-->

Kamis, 12 Mei 2016



Muktamar Halaqoh BEM Pesantren se-Indonesia di Universitas Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur, tanggal 29 April hingga 1 Mei 2016. (Usamah Rahman)

Sekilas Sejarah Halaqoh BEM Pesantren se-Indonesia

 – Di pertengahan tahun 2014, terjalin komunikasi yang cukup intens antara pengurus BEM Ma’had Aly Tebuireng Jombang dengan pengurus BEM Institut Sunan Drajat (INSUD). Dari komunikasi tersebut, tercetuslah ide untuk membentuk aliansi gerakan mahasiswa baru yang memiliki latar belakang Pesantren. Hal ini dikarenakan adanya keinginan bersama untuk melanjutkan perjuangan para pahlawan bangsa terdahulu yang mayoritasnya adalah para kiyai dan juga santri dari pesantren. Juga karena adanya keresahan yang besar pada aliansi BEM yang selama ini ada di tanah air yang dipandang kurang begitu berkesesuaian dengan nilai-nilai pondok pesantren. Sebagai tindaklanjut, diadakanlah silaturahmi perdana BEM kampus-kampus yang berafiliasi pada institusi pondok pesantren di INSUD bertepatan dengan Pelantikan Kabinet BEM INSUD pada tanggal 24 Juni 2014 di Pondok Pesantren Sunan Drajat. Dengan dihadiri pengurus BEM dari 6 Perguruan Tinggi, disepakati penyelenggaraan agenda Muktamar Halaqoh BEM Pesantren se-Jawa Timur perdana.


Muktamar Halaqoh BEM Pesantren se-Indonesia di Universitas Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur, tanggal 29 April hingga 1 Mei 2016. (Usamah Rahman)

Beberapa bulan kemudian, tepatnya pada tanggal 23-24 Februari 2015, diselenggarakan Muktamar tersebut. Bertempat di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, BEM Ma’had Aly Tebuireng mengurus acara tersebut dengan sangat baik dan sukses. Sebanyak tak kurang dari 25 BEM perguruan tinggi se-Jawa Timur hadir di dalamnya. Dideklarasikan di dalamnya organisasi Halaqoh BEM Pesantren se-Jawa Timur. Istilah “Halaqoh” dipakai untuk lebih mencirikan organisasi dengan nilai-nilai keislaman dan kepesantrenan. Dirumuskan pula di dalamnya AD/ART serta perangkat keorganisasian yang dibutuhkan.

Februari 2016, diadakan silaturahmi selanjutnya di STAI Luqman al-Hakim Pondok Pesantren Hidayatullah Surabaya. Dihadiri tak kurang dari 10 BEM perguruan tinggi Pesantren, disepakati penyelenggaraan Muktamar selanjutnya di Universitas Darussalam Gontor. Disepakati pula pengembangan Halaqoh dari lingkup regional Jawa Timur menjadi nasional. Pada tanggal 29 April hingga 1 Mei yang lalu, telah terselenggara Muktamar Halaqoh BEM Pesantren se-Indonesia pertama, yang juga merupakan penyelenggaraan muktamar kedua. Dihadiri oleh 34 BEM Pesantren se-Indonesia, disepakati revisi AD/ART, rekomendasi, dan juga kepengurusan tingkat nasional. Tabarokal Roby Rintoko dari Universitas Darussalam Gontor terpilih menjadi Presidium Nasional (Rais ‘Am) untuk memimpin para “Gus” dan “Ning”, istilah panggilan yang disepakati bagi para mahasiswa santri, dalam memperjuangkan Halaqoh. Dengan dibantu oleh BPH berupa sekretaris, bendahara, korwil (niqobah), dan nisaiyyah, ia siap membawa mahasiswa santri se-Indonesia untuk berkiprah dalam percaturan gerakan mahasiswa nasional dan berkontribusi bagi agama, nusa, dan bangsa setahun ke depan.

