Al-Azhar Kecam Keras Fatwa Perbudakan Seks yang Dikeluarkan ISIS
Kairo, Universitas Al-Azhar Mesir mengecam fatwa gila kelompok teroris Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) tentang ‘perbudakan seks’ dan menekankan bahwa para takfiri ini sama sekali tidak terkait dengan Islam.
“ISIS adalah organisasi teroris dan kriminal. Salah satu tujuan terorisme adalah menyebarkan ideologi dan propaganda yang menarik perhatian publik,” kecam Mohamed Mehna, dari al-Azhar’s Grand Sheikh’s Technical.
“Para peneliti yang mempelajari organisasi teroris mengetahui hal ini dengan sangat baik, divisi media yang dianggap sebagai salah satu alat yang paling penting bagi sebuah organisasi teroris untuk mencapai tujuan, dengan menanamkan ketakutan dalam masyarakat,” tambahnya.
Pernyataannya ini merupakan reksi atas fatwa yang baru-baru ini dikeluarkan ISIS. Diperbolehkan untuk anggota ISIS, yang memiliki tahanan wanita untuk diperkosa/ melakukan hubungan seks.
“Ini bukan Islam. Karena dalam sejarah Islam yang panjang, penyebaran Islam di seluruh dunia dari selatan hingga ke utara, dari timur hingga ke barat, kita menyaksikan nilai-nilai luhur….”
Ia menilai, serangkaian fatwa seperti ini digunakan ISIS untuk menarik minat masyarakat sehingga mau bergabung.
Pada bulan November lalu , Grand Syaikh Al-Azhar Sheikh Ahmed al-Tayeb, mengatakan bahwa tidak adil jika kita mengaitkan antara Islam dengan kekejaman yang dilakukan ISIS.
Sebelumnya, pada bulan September 2014, lebih dari 120 cendekiawan Muslim dari seluruh dunia mengeluarkan sebuah surat terbuka kepada pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi sebagai bentuk penolakan terhadap klaim-klaim yang digunakan ISIS untuk membenarkan semua kejahatannya. (ba)(liputanislam)
Choose EmoticonEmoticon