-->

Jumat, 25 November 2016

Tes Kebugaran Jasmani: Pengertian, Jenis-jenis, Fungsi, Hakikat
Tes Kebugaran Jasmani (Pengertian, Jenis-jenis, Fungsi, Hakikat) - Pada kesempatan kali ini Ensiklopediasli akan membahas artikel penjaskes tentang pengertian tes kebugaran jasmani, jenis-jenis tes kebugaran jasmani/macam-macam tes kebugaran jasmani, fungsi tes kebugaran jasmani dan hakikat tes kebugaran jasmani.
Setiap orang pasti menginginkan tubuhnya sehat dan bugar. Untuk itu, diperlukan kegiatan olahraga yang rutin dan teratur. Salahsatu cara mengukur kebugaran jasmani adalah dengan melakukan tes kebugaran jasmani.
Pengertian kebugaran jasmani adalah keadaan atau kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas atau tugas-tugasnya sehari-hari dengan mudah tanpa mengaami kelelahan yang berarti dan masih mempunyai sisa atau cadangan tenaga untuk menikmati waktu senggangnya untuk keperluan-keperluan lainnya.
Berikut ini adalah Tes Kebugaran Jasmani (Pengertian, Jenis-jenis, Fungsi, Hakikat).
Pengertian Tes Kebugaran Jasmani
Tes kebugaran jasmani adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk menilai/mengukur sejauh mana kemampuan kebugaran jasmaninya dan mengetahui tingkat kebugaran jasmaninya.
Jenis Tes Kebugaran Jasmani
1. Tes Denyut Nadi Maksimal (DNM)
Denyut nadi adalah frekuensi irama denyut/detak jantung yang dapat dipalapasi (diraba) di permukaan kulit pada tempat-tempat tertentu. Ini berarti frekuensi denyut nadi pada umumnya sama dengan frekuensi detak jantungnya.
Tempat meraba denyut nadi antar lain di pergelangan tangan bagian depan sebelah atas pangkal ibu jari, dileher sebelah kiri atau kanan, di dada sebelah kiri tepat di apex jantung dan di pelipis. Frekuensi nadi akan meningkat bila kerja jantung meningkat. Ini berarti bila kita berlatih, maka dengan sendirinya frekuensi denyut nadi akan semakin cepat sampai batas tertentu sesuai dengan beratnya latihan yang telah dilakukan.
DNM adalah denyut nadi maksimal yang dihitung berdasarkan. DNM = 220 - UMUR. Upaya untuk meningkatkan DN intesitas latihan harus dilakukan secara bertahap. Misalnya, jika minggu ini ingin mencapai training zone 70%, untuk minggu berikutnya harus ditingkatkan 75% dan seterusnya.
2. Tes Harvard Step Test
Pengukuran daya tahan jantung dan paru-paru dilakukan menggunakan Hardvard Step Test. Cara Hardvard Step Test adalah pelajar putra dan putri melakukan gerakan naik turun kursi. Untuk putra, tinggi kursi 45 cm dalam waktu 5 menit.
Untuk putri, tinggi kursi 40 cm dalam waktu 4 menit. Dalam 1 menit melakukan gerakan naik turun kursi sebanyak 30 kali. Setelah itu, istirahat selama 45 detik, dan denyut nadi dihitung dalam waktu 30 detik.
Selanjutnya, setelah 2 dan 3 menit diulang lagi. Standar perhitungan denyut nadi lebih dari 91 dianggap baik sekali, 81-90 dianggap baik, 71-80 dianggap cukup, 61-70 sedang, 51-60 kurang, dan kurang dari 50 dianggap kurang sekali.
3. Tes lari cepat 60 meter
Tes ini bertujuan untuk mengukur kecepatan. Caranya dengan lari cepat 60 meter. Alat dan fasilitas yang digunakan adalah lintasan lari sepanjang 60 meter, stopwatch, peluit. Caranya peserta berdiri dibelakang garis start. Pada aba-aba "siap", peserta mengambil skiap berdiri dan bersiap untuk lari.
Pada aba-aba "ya!" peserta lari secepat mungkin menuju garis finish, menempuh jarak 30 meter untuk putra dan 40 meter untuk putri. Lari diulang apabila pelari mencuri start, tidak melewati garis finish, dan pelari terganggu dengan pelari lain.
