Peluncuran majalah The Indonesia Halal Life Style & Business, di Jakarta, Kamis (29/4/2016) (IST)
Jakarta. Kesadaran masyarakat dunia terhadap produk halal dinilai terus meningkat. Pemahamannya tidak lagi hanya soal makanan dan minuman untuk dikonsumsi, tapi menyangkut wisata halal, fashion halal, kosmetik halal, dan lainnya. Tak dipungkiri, halal dalam kehidupan masyarakat menjadi trend dan kebutuhan.
Sejumlah negara seperti Thailand, Jepang, Korea dan Australia tidak ragu dalam mengembangkan Halal Tourismsebagai brand. Bahkan, ada yang memiliki buku panduan wisata untuk Muslim kaena merupakan tambahan pelayanan bagi wisatawan Muslim. Di Thailand sendiri yang warga negara beragama Islam hanya 5% berani menyatakan sebagai tujuan wisata danlife style halal.
“Negara itu bahkan sudah mampu memasok makanan halal pula ke negara-neagara yang tergabung dalam OKI. Korea juga mendeklarasikan punya 150-an restoran halal sehingga menambah pelayanan pada wisatawan muslim yang datang ke negara itu,” kata Pemimpin Umum The Indonesia Halal Life Style & Business Sapta Nirwandar, dalam siaran persnya, Jumat (29/4/2016).
Indonesia dengan jumlah penduduk mencapai sekitar 250 juta yang mayoritas adalah Muslim itu, menurut Sapta, menjadi potensi yang sangat besar dalam penerapan aspek halal.
“Perkembangan halal di dunia ternyata sudah lebih cepat dan potensinya luar biasa. Hal itu tidak lepas dari penduduk Muslim di dunia yang saat ini berjumlah 1,8 miliar jiwa,” ujarnya.
Dewan Pakar Masyarakat Ekonomi Syariah ini juga menambahkan, potensi halal market di dunia dari tahun ke tahun semakin meningkat mencapai angka 1.087 miliar dolar dan diprediksi semakin naik pada tahun 2030, yakni mencapai 1,8 miliar dolar. Sedangkan GDP negara-negara Islam (OKI – Red) 7.740 triliun dolar.
Menurut catatan International Trade Center 2015, masih kata Sapta, pasar muslim untuk makanan pada 2014 sebesar 1,128 miliar dolar. Keuangan 1,814 miliar dolar, travel 142 miliar dolar, kosmetika 142 miliar dolar, fashion 230 miliar dolar, media rekreasi 179 miliar dolar, farmasi 75 dolar. “Belum lagi di sektor pendidikan, obat-obatan, dan seni budaya,” paparnya.
Saat ini, lebih jauh Sapta menuturkan, Indonesia masih tertinggal jauh dengan negara tetangga Malaysia yang sudah puluhan tahun lalu menerapkan jaminan halal. Meski begitu, lambat laun perkembangan halal di Indonesia terus meningkat. “Bahkan di sektor wisata halal, Indonesia berhasil merebut tiga gelar dalam World’s Best Halal di Abu Dabhi, Uni Emirat Arab, Oktober 2015 lalu,” pungkasnya.
Seiring perkembangan itu, untuk menjadi media bagi kalangan yang berminat dan antusias terhadap perkembangan halal market, The Indonesia Halal Life Style & Business menerbitkan majalah The Indonesia Halal Life Style & Business, yang diluncurkan di Jakarta, Kamis (29/4/2016) kemarin. Media ini juga dilengkapi secara digital untuk mengikuti perkembangannya setiap hari secara real time. (dakwatuna)
Choose EmoticonEmoticon