-->

Kamis, 14 Desember 2017

Depresi; Pengertian, Jenis, Gejala dan Penyebabnya Terlengkap

Apa itu Depresi? 

Ilustrasi DepresiDepresi adalah gangguan kondisi emosional individu yang ditandai dengan perasaan sedih, murung, putus asa, tidak percaya diri, merasa bersalah, kehilangan minat, menyendiri dan merasa tidak memiliki harapan lagi secara berlebihan. Seseorang yang mengalami depresi akan cenderung menginterprestasikan pemikiran negatif terhadap segala sesuatu yang datang di lingkungannya.

Depresi merupakan gangguan mental yang sering terjadi di tengah masyarakat. Berawal dari stres yang tidak diatasi, maka seseorang dapat jatuh ke fase depresi. Depresi dapat memperparah penyakit, distress dan meningkatkan disabilitas. Depresi yang dikombinasikan dengan penyakit kronik akan memperburuk kondisi kesehatan dan meningkatkan risiko kematian.

Berikut ini beberapa pengertian depresi dari beberapa sumber buku referensi:
Menurut Kaplan (2010), depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pada pola tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus asa dan tidak berdaya, serta bunuh diri. Menurut Kartono (2002), depresi adalah kemuraman hati (kepedihan, kesenduan, keburaman perasaan) yang patologis sifatnya. Biasanya timbul oleh; rasa inferior, sakit hati yang dalam, penyalahan diri sendiri dan trauma psikis. Menurut American Psychological Association (APA), depresi merupakan perasaan sedih atau kosong yang disertai dengan penurunan minat terhadap aktivitas yang menyenangkan, gangguan tidur dan pola makan, penurunan kemampuan berkonsentrasi, perasaan bersalah yang berlebihan, dan munculnya pikiran tentang kematian atau bunuh diri (Fitriani dan Hidayah, 2012). Menurut Soep (2009), depresi adalah gangguan alam perasaan (mood) yang ditandai dengan kemurungan, kesedihan yang mendalam dan berkelanjutan sehingga hilangnya kegairahan hidup, apatis dan pesimisme kemudian dapat diikuti gangguan perilaku. Menurut Lubis (2009), depresi adalah gangguan perasaan (afek) yang ditandai dengan afek disforik (kehilangan kegembiraan/gairah) disertai dengan gejala-gejala lain, seperti gangguan tidur dan menurunnya selera makan. Depresi biasanya terjadi saat stres yang dialami oleh seseorang tidak kunjung reda, dan depresi yang dialami berkolerasi dengan kejadian dramatis yang baru saja terjadi atau menimpa seseorang.

Jenis-jenis Depresi 

Menurut National Institute of Mental Health (NIMH, 2010), depresi dapat deklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu:

a. Major depressive disorder (gangguan depresi berat) 

Karakteristik dari gangguan ini adalah adanya beberapa gejala yang mengganggu seseorang untuk bekerja, tidur, belajar, makan dan menikmati kegiatan yang seharusnya menyenangkan. Depresi berat merupakan ketikdakmampuan seseorang untuk berfungsi secara normal. Depresi berat mungkin hanya terjadi sekali selama hidup seseorang, tetapi adakalanya hal itu terjadi berulang kali dalam hidup seseorang yang lain.

b. Dysthymic disorder (dysthymia) 

Ditandai dengan waktu yang lama (dua tahun atau lebih) tidak terdapat gejala-gejala yang dapat mengganggu kemampuan seseorang tetapi dapat mengganggu fungsinya secara normal seperti perasaan yang nyaman. Orang dengan dysthymia mungkin juga mengalami sekali atau lebih peristiwa depresi berat selama hidupnya.

Gejala dan Ciri-ciri Depresi 

Menurut Nevid dkk (2003), depresi memiliki gejala dan ciri-ciri sebagai berikut:

a. Perubahan kondisi emosional 

Perubahan pada kondisi mood (periode terus menerus dari perasaan terpuruk, depresi, sedih atau muram). Penuh dengan air mata atau menangis serta meningkatnya iritabilitas (mudah tersinggung), kegelisahan atau kehilangan kesadaran.

b. Perubahan motivasi 

Perasaan tidak termotivasi atau memiliki kesulitan untuk memulai (kegiatan) di pagi hari atau bahkan sulit bangun dari tempat tidur. Menurunnya tingkat partisipasi sosial atau minat pada aktivitas sosial. Kehilangan kenikmatan atau minat dalam aktivitas yang menyenangkan. Menurunnya minat pada seks serta gagal untuk merespon pada pujian atau reward.

c. Perubahan fungsi dan perilaku motorik 

Gejala-gejala motorik yang dominan dan penting dalam depresi adalah retardasi motor yakni tingkah laku motorik yang berkurang atau lambat, bergerak atau berbicara dengan lebih perlahan dari biasanya. Perubahan dalam kebiasaan tidur (tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit, bangun lebih awal dari biasanya dan merasa kesulitan untuk tidur kembali). Perubahan dalam selera makan (makan terlalu banyak atau terlalu sedikit). Perubahan dalam berat badan (bertambah atau kehilangan berat badan). Beraktivitas kurang efektif atau energik dari pada biasanya, orang-orang yang menderita depresi sering duduk dengan sikap yang terkulai dan tatapan yang kosong tanpa ekspresi.

d. Perubahan kognitif 

Kesulitan berkonsentrasi atau berpikir jernih. Berpikir negatif mengenai diri sendiri dan masa depan. Perasaan bersalah atau menyesal mengenai kesalahan di masa lalu. Kurangnya self-esteem atau merasa tidak adekuat. Berpikir kematian atau bunuh diri.

