-->

Senin, 11 Mei 2015

Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla telah melewati enam bulan dengan berbagai kebijakan strategis yang berdampak pada kehidupan masyarakat. 

Hasil survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (kedaiKOPI) menunjukkan mayoritas publik tidak puas dengan kinerja pemerintah.

"Tingkat kepuasan publik secara umum terhadap Presiden dan Wakil Presiden hanya 31.3%, dan 65,6% mengaku tidak puas terhadap kinerja pemerintah," terang Juru bicara kedaiKOPI, Hendri Satrio ketika merilis survei di kawasan Cikini, Jakarta, Minggu (10/5).

Menurut dia, salah satu penyebab terbesar dari turunnya tingkat kepuasan masyarakat adalah pola komunikasi yang buruk dari pemerintah ke masyarakat. Hal ini menyebabkan rakyat sering menduga maksud dan tujuan program pemerintah, akibatnya kepercayaan turun dan ketidaksetujuan meningkat tajam.

Ketidakpuasan publik terekam akibat pola salah dari berbagai kebijakan pemerintah seperti penentuan harga BBM, impor beras, kenaikan harga tarif dasar listrik dan gas. 

"Jadi jangan salahkan rakyat bila sering mengharapkan solusi pragmatis dari Presiden, salah satunya desakan reshuffle. Padahal, sangat mungkin kepercayaan naik dan ketidaksetujuan turun bila pola komunikasi dengan rakyat diperbaiki," demikian Hendri yang juga pengamat komunikasi politik dari Universitas Paramadina.

Survei sendiri dilakukan terhadap 450 responden dengan Margin of Error (MoE) plus minus 4,62% pada tingkat kepercayaan 95%. Pemilihan sample dilakukan secara acak (probability sampling) menggunakan metode sample acak bertingkat (multistage random sampling) dengan memperhatikan proporsi antara jumlah sample dengan jumlah pemilih di setiap kota. 

Unit sampling primer survei (PSU) ini adalah kelurahan. Jumlah responden masing-masing PSU adalah 10 orang yang tersebar secara proporsional di 45 kelurahan terpilih di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Tangerang Selatan, dan Bekasi.

Proses pengumpulan data dilaksanakan dari tanggal 24-30 April 2015, melalui wawancara tatap muka (face to face interview). Wawancara menggunakan kuesioner terstruktur (structured interview) terhadap 450 orang responden. Responden adalah pemilih yang telah berusia 17 tahun ke atas atau sudah memenuhi syarat pemilih ketika survei dilakukan. [rmol/islamedia]




Baca Artikel Terkait: