1.
Tuliskan konsep media yang saudara ketahui!?
Konsep Media Pembelajaran
Definisi,
Posisi, dan Fungsi Media Pembelajaran
Kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium.
Medium dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya
komunikasi dari pengirim menuju penerima . Media merupakan salah satu komponen
komunikasi, yaitu sebagai pembawapesan dari komunikator menuju komunikan.
Berdasarkan definisitersebut, dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran
merupakan proses komunikasi.Proses pembelajaran mengandung lima komponen
komunikasi, guru (komunikator),bahan pembelajaran, media pembelajaran, siswa
(komunikan), dan tujuan pembelajaran.Jadi, Media pembelajaran adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untukmenyalurkan pesan (bahan pembelajaran),
sehingga dapat merangsang perhatian, minat,pikiran, dan perasaan siswa dalam
kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar.Posisi media pembelajaran.
Oleh karena proses pembelajaran
merupakan proseskomunikasi dan berlangsung dalam suatu sistem, maka media
pembelajaran menempatiposisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen
sistem pembelajaran. Tanpamedia, komunikasi tidak akan terjadi dan proses
pembelajaran sebagai proses komunikasijuga tidak akan bisa berlangsung secara
optimal. Media pembelajaran adalah komponen integral dari sistem pembelajaran
Fungsi Media
Pembelajaran. Dalam proses pembelajaran media memiliki fungsi sebagai pembawa
informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa).Sedangkan metode adalah
prosedur untuk membantu siswa dalam menerima danmengolah informasi guna
mencapai tujuan pembelajaran. Dalam
kegiatan interaksi antara siswa dengan lingkungan, fungsi media dapat diketahui
berdasarkan adanya kelebihan media dan hambatan yang mungkin timbuldalam proses
pembelajaran. Tiga kelebihan kemampuan adalah sebagai berikut. Pertama,
kemapuan fiksatif, artinya dapatenangkap, menyimpan, dan menampilkan kembali
suatu obyek atau kejadian. Dengankemampuan ini, obyek atau kejadian dapat
digambar, dipotret, direkam, difilmkan,kemudian dapat disimpan dan pada saat
diperlukan dapat ditunjukkan dan diamatikembali seperti kejadian aslinya.
Kedua, kemampuan manipulatif,
artinya media dapat menampilkan kembali obyek atau kejadian dengan berbagai
macam perubahan(manipulasi) sesuai keperluan, misalnya diubah ukurannya,
kecepatannya, warnanya,serta dapat pula diulang-ulang penyajiannya. Ketiga,
kemampuan distributif, artinyamedia mampu menjangkau audien yang besar jumlahnya
dalam satu kali penyajian secaraserempak, misalnya siaran TV atau Radio.
Pengembangan
media pembelajaran hendaknya diupayakan untuk memanfaat kankelebihan-kelebihan
yang dimiliki oleh media tersebut dan berusaha menghindari hambatan-hambatan
yang mungkin muncul dalam proses pembelajaran. Secara rinci,fungsi media dalam
proses pembelajaran adalah sebagai berikut.
1. Menyaksikan benda
yang ada atau peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Dengan perantaraan
gambar, potret, slide, film, video, atau media yang lain, siswa dapat
memperoleh gambaran yang nyata tentang benda/peristiwa sejarah.
2. Mengamati
benda/peristiwa yang sukar dikunjungi, baik karena jaraknya jauh, berbahaya,
atau terlarang. Misalnya, video tentang kehidupan harimau di hutan, keadaan dan
kesibukan di pusat reaktor nuklir, dan sebagainya.
3. Memperoleh gambaran
yang jelas tentang benda/hal-hal yang sukar diamati secara langsung karena
ukurannya yang tidak memungkinkan, baik karena terlalu besar atauterlalu kecil.
Misalnya dengan perantaraan paket siswa dapat memperoleh gambaran yang jelas
tentang bendungan dan kompleks pembangkit listrik, dengan slide dan film siswa
memperoleh gambaran tentang bakteri, amuba, dan sebaginya.
4. Mendengar suara yang
sukar ditangkap dengan telinga secara langsung. Misalnya,rekaman suara denyut
jantung dan sebagainya.
5. Mengamati dengan
teliti binatang-binatang yang sukar diamati secara langsung karena sukar
ditangkap. Dengan bantuan gambar, potret, slide, film atau video siswa dapat
mengamati berbagai macam serangga, burung hantu, kelelawar, dan sebagainya.
