-->

Sabtu, 26 Maret 2016


Ilustrasi: Senjata nuklir Korea Utara (foto: scmp.com)

Moskow - Korea Utara (Korut) terus memberikan perhatian lebih terhadap latihan militer gabungan antara Korea Selatan (Korsel) dengan Amerika Serikat (AS) di Semenanjung Korea. 

Pyongyang bahkan kembali menebar ancaman akan menyerang kedua negara jika menemukan tanda-tanda kedua negara sekutu itu bakal melakukan agresi.

Pyongyang mengancam akan 'menghapus rezim Iblis', sebutan untuk AS, dengan serangan nuklir jika ditemukan sedikit saja tanda negara adikuasa itu akan melakukan agresi terhadap Korut. Pernyataan itu dikeluarkan Kedutaan Besar Korut di Rusia.

"Hari ini, tentara dan rakyat kami menonton Amerika Serikat dan tindakan sinis yang dilakukan musuh DPRK dengan kemarahan mendidih, dan mereka sepenuhnya siap untuk menghapus rezim iblis melalui serangan nuklir prepemtive jika ada tanda sedikit melakukan agresi," begitu bunyi pernyataan itu dikutip dari Sputniknews, Jumat (25/3/2016).

Sebelumnya, pemimpin muda Korut Kim Jong-un juga mengeluarkan ancaman terhadap Korsel. Jong-un mengancam akan menyerang gedung-gedung pemerintahan di Seoul jika negara tetangganya itu nekat menantang Pyongyang.

Pada Senin (07/03) lalu, Pyongyang mengancam akan melakukan serangan nuklir tanpa pandang bulu terhadap Korsel dan AS menanggapi rencana latihan militer gabungan ke dua negara sekutu itu.

Amerika Serikat pun menanggapi serius ancaman serangan nuklir Korut tersebut. Namun, mereka menegaskan tidak akan membatalkan latihan militer skala besar dengan Korea Selatan (Korsel) yang memicu Korut naik pitam.

"Kami memandang ancaman Korut secara serius dan meminta Pyongyang untuk menghentikan retorika provokatif, berhenti mengancam, dan menghentikan perilaku provokatif," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, John Kirby dikutip dari Hindustan Times, Selasa (8/3/2016) lalu.

Kirby pun menegaskan komitmen Washington terhadap keamanan Korea Selatan (Korsel) adalah 100 persen dan sikap yang ditunjukkan oleh Korut hanya menjadikan latihan militer yang rutin dilakukan saban tahun itu menjadi lebih penting.

"Tidak ada alasan menarik upaya meningkatkan kemampuan aliansi, jika Pyongyang tidak berniat menurunkan tensi di Semenanjung dan menurunkan rasa keamanan atau stabilitas di sana," kata Kirby.
(Suaraislam)




Baca Artikel Terkait:




Choose EmoticonEmoticon