Dhamrah bin Ibnul Ishaq atau Dhamrah bin Jundub, adalah seorang lelaki dari Bani Laits yang telah tua dan buta matanya, tetapi kaya raya. Ia memeluk Islam sejak awal didakwahkan di Makkah. Ketika turun perintah hijrah ke Madinah, ia dengan segera menyambutnya. Tetapi orang-orang di sekitar, baik teman atau kerabatnya, berusaha untuk menahannya untuk tetap tinggal di Makkah karena keadaannya yang telah tua dan buta, sekaligus sakit-sakitan.
Karena dorongan keimanan telah begitu merasuk dan mengental dalam jiwanya, walaupun dengan keadaannya itu ia diberi keringanan (rukhshah) untuk tidak berhijrah, dengan tegas ia berkata, "Aku tidaklah termasuk yang diberikan keringanan itu, karena aku bisa membiayai perjalananku dengan hartaku. Bawalah dan keluarkanlah aku dari negeri orang-orang musyrik ini menuju Rasulullah SAW. Aku tidak ingin bermalam lagi di tempat ini…"
Kemudian Dhamrah memerintahkan budak-budaknya mempersiapkan perbekalan dan tandu untuk membawanya menuju Madinah, dan langsung berangkat tanpa menunda-nundanya lagi. Tetapi di tengah perjalanan, yakni di Tan'im, ia meninggal dunia dan dimakamkan disana.
Beberapa sahabat di Madinah yang mendengar kabar kewafatannya, sempat menyesalkan keadaannya, karena ia belum sampai berhijrah dengan sempurna hingga menemui Nabi SAW di Madinah. Karena kesedihan para sahabat atas musibah yang dialami Dhamrah ini dan status hijrahnya, turun firman Allah QS an Nisa ayat 100 yang menyatakan bahwa ia telah memperoleh pahala sebagai muhajirin secara sempurna. Sebagian riwayat menyebutkan, ayat tersebut telah diturunkan sebelumnya berkenaan dengan sahabat lainnya dalam peristiwa yang hampir sama, dan Nabi SAW membacakannya untuk menghibur kesedihan para sahabat tersebut.
Choose EmoticonEmoticon