-->

Jumat, 27 Januari 2023

Lebih Baik Tanpa Mu'jizat

Suatu ketika Nabi SAW didatangi oleh beberapa orang tokoh Quraisy, mereka berkata, “Hai Muhammad, engkau telah menceritakan kepada kami mu’jizat para Rasul, bahwa Musa mempunyai tongkat, dan dengan tongkat itu ia memukul batu (sehingga keluarlah air). Isa bisa menghidupkan orang yang telah mati, dan Shaleh diberi unta untuk menguji kaum Tsamud, maka datangkanlah mu’jizatmu agar kami percaya kepadamu!!”

Dalam riwayat lainnya, para tokoh Quraisy tersebut didatangi oleh beberapa orang Yahudi dan “memprovokasi” mereka untuk menanyakan mu’jizat Nabi SAW, sembari mereka menceritakan beberapa mu’jizat para Rasul yang mereka ketahui dari Kitab Taurat.

Mendengar permintaan tersebut, Nabi SAW bersabda, “Apa yang kalian inginkan?”

Para tokoh Quraisy itu berkata, “Cobalah gunung Shafa itu dijadikan emas!!”

Nabi SAW memang sangat menginginkan kaum Quraisy, yang sebenarnya masih kerabat beliau itu memeluk Islam, karena itu beliau bersabda, “Jika aku telah melaksanakan permintaan kalian itu, apakah kalian akan percaya kepadaku (dan memeluk Islam) ?”

Mereka berkata, “Demi Allah, kami akan taat kepadamu!!”

Maka Nabi SAW berdiri untuk berdoa kepada Allah, tetapi belum sempat beliau memulai, datanglah Malaikat Jibril kepada beliau. Setelah mengucap salam, ia berkata, “Jika engkau menghendakinya dan berdoa kepada Allah, pastilah gunung Shafa itu menjadi emas. Tetapi jika ternyata mereka tidak mempercayainya, pastilah Allah akan menyiksa mereka. Karena itu lebih baik engkau biarkan mereka (tidak perlu memenuhi kemauan dan permintaan mereka), sehingga bertaubat orang-orang yang ingin bertaubat…!!”

Tidak lama kemudian, turunlah wahyu Allah, QS Al An’am ayat 109-111, yang menjelaskan bahwa mu’jizat-mu’jizat tersebut adalah hak “prerogatif” Allah untuk menurunkan atau memberikannya. Bukan mu’jizat-mu’jizat itu yang menyebabkan orang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, tetapi semata-mata jika Allah menghendakinya untuk memperoleh hidayah.

Memang, jarang sekali kita temukan, walau memang ada beberapa, mu’jizat Nabi SAW yang muncul ditujukan untuk membuat orang percaya atau meyakini beliau. Kebanyakan mu’jizat beliau itu datang ketika dalam keadaan mendesak dan membutuhkan, misalnya kambing yang tidak bisa mengeluarkan air susu, baik karena masih belum pernah beranak, atau sudah tua atau keadaan lainnya, tiba-tiba mengeluarkan air susu ketika diperah oleh Rasulullah SAW, atau sahabat beliau (lihat kisahnya dalam buku “Percik Kisah Sahabat Nabi Muhammad SAW”, pada kisah sahabat Abdullah bin Mas’ud, Miqdad bin Amr al Aswad, Ummu Ma’bad saat Nabi SAW Hijrah dll), makanan atau kurma yang sedikit bisa untuk orang banyak yang menggali parit saat Perang Khandaq, atau membayar hutang yang banyak (lihat kisah : Jabir bin Abdullah), dua mazadah (tempat air dari kulit) air bisa memenuhi kebutuhan satu pasukan, tanpa berkurang sedikitpun (lihat kisah : Wanita Pembawa Air). Ranting yang menjadi pedang (lihat kisah : Ukkasyah bin Mikhsan), dan beberapa mu’jizat beliau lainnya.




Baca Artikel Terkait:




Choose EmoticonEmoticon