Era reformasi saat ini menjadi angin segar tumbuhnya ideologi lama dengan wajah baru, seperti komunisme. Menyadari itu, Pusat Integrasi Islam dan Mata Kuliah Umum Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI) menggelar kuliah umum bertema “Mewaspadai Ancaman Komunis Wajah Baru dan Liberalisme”.
Acara ini digelar di ruang Auditorium Arifin Panigoro UAI, Kebayoran Baru, Jakarta, Kamis, 21 Shafar 1437 H (03/12/2015) siang. Sebagai pembicara tunggal KH Dr Cholil Nafis selaku Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat.
Bagi UAI, saat ini liberalisme mengancam akidah dan syariah secara bertahap. Paham ini pun dinilai telah mengganggu ajaran Islam juga agama lain. Disebutkan, paham asal Barat itu telah merusak Katolik dan Kristen di Eropa.
Sedangkan komunisme, dikatakan, walaupun telah dilarang di Indonesia, tetapi pikiran dan ideologinya tetap berkembang. Terutama sikap tidak percaya pada tuhan atau atheisme.
Wakil Rektor UAI Dr Ir Ahmad H Lubis, dalam sambutannya pada acara itu mengatakan, tema tersebut diangkat untuk mengingatkan masyarakat, khususnya mahasiswa UAI, akan ancaman komunisme dan liberalisme.
Sementara Cholil Nafis menyampaikan, untuk memahami sepak terjang komunis di Indonesia, perlu dipilih dan dipilah sumber informasi yang tepat dan benar.
“Yang sulit (membedakan) mana informasi yang benar dan mana informasi yang salah,” ujarnya.
Kehadiran Wakil Ketua Lembaga Bahtsul Masail PBNU ini menggantikan anggota Dewan Pertimbangan Presiden, KH Hasyim Muzadi, yang berhalangan hadir. Menurut Cholil, mantan Ketua Umum PBNU itu batal mengisi acara karena kurang sehat, sepulangnya dari melayat almarhum KH Slamet Effendi Yusuf.
“KH Hasyim Muzadi (sebenarnya) sangat ingin hadir di tempat ini,” ujar Cholil di awal penyampaiannya.
Pantauan hidayatullah.com, acara yang dimoderatori oleh HM Tamsir Ridho ini dihadiri 200 peserta dari Program Studi Psikologi, Bimbingan Penyuluhan Islam, Ilmu Komunikasi, dan Hubungan Internasional UAI. Acara berlangsung selama sekitar pukul 13.30-15.00 WIB.*
Choose EmoticonEmoticon