Kita sangat sering berprasangka terhadap orang lain. Bahkan kepada Rabb yang telah menciptakan kita pun, kita seringkali berprasangka kepada-Nya. Kehidupan manusia tidak terlepas dari berprasangkan terhadap apapun.
Prasangka biasa muncul karena kita melihat sesuatu yang kita anggap baik atau buruk. kita hanya mampu menilah seseorang dari tampilan fisik. Namun, sedikit dari kita yang mampu menilai bagaimana ia bersikap. Bisa jadi, orang yang kita berprasangka buruk kepadanya ialah orang yang lebih mulia dari kita di hadapan Allah.
Saudaraku,
Sudah seharusnya kita menghindari sikap berprasangka ini. Seperti yang diriwatkan dari Abu Hurairah , Rasulullah Saw bersabda,
“Hindarilah oleh kalian berprasangka, karena prasangka itu merupakan ucapan yang paling dusta. Dan janganlah kalian mencari-cari aib orang, jangan memantau kesalahan orang, jangan bersaing dengan persaingan tidak sehat, jangan pula kalian saling dengki, saling benci, saling menjauhi, dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.” (Muttafaqun Alaih)
Saudaraku,
Berprasangka yang dimaksudkan di sini adalah prasangka buruk. Al-khutabi mengatakan: “Prasangka buruk yang diharamkan adalah yang tertanam dalam hatisecara terus menerus.”
Sudah sangat jelas bahwa Rasulullah melarang kita untuk berprasangka buruk terhadap siapapun karena kita adalah bersaudara. Ketika kita berprasangka buruk terhadap saudara kita sendiri, maka pada hakikatnya kita sedang menabur bibit-bibit ketidakharmonisan. []
Sumber: Fiqih Wanita Edisi Lengkap/Syaikh Kamil Muhammad Uwaidah/Pustaka Al-Kautsar/islampos
Choose EmoticonEmoticon