YOGYAKARTA -- Pengamat politik UMY, Zuly Qodir menandaskan pemuda Indonesia tertarik menjadi teroris akibat negara dinilai belum bisa menjamin masa depan pemuda yang cerah. Sehingga mereka ingin mengambil alih kekuasaan dengan cara teror.
Lebih lanjut Zuly Qodir mengatakan perilaku terorisme menggunakan senjata, terorganisasi, berjenjang, dan ingin mengubah sistem politik yang sah.
"Mengapa anak muda tertarik untuk menjadi teroris karena mereka yang berumur antara 16-35 tahun secara psikologis masih memiliki jiwa yang labil dan dalam proses mencari jati diri," kata Zuly Qodir saat workshop "Pemberdayaan Guru, Dosen, dan Tenaga Pengajar di Kampus Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) Yogyakarta, Sabtu (3/10/2015).
Workshop ini kerja sama antara Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Forum Koordinasi Pencegahan Pencegahan Terorisme (FKPT) DIY, dan UST Yogyakarta.
Selain itu, kata Zuly Qodir, politik Indonesia saat ini liberal sehingga meminggirkan umat Islam yang jumlahnya berdasarkan sensus penduduk 201 ada 88 persen warga beragama Islam.
"Anak-anak muda sangat bersemangat dengan kondisi umat yang seperti itu," katanya.
Sementara Hj Andi Intang Dulung, Kasubdit Kewaspadaan BNPT mengatakan, terorisme sebagai tantangan keamanan nasional memiliki multi dimensi berupa ancaman sosial, ekonomi, politik, ideologi, dan kedaulatan negara.
"Sesungguhnya ancaman terorisme tidak hanya aspek ancaman fisik, tetapi lebih dari itu.
Tindakan memiliki akar keyakinan teologis, doktrin dan ideologi yang dapat menyerang kesadaran individu dan kelompok manapun," kata Andi.(republika)
Choose EmoticonEmoticon