Pengukuran waktu dilaksanakan dari saat bendera diangkat sampai pelari tepat melintasi garis finish. Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari untuk nenempuh jarak 30 meter untuk putra dan 40 meter untuk putri, dalam waktu satuan waktu detik.
4. Tes gantung siku tekuk (pull up)
Tes ini betujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahana otot lengan serta ketahanan otot bahu. Caranya dengan gerakan gantung siku tekuk (pull up). Alat fasilitas yang digunakan adalah palang tunggal dan stopwatch.
Caranya palang tunggal dipasang di atas kepala peserta. Peserta berdiri di bawah palang tunggal, kedua tangan berpegangan pada palang tunggal selebar bahu. Pegangan telapak tangan menghadap ke belakang. Dengan bantuan tolakan kaki, peserta melompat ke atas sampai mencapai sikap bergantung, dagu berada di atas palang tunggal.
Sikap tersebut dipertahankan selama mungkin. Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh perserta untuk mempertahankan sikap tersebut dalam satuan detik.
5. Tes baring duduk (sit up)
Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuaan dan ketahanan otot perut. Caranya dengan gerakan baring duduk (sit up). Alat yang digunakan adalah stopwatch. Caranya berbaring terletntang di lantai, kedua lutut ditekuk. Kedua jari-jari tangan ditautkan ke belakang kepala. Kedua pergelangan kaki bisa dipegang peserta lain agar kaki tidak terankat.
Saat terdengar aba-aba "ya", peserta mengambil sikap duduk sampai kedua sikunya menyentuh kedua paha, kemudian kembali kesikap permulaan. Lakukan berulang-ulang dengan cepat tanpa istirahat selama 30 detik. Hasil yang dihitung dan dicaat adalah jumlah gerakan baring duduk yang dapat dilaukan dengan sempurna selama 30 detik.
Fungsi Tes Kebugaran Jasmani
Hasilnya dapat dijadikan acuan seseorang untuk meningkatkan kebugaran jasmaninya.Berguna untuk menilai kemampuan fisik seseorang.Untuk mengukur kemampuan seseorang dalah hal jasmaninya.Untuk mengetahui sejauh mana kondisi atau perkembangan kebugaran jasmani seseorang tersebut.
Hakikat Tes Kebugaran Jasmani
Kebugaran jasmani dapat diperoleh bila seseorang latihan jasmanis secara teratur sesuai kaidah yan berlaku. Dampak latihan jasmani terhadap tubuh di antaranya, meningkatkan kemampuan jantung dan paru-paru, memperkuat sendi dan otot, menurunkan tekanan darah, mengurangi lemak, memperbaiki bentuk tubuh, memperbaiki kadar gula darah mengurangi risiko penyakit jantung koroner, memperlancar aliran darah, memperlancar pertukaran gas dan memperlambat proses menjadi tua.
Adapun manfaat kebugaran jasmani sebagai berikut.
1. Peningkatan dalam kemampuan sistem sirkulasi dan kerja jantung
2. Peningkatan dalam kekuatan, kelentukan stamina, kecepatan dan lain-lain komponen kondisi fisik.
3. Ekonomi gerakan yang lebih baik pada waktu latihan.
4. Pemulihan yang lebih cepat dalam organ-organ tubuh setelah latihan.
Respon yang cepat dari organisme tubuh kita apabila sewaktu-waktu respons demikian diperlukan. Oleh karena itu, berbagai komponen kebugaran jasmani terseut harus diukur. Tujuannya untuk mengetahui tingkat kebugaran seseorang. Misalnya, pengukuran denyut nadi.
Betapa pentingnya seseorang memahami kesegaran jasmaninya melalu pengukuran denyut nadi seseorang. Khusus bagi pelajar, hal ini sangat penting. Selain mendeteksi apakah siswa memiliki kelainan jantung atau tidak, kesegaran jasmani memeliki keterkaitan erat dengan kehidupan siswa. Seorang pelajar yang bugar dan sehat akan mampu meraih prestasi.
Sourche: aganpedia.blogspot.co.id



Baca Artikel Terkait:




Choose EmoticonEmoticon