-->

Kamis, 02 Juni 2016

Penyakit Leishmaniasis Mewabah di Timur Tengah


Ilustrasi : Penderita Leismaniasis (sumber : dw)

Aleppo (SI Online) - Sebuah penyakit parasit tropis menghantui Timur Tengah. Penyakit kulit Leishmaniasis yang sudah lama ada di Suriah selama berabad-abad itu, kini berkembang menjadi epidemi dan tersebar di negara-negara lainnya. Pers Barat sering menyebut penyakit itu sebagai "Iblis dari Aleppo"

Ada berbagai jenis penyakit ini. Cutaeous Leishmaniasis yang banyak dijumpai di Suriah, meninggalkan luka menganga di kulit. Jenis Mukokutan Leishmaniasis menggerogoti membran hidung, mulut dan tenggorokan. Sedangkan Visceral Leishmaniasis adalah tahapan yang paling parah dengan gejala: disertai demam, pembengkakan hati dan limpa. Jika tidak diobati, maka bisa berakibat fatal dan mematikan.

Diduga sudah ratusan ribu orang tergerogoti penyakit ini di Suriah. Meski tak sebanyak penderita di Suriah, penyakit ini juga dilaporkan sudah menyebar di Libanon, Turki, Yordania, Libya dan Yaman. Situs WHO menyebutkan, selain di Suriah, leishmaniasis mukokutan juga juga terjadi di Afghanistan, Brazil, Kolombia, Iran, Arab. Sementara visceral leishmaniasis: Bangladesh, Ethiopia, India, Sudan

Diduga sudah ratusan ribu orang tergerogoti penyakit ini di Suriah. Meski tak sebanyak penderita di Suriah, penyakit ini juga dilaporkan terjadi di Libanon, Turki, Yordania, Libya dan Yaman. Situs WHO menyebutkan, selain di Suriah, Leishmaniasis Mukokutan  juga terjadi di Afghanistan, Brazil, Kolombia, Iran, Arab. Sementara visceral leishmaniasis: Bangladesh, Ethiopia, India, Sudan

Penyakit ini sudah berabad-abad lamanya ada di Suriah. Namun, di tengah kerusakan sosial akibat konflik, penyebaran penyakit makin meningkat. Kemiskinan, kurangnya fasilitas kesehatan dan gizi, serta kurangnya akses terhadap air bersih, telah memperburuk situasi.

Kini penyakit itupun menyebar ke luar Suriah. Di kamp-kamp pengungsi, orang-orang terpaksa hidup berdesakan. Akibatnya, risiko penyebaran sulit dihindari. Belum lagi fasilitas perawatan medis yang dapat memberikan darurat atau perawatan dasar kerap tak memadai. Penyakit ini juga menimpa pengungsi-pengungsi dari negara-negara Timur Tengah lainnya yang juga dililit konflik.

Para ilmuwan mengatakan, intervensi dini adalah kunci mencegah penyebaran penyakit ini lebih luas lagi.. Organisasi kesehatan internasional dan pemerintah harus melakukan upaya gabungan dalam memberikan pengobatan.
Sourche: Suaraislam




Baca Artikel Terkait:




Choose EmoticonEmoticon