Satu per satu dari empat remaja suku Asmat mengucapkan dua kalimat syahadat dengan dibimbing oleh pengurus Lazis PLN Pusat, Kamis (14/01)
Jakarta (afdhalilahi.com) - "Asyhadu alla illaha ilallah, wa asyhadu anna Muhammadarrasulullah."Disaksikan sekitar 500 jamaah shalat Zuhur, empat remaja suku Asmat, asal Kabupaten Asmat, Papua, dengan lancar mengucapkan dua kalimat syahadat beserta artinya di Masjid At-Taqwa, PLN Pusat, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (14/01/2016).
Keempat remaja yang didampingi oleh Kepala Suku Asmat Besar Umar Abdullah Kayimter dan Ketua Al Fatih Kaaffah Nusantara (AFKN) Ustaz Fadzlan Garamatan itu adalah Yance (18), Yopi (16), Gerry (15) dan Hilman (15).
Setelah satu per satu mengikrarkan dua kalimat syahadat dengan dibimbing oleh para pengurus Lazis PLN, mereka kemudian mendapatkan nama baru yang Islami. Yance mendapatkan nama Muhammad Yusuf, Yopi diberi nama Muhammad Ismail, Gerry diberi nama Muhammad Iqbal, dan Hilman mendapatkan nama Islam, Muhammad Hanif.
Ketua AFKN Ustaz Fadzlan Garamatan menjelaskan, keempat remaja ini baru tiba dari kampungnya di Kabupaten Asmat, Papua, pada Selasa lalu. Di kampungnya, selepas lulus Sekolah Dasar mereka turut menjadi nelayan. Kini, setelah menjadi seorang Muslim mereka akan dibina di Pondok Pesantren Nuu Waar yang dikelola AFKN di Bekasi, Jawa Barat.
Keempat remaja yang baru masuk Islam menerima bingkisan dan uang zakat dari Lazis PLN.
Keempat remaja Asmat ini, lanjut Ustaz Fadzlan, masuk Islam adalah semata mendapatkan hidayah dari Allah Swt. "Faktor hidayah dari Allah yang membuat merekamasuk Islam," ungkapnya.
Secara kehidupan sosial, hal lain yang mempengaruhi masuk Islamnya warga Asmat ini tidak lepas dari peran dan dakwah Kepala Suku Asmat besar, Umar Abdullah Kayimter, yang telah masuk Islam terlebih dahulu bersama keluarganya pada 2012 lalu. Demi melihat kehidupan kepala suku yang baru yang lebih bersih dan Islami itulah akhirnya menarik minat banyak warga Asmat untuk menjadi seorang Muslim.
Masuk Islamnya empat remaja Asmat ini juga tanpa paksaan. Mereka bahkan didukung oleh keluarganya masing-masing, walaupun agama keluarganya masik Nasrani.
Ustaz Fadzlan menjelaskan, keempat remaja itu akan dibina dan dididik sesuai dengan cita-cita mereka. Menurutnya, dari empat anak itu dua orang bercita-cita menjadi tentara, satu orang ingin menjadi mantri dan seorang lagi ingin menjadi seorang ustaz.
"Tidak masalah. Mereka akan kembali Papua menjadi tentara, polisi, mantri, dan ustaz untuk berdakwah. mereka juga akan menjaga keutuhan NKRI," tandasnya.
Jamaah Masjid At-Taqwa PLN Pusat memberikan ucapan selamat.
Oleh Lazis PLN, keempat remaja yang baru menjadi seorang Muslim itu masing-masing diberikan bingkisan berupa dua potong sarung, dua potong baju dan uang zakat lima juta rupiah. "Besok mereka akan dikhitan," kata Ustaz Fadzan sembari tersenyum.(suara-islam)
Choose EmoticonEmoticon