Ilmu Jiwa Pendidikan (Psikologi Pendidikan) : Pengertian, Ruang Lingkup, dan Urgensinya dalam Dunia Pendidikan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikandan Nasional Bab I pasal 1 (1) pendidikan adalah: Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar mengajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasaan, akhlak mulia, serta keterampilan yang perlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Dalam hal ini, tentu saja diperlukan adanya pendidik profesional yakni guru-guru di sekolah-sekolah dasar dan menengah dan dosen di perguruan-perguruan tinggi sebagaimana yang tersirat dalam Bab XI Pasal 39 (2) UU Sisdiknas tersebut diatas.
Untuk melaksanakan profesinya, tenaga pendidik khususnya guru sangat memerlukan aneka ragam pengetahuan dan ketrampilan keguruan yang memadai dalam arti sesuai dengan tuntutan zaman dan kemajuan sains dan teknologi. Diantara pengetahuan-pengetahuan yang diperlukan guru dan juga calon guru adalah pengetahuan psikologi terapan dengan pendekatan baru yang erat kaitannya dengan proses belajar dan mengajar. Untuk memenuhi kebutuhan akan psikologi terapan dengan pendekatan baru itulah, makalah psikologi pendidikan ini disusun.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian psikologi pendidikan?
2. Apa saja ruang lingkup psikologi pendidikan?
3. Apa pentingnya psikologi dalam pendidikan?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Psikologi Pendidikan
Psikologi yang dalam istilah lama disebut ilmu jiwa itu berasal dari kata bahasa Inggris psycology. Kata psycologymerupakan dua akar kata yang bersumber dari bahasa Greek (Yunani), yaitu psycheyang berarti jiwa; 2) logos yang berarti ilmu. Jadi, secara harfiah psikologi memang berarti ilmu jiwa[1].
Pendidikan berasal dari kata “didik”, lalau kata ini mendapat awalan “me”sehingga menjadi “mendidik”, artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntunan, dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Selanjutnya, pengertian “pendidikan” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan[2].
Psikologi pendidikan adalah ilmu yang menerangkan tentang aktivitas individu dan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam proses pendidikan[3].
B. Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan
Mengingat bahwa psikologi pendidikan merupakan ilmu yang memusatkan dirinya pada penemuan dan aplikasi prinsip-prinsip dan teknik-teknik psikologi ke dalam pendidikan, maka ruang lingkup psikologi pendidikan mencakup topik-topik psikologi yang erat hubungannya dengan pendidikan. Crow & Crow mengemukakan bahwa data yang dicoba didapatkan oleh psikologi pendidikan, yang dengan demikian merupakan ruang lingkup psikologi pendidikan, antara lain:
1. Sampai sejauh mana faktor-faktor pembawaan dan lingkungan berpengaruh terhadap belajar;
2. Sifat-sifat dari proses belajar;
3. Hubungan antara tingkat kematangan dengan kesiapan belajar(learning readiness);
4. Signifikasi pendidikan terhadap perbedaan-perbedaan individual dalam kecepatan dan keterbatasan belajar;
5. Perubahan-perubahan jiwa (inner changes) yang terjadi selama dalam belajar;
6. Hubungan antara prosedur-prosedur mengajar dengan hasil belajar;
7. Teknik-teknik yang sangat efektif bagi penilaian kemajuan dalam belajar;
8. Pengaruh/akibat relatif dari pendidikan formal dibandingkan dengan pengalaman-pengalaman belajar yang insidental dan informal terhadap suatu individu;
9. Nilai/manfaat sikap ilmiah terhadap pendidikan bagi personil sekolah;
10. Akibat/pengaruh psikologis(psycologica impactl) yang ditimbulkan oleh kondisi-kondisi sosiologis terhadap sikap para siswa.
Untuk memperkaya pandangan kita tentang ruang lingkup psikologi pendidikan, berikut ini akan dikemukakan apayang diuraikan oleh Good dan Brophy dalam bukunya yang berjudul “Educational Psychology, A Realistic Approach”, yang lebih up to date sesuai dengan perkembangan pendidikan dan pengajaran dewasa ini. Di dalam buku tersebut Good dan Brophy menguraikan tentang psikologi pendidikan menjadi 6 bagian yang terdiri 16 bab.
