FAKFAK,– Sebuah masjid yang dibangun pada tahun 1870 Masehi masih tetap berdiri kokoh di Distrik Kokas, Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat. Masjid Patimburak namanya. Masjid ini merupakan bukti sejarah masuknya agama Islam di tanah Papua dan sekaligus menjadi pusat kegiatan agama Islam di Kabupaten Fakfak.
Tinta emas sejarah mencatat, Masjid Patimburak telah berdiri hampir 200 tahun yang lalu. Bangunan masjid yang dibangun pada tahun 1870 oleh seorang imam bernama Abuhari Kilian ini masih berdiri kokoh dan berfungsi sebagai pusat penyebaran Islam di Papua. Saat ini, Masjid Patimburak masih digunakan untuk beribadah bagi 35 Kepala Keluarga dengan 147 jiwa yang tinggal di sekitarnya. Sekalipun sudah beberapa kali mengalami renovasi, bentuk asli masjid ini tetap dipertahankan.
Masjid tertua di Kabupaten Fakfak ini berukuran tak lebih dari 100 meter. Meskipun demikian, masjid ini tetap terlihat menarik karena memiliki desain arsitektur yang tergolong unik. Desain masjid tua ini merupakan perpaduan antara sentuhan Eropa dan Nusantara. Jika dilihat dari kejauhan, Masjid bernama asli Masjid al-Yasin ini nampak seperti gereja dengan kubah mirip gereja-gereja di Eropa pada masa lampau. Sementara itu, di tengah-tengah bangunan masjid terdapat empat tiang penyangga yang menyerupai struktur bangunan di pulau Jawa. Interior masjid ini pun hampir sama dengan masjid-masjid yang didirikan oleh para wali di Pulau Jawa.
Pada masa penjajahan, masjid tua ini pernah diterjang bom tentara Jepang. Lubang bekas bom tersebut masih dapat dilihat di pilar masjid. Di halaman masjid terdapat pohon mangga yang juga diiyakini telah berumur ratusan tahun.
Sebagaimana dilansir dari laman Kementerian Agama Republik Indonesia, lokasi Masjid Patimburak dapat ditempuh melalui perjalanan darat dari Kota Fakfak menuju Distrik Kokas sejauh 50Km. Terdapat angkutan dari terminal kota Fakfak menuju Distrik Kokas dengan menyusuri jalanan berkelok dan segarnya udara khas pegunungan. Selepas tiba di Kota Kokas, untuk menuju Kampung Patimburak masih harus dilanjutkan dengan menyewa longboat selama satu jam melewati pulau-pulau karang yang masih sangat alami.
Choose EmoticonEmoticon