Sedangkan menurut Beck, ciri-ciri dan gejala depresi antara lain adalah sebagai berikut (Fauziah dan Widuri, 2007):
Perubahan suasana hati yang spesifik, seperti kesedihan, kesepian, dan apatis.Keinginan-keinginan menghukum diri sendiri, seperti keinginan untuk menghindar, bersembunyi, keinginan untuk bunuh diri. Konsep diri negatif yang berhubungan dengan penyalahan diri dan mencela diri. Perubahan dalam fungsi fisik, seperti anoreksia, insomnia, hipersomnia dan hilangnya nafsu makan. Perubahan dalam tingkat aktivitas, seperti menurunnya aktivitas motorik atau pun mudah merasa lelah. 

Penyebab Depresi 

Menurut Bilsker dkk (2007), terdapat lima faktor yang menyebabkan depresi pada seseorang, yaitu: situation, thoughts, emotions, physical state dan actions. Diagram dan penjelasannya dapat seperti terlihat pada gambar di bawah ini:
Diagram Penyebab Depresi

a. Situation (Situasi) 

Beberapa situasi yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya depresi : 1. Hilangnya relasi dengan orang lain, misalnya kematian, kehilangan sahabat, atau putus dengan pacar 2. Konflik dengan orang lain, misalnya berdebat dengan orang tua, berselisih dengan teman, diintimidasi, dan lain-lain 3. Kesepian, misalnya menjadi seorang yang pemalu, keluarga bepergian, tidak dapat menemukan seseorang yang memiliki minta yang sama. 4. Kinerja yang buruk, misalnya kesulitan untuk berkonsentrasi, ketidakmampuan untuk belajar, tugas-tugas sekolah yang berat.

b. Thoughts (Pemikiran/Pola Pikir) 

Setiap orang memiliki jalan pemikiran sendiri mengenai situasi dan memikirkan efek yang ditimbulkan. Depresi seringkali ditimbulkan karena memikirkan tentang situasi yang dihadapi dan hal tersebut membuat pemikiran mereka mengarah ke negative distorted. Ini berarti bahwa pemikiran mereka mengarah ke arah hal yang negatif. Pemikiran seperti ini cenderung melebih-lebihkan situasi yang buruk dan mengabaikan hal-hal yang positif.

c. Emotions (Emosi) 

Depresi biasanya diawali dengan perasaan kehilangan semangat atau sedih. Jika hal itu semakin memburuk, akan menimbulkan rasa putus asa. Kebanyakan orang yang depresi merasa tidak menikmati lagi hal-hal yang biasa dilakukan. Apabila perasaan depresi itu semakin parah, akan mengakibatkan mati rasa dan merasa kekosongan/hampa seperti tidak memiliki perasaan. Dengan begitu dapat mematikan emosi.

d. Physical State (Kondisi Fisik) 

Depresi seringkali merupakan bagian dari masalah fisik. Salah satu masalahnya adalah tidur. Seseorang yang depresi mengalami kesulitan untuk tidur atau terlalu banyak tidur. Di samping bermasalah dengan tidur, remaja yang depresi juga seringkali merasa tidak berenergi /bersemangat, hilangnya nafsu makan, atau merasa cepat lapar.

e. Actions (Perilaku) 

Orang yang mengalami depresi seringkali memiliki perilaku seperti; menarik diri dari keluarga dan teman, tidak peduli dengan diri sendiri dan tidak melakukan hal-hal/aktivitas yang menyenangkan. Seseorang yang memiliki konsep diri yang negatif, memiliki sedikit pengetahuan tentang siapa dirinya dan menilai dirinya secara negatif, sehingga akibat yang parah karena seseorang memiliki konsep diri yang negatif adalah mudah mengalami depresi.

Daftar Pustaka

Kaplan H.I, Sadock B.J, Grebb J.A. 2010. Sinopsis Psikiatri. Jakarta: Binarupa Aksara.Kartono, Kartini. 2002. Psikologi Umum. Bandung: Mandar Maju.Fitriani A dan  Hidayah N. 2012. Kepekaan humor dengan depresi pada remaja ditinjau dari jenis kelamin. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan.Soep. 2009. Tesis: Pengaruh Intervensi Psikoedukasi Dalam Mengatasi Depresi Postpartum di RSU Dr. Pirngadi Medan. Medan: Universitas Sumatra Utara.Lubis, Namora Lumongga. 2009. Depresi Tinjauan Psikologis. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.National Institute of Mental Health. 2010. Depression and College Students. NIH Publication.Nevid, Jeffrey S dkk. 2003. Psikologi Abnormal. Jakarta: Erlangga.Fauziah, Fitri dan Widuri, Julianty. 2007. Psikologi Abnormal Klinis Dewasa. Jakarta: UI-Press.Bilsker D, Wiseman S, dan Gilbert M. 2006. Managing depression-related occupational Disability: A pragmatic approach. Can J Psychiatry.

Source: kajianpustaka




Baca Artikel Terkait:




Choose EmoticonEmoticon