Napas Baru Kaum Santri


Muktamar Halaqoh BEM Pesantren se-Indonesia di Universitas Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur, tanggal 29 April hingga 1 Mei 2016. (Usamah Rahman)

Pada tanggal 29 April hingga 1 Mei yang lalu, telah diadakan Muktamar Halaqoh BEM Pesantren se-Indonesia di Universitas Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur. Dihadiri oleh 34 BEM perguruan Tinggi Pesantren se-Indonesia, agenda muktamar yang dipanitiai tim dari Dewan Mahasiswa UNIDA Gontor berjalan dengan lancar dan sukses. Dari BEM Perguruan Tinggi Pesantren se-Indonesia tercatat 2 dari Kalimantan, 4 dari Jawa Tengah, 2 dari Jawa Barat, dan 1 dari Sumbawa. Ini merupakan lompatan yang besar dari Halaqoh BEM Pesantren meskipun masih berusia amat belia. Pada Muktamar kali ini Halaqoh BEM Pesantren memperluas jangkauan dan taraf dari yang sebelumnya regional menjadi nasional.

Rangkaian acara dibuka dengan sambutan dari Rektor Universitas Darussalam Gontor Amal Fathullah Zarkasyi dan penyampaian pesan dan nasehat dari Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor, KH. Hasan Abdullah Sahal berjudul “Mahasiswa Santri sebagai Ujung Tombak Peradaban Islam”. Selain diisi dengan sidang-sidang yang terlaksana dengan sangat khidmat khas santri, rangkaian acara diisi pula dengan seminar pemikiran Islam oleh Adian Husaini berjudul “Tantangan Pemikiran Islam”, Hamid Fahmy Zarkasyi berjudul “Membangun Peradaban Islam”, dan Dihyatun Masqon berjudul “Mengenal Gontor”.

Forum Sharing di mana wakil dari 5 BEM Perguruan Tinggi Pesantren mempresentasikan kondisi dan kegiatan kampusnya masing-masing di depan seluruh peserta dan juga mahasiswa UNIDA Gontor diletakkan di pertengahan muktamar. Hal ini ditujukan untuk menstimulus diskusi mengenai tema yang sama antar peserta Muktamar sehingga bisa saling mengembangkan kampusnya masing-masing. Selepas subuh sepanjang hari-hari Muktamar, Kholid Muslih mengisi kajian kecil bagi para peserta ikhwan, sementara kajian bagi peserta akhwat diisi oleh Ustadzah Neneng Uswatun Hasanah dan Rosyda Diana. Hari terakhir Muktamar diisi dengan kunjungan ke area Pondok Modern Darussalam Gontor dan ziarah ke Pondok Tegalsari Ponorogo. Acarapun ditutup dengan pembacaan 11 rekomendasi Muktamar Halaqoh BEM Pesantren se-Indonesia dan sambutan dari Wakil Rektor 2 Universitas Darussalam Gontor, Setiawan bin Lahuri.

11 Butir rekomendasi Muktamar Halaqoh BEM Pesantren se-Indonesia 2016 ialah sebagai berikut; (1) Bertekad menghidupkan dan mengutamakan pengembangan diri dengan Ilmu dan Akhlaq, (2) Mendorong pemerintah untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap Pendidikan yang berbasis akhlaqul karimah terutama Pendidikan pesantren. (3) Siap mengabdikan diri sepenuhnya bagi agama, nusa dan bangsa (Hubbul Waton Minal Iman), (4) Menolak setiap pemimpin yang zhalim, arogan, serta tidak mengakomodasi kepentingan umat Islam, (5) Siap menjadi garda terdepan Indonesia dalam memanfaatkan bonus demografi Indonesia, (6) Mendukung upaya pemerintah dalam menanggulangi penyalahgunaan NARKOTIKA dan peredarannya, (7) Menolak paham-paham yang tidak sesuai dengan al-Quran dan al-Hadist, (8) Menolak LGBTbeserta seluruh usaha dalam mengampanyekannya, (9) Menolak paham komunisme dan seluruh usaha untuk menghidupkannya kembali di Indonesia, (10) Menolak usaha memecah belah umat Islam dalam bentuk apapun, (11) Islam bukan teroris, teroris bukan Islam.

Seusai acara, disepakati pula penyelenggaraan Silaturami Nasional pada beberapa bulan mendatang yang rencananya akan bertempat di STIU Al-Hikmah Darul Quran Bogor. Para peserta pun bersalaman wujud persahabatan yang terpupuk amat erat serta semangat bersama meninggikan nilai-nilai pesantren. (dakwatuna)





Baca Artikel Terkait:




Choose EmoticonEmoticon