-->

Selasa, 22 November 2016

Abu Nawas Dua Kali Terbebas dari Kematian

Pada suatu hari Abu Nawas berjalan-jalan hingga sampai di kampung pedalaman. Kampung tersebut berada di daerah gurun nan jauh dari tempat tinggalnya. Di kampung itu nampak keramaian, dan ternyata ada kerumunan orang yang sedang membuat bubur.

Ketika Abu Nawas asyik mengamati suasana, tanpa disadari ada puluhan pasang mata yang mengawasinya. Tidak berapa lama kemudian, Abu Nawas sudah tertangkap dan diikat oleh para penduduk setempat. Lalu dia pun dibawa ke tengah-tengah kerumunan orang yang sedang membuat bubur tersebut.

Saat ada seseorang yang membawa golok tajam mendekatinya, Abu Nawas tidak tinggal diam saja.
"Hei, kenapa aku ditangkap?" tanya Abu Nawas.

Salah seorang dari mereka menjelaskan bahwa setiap ada orang asing, mereka akan menyembelih, lalu mencampurnya ke dalam adonan bubur dan memakannya. Mendengar penjelasan itu, Abu Nawas ketakutan juga. Namun, meski dalam keadaan terjepit, dia masih sempat berpikir dengan jernih.

Abu Nawas akan Dijadikan Campuran Bubur

"Kalian lihat saja, badanku kurus kering, jadi dagingku tidak banyak. Kalau kalian mau, besok aku bawakan temanku yang badannya gemuk sehingga kalian bisa makan untuk lima hari lamanya. Aku janji, maka lepaskan aku, "pinta Abu Nawas.

Karena janjinya itu, akhirnya Abu Nawas dilepaskan. Abu Nawas berpikir keras untuk menemukan siasat agar dirinya berhasil membawa teman yang gemuk. Terlintas di pikirannya bahwa Sang Raja Harun Ar-Rasyid.
"Seharusnya raja tahu kondisi ini dan alangkah baiknya jika dia mengetahuinya sendiri,"guma Abu Nawas dalam hati.

Abu Nawas pun segera menghadap Raja Harun. Dengan berbagai bujuk rayu, akhirnya dia berhasil mengajak raja hanya berdua saja. Sesampainya di kampung pedalaman itu, tanpa banyak bicara, warga langsung menangkap raja. Abu Nawas pun segera meninggalkan kampung itu. Dalam hatinya dia berpikir,
"Bila raja pintar,pasti dia akan bisa membebaskan diri, tapi kalau tidak, maka raja akan mati."

Abu Nawas berpikir gambling begitu ya karena dia yakin bahwa rajanya cukup cerdas untuk bisa meloloskan diri dari kampung pedalaman itu.

Sementara itu, raja yang sedang ditawan tidak menyangka sama sekali akan disembelih warga kampung pedalaman yang masih merupakan wilayah kekuasaannya. Dalam keadaan takut, raja memiliki inisiatif juga rupanya.
"Jika membuat bubur, dagingku ini tidaklah terlalu banyak karena banyak lemaknya. Kalau diijinkan, kalian akan aku buatkan peci kemudian dijual dengan harga jauh lebih mahal daripada harga buburmu itu, "bujuk Raja Harun ke warga kampung pedalaman.

Mereka menyetujui dan meminta raja untuk menyelesaikan peci itu. Setelah peci selesai dibuat, raja pun dibebaskan.

Dihukum Gantung

Setelah raja dibebaskan, Abu Nawas segera dipanggil karena telah berani mencelakakan rajanya sendiri.
"Wahai Abu Nawas, engkau benar-benar telah membahayakan aku, kamu harus digantung !"ujar Raja Harun dengan geram.

Namun, Abu Nawas minta diberikan waktu untuk pembelaan dirinya.
"Baiklah, tetapi kalau ucapamu salah, niscaya engkau akan dibunuh hari ini juga,"ujar Raja Harun.

"Tuanku, alasan hamba menyerahkan kepada pembuat bubur itu karena ingin menunjukkan fakta kepada Paduka. Karena semua kejadian di dalam negeri ini adalah tanggung jawab Paduka kepada Allah SWT kelak. Raja yang adil sebaiknya mengetahui perbuatan rakyatnya, "kata Abu Nawas.

Setelah mendengar pembelaan diri Abu Nawas, Raja Harun Ar-Rasyid menerimanya dan membebaskan Abu Nawas. Setelah itu raja melakukan pembinaan kepada suku pedalaman tersebut.




Baca Artikel Terkait:




Choose EmoticonEmoticon