ISIS Bukan Tentara Islam, Tetapi Tentara Bayaran
Damaskus, — “ISIS mencuci otak, membuat anggota atau simpatisannya berpikir bahwa mereka berjuang untuk Islam. Padahal mereka yang berangkat ke Timur Tengah untuk berperang, tidak lebih dari seorang tentara bayaran,” ujar Anatoly Antonov, dari Kementrian Pertahanan Rusia.
“Sayang sekali, 25.000 hingga 30.000 teroris asing atau tentara bayaran ini telah bergabung dengan ISIS, termasuk yang berasal dari negara-negara Pasifik,” lanjutnya, seperti dilansir Alalam, (17/12/2015).
Dalam 18 bulan terakhir, ada lebih dari 30.000 orang dari 86 negara yang bergabung dengan teroris Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) dan kelompok ekstremis lainnya. Jumlah ini meningkat tajam, mengingat pada data pada tahun sebelumnya menunjukkan hanya ada sekitar 12.000 orang yang bergabung dnegan kelompok teroris ini.
Dari puluhan ribu yang menuju Timur Tengah, dilaporkan sebanyak 30% bisa kembali ke negara asal mereka. Sembilan orang yang terlibat dalam kasus terorisme di Perancis pada bulan November lalu, merupakan ‘alumni’ jihadis Suriah.
Dari pakar terorisme Peter Chalk, kepada Mail Online mengatakan bahwa anak-anak muda yang merasa dikucilkan oleh keluarganya, tergoda iming-iming uang dan perempuan.
“ISIS membayar para jihadis sekitar $200 tiap bulannya. Jumlah itu termasuk besar untuk para pengangguran, atau negara-negara terbelakang ….”
Jihadis-jihadis ini digaji dengan dana yang didapat dari berbagai sumber, salah satunya adalah dengan menjual minyak. Pada musim panas lalu, ISIS juga mengumumkan pembayaran pajak bagi penduduk setempat agar tetap bisa membayar jihadis-jihadis yang telah datang ke Suriah untuk berperang.
Hanya saja, belakangan ini kondisi keuangan ISIS mengalami masa paceklik, lantaran jet tempur Rusia secara berkelanjutan telah mengebom tanker minyak ISIS yang hendak menuju Turki.(liputanislam.com)
Choose EmoticonEmoticon