Bagian 1: Menguraikan tentang psikologi dalam hubungannya dengan tugas guru.
Bagian 2: Manajemen kelas, yang mencakup antara lain:
- Perkembangan dan sosialisasi anak;
- Kepemimpinan dan dinamika kelompok;
- Psikologi eksperimental (menguraikan modeling, reward, punishment, dan extinction);
- Hasil-hasil penelitian manajemen kelas;
- Mengurangi masalah-masalah manajemen melalui persiapan yang baik dan pengajaran yang efektif.
Bagian 3: Menguraikan masalah belajar, yang meliputi antara lain:
- Pengertian tentang belajar;
- Prinsip-prinsip umum belajar;
- tipe-tipe belajar;
- perhatian dan persepsi;
- transfer dalam belajar;
- perbedaan-perbedaan individual dalam belajar;
- Model-model dan desain intruksional; dan
- Prinsip-prinsip pengajaran.
Bagian 4: Pertumbuhan, Perkembangan, dan Pendidikan yang berisi antara lain:
- Prinsip-prinsip perkembangan psikologis;
- Perkembangan fisik,
- Perkembangan kognitif,
- Perkembangan personal dan sosial,
- Kreativitas, dan
- Sosialisasi;
- Aplikasi prinsip-prinsip perkembangan ke dalam pendidikan.
Bagian 5: Mengenai motivasi, yang meliputi antara lain:
- Pengertian motivasi;
- Perilaku Stimulus-Respon;
- Teori kognitif dan motivasi;
- Disonansi; dan
- Aplikasi motivasi dalam pendidikan dan pengajaran.
Bagian 6: Prinsip-prinsip evaluasi dan pengukuran, yang mencakup antara lain:
- Macam-macam tes;
- Cara-cara menyusun tes essay dan tes objective;
- Performance test;
- Prosedur penilaian;
- Monitoring kemajuan siswa;
- Realibilitas dan Validitas test; dan
- Penggunaan statistik dalam mengolah hasil tes[4].
C. Pentingnya Psikologi dalam Pendidikan
Pada negara-negara yang sudah berkembang ataupun yang sudah mengalami stabilitas politik dan agama, pendidikan menjadi perhatian penting bagi masyarakat. Orang-orang yang paling getol memperdebatkan pendidikan cenderung berpendirian, bahwa tujuan pendidikan dasar adalah mempersiapkan generasi muda untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Pendidikan tinggi akhirnya dimaksudkan untuk mempersiapkan para mahasiswa untuk dapat memperoleh sukses dalam karir dan kehidupan pribadi, serta mampu berpartisipasi di dalam pembangunan masyarakat.
Berdasarkan studi psiklogi belajar yang baru serta sosiologi pendidikan, maka masyarakat pendidikan menghendaki agar pengajaran memperhatikan minat, kebutuhan dan kesiapan anak didik untuk belajar, serta dimaksudkan untuk mencapai tujuan-tujuan sosial sekolah. Berbicara mengenai situasi pengajaran di Indonesia, kita tidak dapat menutupi kenyataan di mana sekolah-sekolah masih mengutamakan penguasaan mata pelajaran. Akibatnya, peranan dan minat guru-guru ataupun murid-murid masih banyak dibatasi oleh policy serta pengawasan dari pihak pemerintah. Memang ada kemungkinan, bahwa keberhasilan pendidikan kita adalah tidak lepas hubungannya dengan ketrampilan guru-guru dalam mengelola belajar-mengajar. Pendidikan kita sekarang belum banyak memperhatikan minat dan kebutuhan anak didik. Pendidikan kita masih banyak digumuli dengan masalah-masalah kompetensi lembaga pendidikan serta pemenuhan kebutuhan dunia kerja akan tenaga kerja.
