke-7 Masehi, karena pada abad itu pedagang-pedagang Arab atau pedagang Muslim India sudah mengadakan perdagangan sampai keselat Malaka dan ke Cina, sebagian ada yang singgah di Sumatera dan Jawa. Kemudian jalur perdagangan itu menjadi rute tetap pada pedagang Arab dan India yang menjulur dari laut Tengah melalui Persia dan India ke Asia Tenggara dan terus ke Tiongkok. [5] Namun untuk menentukan dengan pasti kapan sesungguhnya awal kehadiran agama Islam, dimana dimulai, kemana penyebarannya, siapa penyebarnya, dan bagaimana metode pengajarannya adalah suatu pekerjaan yang tidak mudah, karena
sulit menentukan bukti yang dapat dipercaya kebenarannya. Singapura sendiri mempunyai peranan penting dalam penyebaran Islam di Asia Tenggara. Posisi stategis yang merupakan nilai lebih Singapura menjadikannya sebagai transit bagi perdagangan dari berbagai kawasan. Pada sisi lain, selain sebagai transit perdagangan letaknya yang strategis ini juga telah memungkinkannya menjadi pusat informasi dan komunikasi dakwah Islam, karena secara geografis Singapura hanyalah salah satu pulau kecil yang terdapat di tanah Semenanjung Melayu.
Singapura menjadi sebuah Negara Republik yang merdeka setelah melepaskan diri dari Malaysia pada tanggal 17 Agustus 1965. Saat ini, Singapura merupakan Negara paling maju diantara Negara-negara tetangganya di kawasan Asia Tenggara. Namun demikian, Islam relative tidak berkembang di Negara ini, baik bila dibandingkan dengan sejarah masa lalunya, maupun bila dibandingkan dengan perkembangan Islam di Negara-negara lainnya di kawasan Asia Tenggara. [6] Sejak abad ke-15, pedagang Muslim menjadi unsur penting dalam perniagaan wilayah Timur, tidak terkecuali Singapura. Beberapa diantara para pedagang ada yang menetap, dan menjalin hubungan perkawinan dengan penduduk setempat. Lama-kelamaan mereka membentuk suatu komunitas tersendiri. Para pedagang tersebut tidak jarang menjadi guru agama dan imam. Dalam komunitas Muslim ini juga sudah terdapat sistem pendidikan agama yang bersifat tradisional. Pada umumnya mereka belajar agama dirumah-rumah, yang kemudian dilanjutkan di surau-surau dan mesjid. Pada tahun 1800 di kampong Glam dan kawasan Rocor menjadi pusat pendidikan tradisional. Dalam hal ini, guru-guru dan imam sangat penting peranannya dalam memupuk penghayatan keagamaan pada masyarakat Muslim Singapura. Sama dengan Muslim di kawasan Asia Tenggara lainnya, Muslim di Singapura pada masa awal menganut mazhab Syafi'I dan berpaham teologi Asy'ariyah.
1. Perkembangan islam di singapura
Di Singapura, islam menjadi salah satu agama minoritas. Dengan jumlah penduduk sekitar 4,99 Juta jiwa, atau hanya sekitar 14.9% saja yang memeluk agama Islam. Dan menjadi agama kedua terbesar setelah Buddha 42,9% di ikuti oleh Ateis 14.8%, Kristen 14.6%, Taouisme 8% dan Hinddu 4% serta agama lainnya 0.6%.
Hal ini terjadi salah satunya disebabkan oleh prinsip kunci yang ada di Singapura mengenai setiap penyerapan suatu praktek hukum atau norma harus sesuai dengan kondisi budaya, sosial dan ekonomi setempat. Seperti yang kita ketahui bahwa Singapura merupakan negara dengan perkembangan yang pesat dengan adaptasi hukum Inggris.
Meskipun demikian, umat islam di Singapura tetap mengusahakan adanya hukum islam di negara Singapura. Keberadaan hukum islam di Singapura tidak bisa terlepas dari peran umat islam yang ada di negara tersebut. Disebabkan oleh kebutuhan hukum islam secara formal. Umat islam Singapura berusaha keras untuk mendekati pemerintah Singapura agar mengesahkan suatu undang-undang yang mengatur Hukum Personal dan Keluarga Islam di Singapura6. Setelah diupayakan selama bertahun-tahun, barulah pada tahun 1966 pemerintah mengeluarkan rancangan undang-undang parlemen dan menerima UU Administrasi Hukum Islam (AMLA). UU ini telah dinilai oleh perwakilan dari berbagai suku dan mazhab yang ada di Singapura.
Pada tahun 1966 AMLA mengusulkan pembentukan MUIS (Majlis Ugama Islam Singapura Islamic Religious Council of Singapore) sebagai suatu badan hukum. MUIS di harapkan dapat menjadi penasihat Presiden Singapura dalam hal yang berkaitan dengan agama Islam di Singapura.
Tugas MUIS disini sama seperti MUI di Indonesia, tugas mereka mengatur kegiatan Islam di Singapura seperti mengeluarkan sertifikasi halal untuk makan yang menurut ketentuan Islam baik untuk di konsumsi. Melakukan perhitungan waktu shalat di Singapura, menjadi penyelengara pernikahan secara Islam.
Menurut istilah Sharon Siddique, muslim Singapura dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu migrant yang berasal dari dalam dan luar wilayah. Migrant dari dalam wilayah berasal dari Jawa, Sumatra, Sulawesi, Riau dan Bawean. Kelompok ini selalu diidientikkan ke dalam etnis Melayu. Adapun kelompok migrant dari luar wilayah dibagi menjadi dua kelompok penting, yaitu muslim India yang berasal dari subkontinen India (Pantai Timur dan Pantai Selatan India) dan keturunan Arab, khususnya Hadramaut. Dengan demikian, Sharon berpandangan bahwa muslim Singapura adalah para migran.
Migran yang berasal dari luar wilayah secara umum berasal dari golongan muslim yang kaya dan terdidik. Kelompok ini pula akhirnya membentuk kelompok elit social dan ekonomi Singapura. Mereka mempelopori perkembangan Singapura sebagai pusat pendidikan dan penerbitan muslim. Disamping itu, mereka juga sebagai penyumbang dana terbesar untuk pembangunan mesjid, lembaga pendidikan dan organisasi social Islam lainnya. Diantara mereka itu dikenal dengaan keluarga al-Segat, al-Kaff, dan al-Juneid.




BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan
Islam di Singapura merupakan agama minoritas. Berdasarkan data pada 2008, sekitar 15 persen penduduk Singapura yang jumlahnya 4.839.000 adalah Muslim. Mayoritas kelompok etnik Melayu di Singapura memeluk Islam. Selain itu, pemeluk Islam meliputi kelompok etnik India dan Pakistan, juga sejumlah kecil kelompok etnik Cina, Arab, dan Eurasia. Sekitar 17 persen muslimin Singapura berasal dari kelompok etnik India. Kaum muslim di Singapura secara tradisi merupakan muslim Sunni yang mengikuti mazhab Syafi’i. Sebagian muslim Singapura mengikuti mazhab Hanafi. Ada juga kelompok muslim Syiah di Singapura.
Dalam bidang pendidikan singapura menganut sistem pendidikan islam moderen dari awal hingga sekarang merujuk pada system mesir dan barat sepeti madrasah, sekolah arab atau sekolah agama, tetapi tidak mengenal pondok pesantren. Ada 4 madrasah terbesar di singapura yaitu:
a. Madrasah Aljunied, didirikan pada tahun 1927 M, oleh pangeran Syarif al-Syaid Umar bin Ali Aljuneid dari palembang.
b. Madrasah Al-Ma’arif, didirikan pada tahun 1940-an gurunya dari lulusan al-Azhar Mesir.
c. Madrasah Wak Tajung AL- Islamiyah , didirikan tahun 1955 M.
d. Madrasah AL-Sagoff, didirikan pada tahun 1912 di atas tanah wakaf Syed Muhammad bin Syed al- Sagoff.

source:temaseru




Daftar Pustaka





Baca Artikel Terkait:




Choose EmoticonEmoticon