Dari kenyataan di atas, maka sudah tiba masanya sekarang di mana pendidikan hendaknya lebih melayani kebutuhan dan hakikat psikologis anak didik. Pendidikan seharusnya mempunyai kreasi-kreasi baru di sepanjang waktu dengan berorientasi kepada sifat dan hakikat anak didik. Apabila kita meneliti dunia pendidikan dalam praktek, masih banyak kita jumpai guru-guru yang beranggapan, bahwa pekerjaan mereka tidak lebih dari menumpahkan air ke dalam botol kosong. Guru yang benar-benar dapat berhasil adalah guru yang menyadari bahwa dia mengajarkan sesuatu kepada manusia-manusia yang berharga dan berkembang. Dengan bekal kesadaran semacam itu di kalangan para pendidik, hal itu sudah memberikan harapan agar guru-guru menghormati pekerjaan mereka sebagai guru.
Sekolah-sekolah yang menekankan disiplin ketat terhadap murid-murid di kelas serta menjadikan disiplin sebagai alat vital untuk menyampaikan bahan pelajaran kepada murid-murid, maka sekolah-sekolah semacam itu belum memberi tempat yang terhormat terhadap psikologis dalam pendidikan. Displin pada hakikatnya hanya salah satu metode dalam pelajaran guna menumbuhkan kepatuhan ekstrinsik pada anak didik.
Dalam psikologi, kepatuhan yang datang dari luar merupakan isyarat adanya konflik antara otoritarianisme dan demokrasi. Dalam pendidikan, kepatuhan memang perlu, tetapi kepatuhan itu sendiri hendaknya tidak sepihak. Kepatuhan sebaiknya terjadi secara timbal-balik di antara semua pihak yang terlibat di dalam pendidikan, baik itu anak didik, pendidik, kurikulum, maupun fasilitas pendidikan. Disinilah letak pentingnya psikologi dalam pendidikan. Semua pihak yang terlibat dalam proses pendidikan perlu mengarahkan perhatian kepada sifat dan hakikat anak didik, sehingga pelayanan pengajaran membuahkan pribadi-pribadi yang berkembang secara wajar dan efektif. Dalam hal ini penerapan psikologi terutama psikologi belajar memerlukan pemikiran yang mendalam, agar pelayanan atau perlakuan pendidik terhadap anak didik sesuai dengan sifat dan hakikat mereka[5].
BAB III
KESIMPULAN
a. Psikologi Pendidikan adalah ilmu yang menerangkan tentang aktivitas individu dan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam proses pendidikan.
b. Ruang lingkup psikologi pendidikan, antara lain:
· Sampai sejauh mana faktor-faktor pembawaan dan lingkungan berpengaruh terhadap belajar;
· Sifat-sifat dari proses belajar;
· Hubungan antara tingkat kematangan dengan kesiapan belajar (learning readiness);
· Signifikasi pendidikan terhadap perbedaan-perbedaan individual dalam kecepatan dan keterbatasan belajar;
· Perubahan-perubahan jiwa (inner changes)yang terjadi selama dalam belajar;
· Hubungan antara prosedur-prosedur mengajar dengan hasil belajar;
· Teknik-teknik yang sangat efektif bagi penilaian kemajuan dalam belajar;
· Pengaruh/akibat relatif dari pendidikan formal dibandingkan dengan pengalaman-pengalaman belajar yang insidental dan informal terhadap suatu individu;
· Nilai/manfaat sikap ilmiah terhadap pendidikan bagi personil sekolah;
· Akibat/pengaruh psikologis (psycologica impactl) yang ditimbulkan oleh kondisi-kondisi sosiologis terhadap sikap para siswa.
c. Psikologi pendidikian berperan penting dalam proses pendidikan guna memberikan pelayanan pengajaran membuahkan pribadi-pribadi yang berkembang secara wajar dan efektif.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru (Bandung: PT Remaja Rosdakrya,2008), 7.
[2] Ibid., 10.
[3] Mustaqim, Psikologi Pendidikan(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), 2.
[4]M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1996), 10-12.
[5] Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: PT. Rineka Cipta, 1990), 1-8.
Source: maqollah
Choose EmoticonEmoticon