6. Mengamati
peristiwa-peristiwa yang jarang terjadi atau berbahaya untuk didekati. Dengan
slide, film, atau video siswa dapat mengamati pelangi, gunung meletus,
pertempuran, dan
sebagainya.
7. Mengamati dengan
jelas benda-benda yang mudah rusak/sukar diawetkan. Dengan menggunakan
model/benda tiruan siswa dapat memperoleh gambaran yang jelas tentang
organ-organ tubuh manusia seperti jantung, paru-paru, alat pencernaan, dan
sebagainya.
8. Dengan mudah membandingkan
sesuatu. Dengan bantuan gambar, model atau foto siswa dapat dengan mudah
membandingkan dua benda yang berbeda sifat ukuran,warna, dan sebagainya.
9. Dapat melihat secara
cepat suatu proses yang berlangsung secara lambat. Dengan video, proses perkembangan
katak dari telur sampai menjadi katak dapat diamati hanya dalam waktu beberapa
menit. Bunga dari kuncup sampai mekar yang berlangsung beberapa hari, dengan
bantuan film dapat diamati hanya dalam beberapa detik.
10. Dapat melihat
secara lambat gerakan-gerakan yang berlangsung secara cepat. Dengan bantuan
film atau video, siswa dapat mengamati dengan jelas gaya lompat tinggi, teknik
loncat indah, yang disajikan secara lambat atau pada saat tertentu dihentikan.
11. Mengamati
gerakan-gerakan mesin/alat yang sukar diamati secara langsung. Dengan film atau
video dapat dengan mudah siswa mengamati jalannya mesin 4 tak, 2 tak, dan
sebagainya.
12. Melihat
bagian-bagian yang tersembunyi dari sutau alat. Dengan diagram, bagan, model,
siswa dapat mengamati bagian mesin yang sukar diamati secara langsung.
13. Melihat ringkasan
dari suatu rangkaian pengamatan yang panjang/lama. Setelah siswa melihat proses
penggilingan tebu atau di pabrik gula, kemudian dapat mengamati secara ringkas
proses penggilingan tebu yang disajikan dengan menggunakan film atau video
(memantapkan hasil pengamatan).
14. Dapat menjangkau
audien yang besar jumlahnya dan mengamati suatu obyek secara serempak. Dengan
siaran radio atau televisi ratusan bahkan ribuan mahasiswa dapatmengikuti kuliah
yang disajikan seorang profesor dalam waktu yang sama.
15. Dapat belajar
sesuai dengan kemampuan, minat, dan temponya masing-masing. Dengan modul atau
pengajaran berprograma, siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuan,
kesempatan, dan kecepatan masing-masing.
Landasan
Penggunaan Media Pembelajaran
Ada beberapa tinjauan tentang landasan
penggunaan media pembelajaran, antara lain landasan filosofis, psikologis,
teknologis, dan empiris.
Landasan filosofis. Ada suatu
pandangan, bahwa dengan digunakannya berbagai jenis media hasil teknologi baru
di dalam kelas, akan berakibat proses pembelajaran yang terjadi dehumanisasi.
Benarkah pendapat tersebut? Bukankah dengan adanya berbagai media pembelajaran
justru siswa dapat mempunyai banyak pilihan untuk digunakan media yang lebih
sesuai dengan karakteristik pribadinya? Dengan kata lain, siswa dihargai harkat
kemanusiaannya diberi kebebasan untuk menentukan pilihan, baik cara maupun alat
belajar sesuai dengan kemampuannya. Dengan demikian, penerapan teknologi tidak
berarti dehumanisasi. Sebenarnya
perbedaan pendapat tersebut tidak perlu muncul, yang penting bagaimana
pandangan guru terhadap siswa dalam proses pembelajaran. Jika guru menganggap
siswa sebagai anak manusia yang memiliki kepribadian, harga diri, motivasi, dan
memiliki kemampuan pribadi yang berbeda dengan yang lain, maka baik menggunakan
media hasil teknologi baru atau tidak, proses pembelajaran yang dilakukan akan
tetap menggunakan pendekatan humanis.
Landasan psikologis. Dengan
memperhatikan kompleks dan uniknya proses belajar, maka ketepatan pemilihan
media dan metode pembelajaran akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa. Di samping itu, persepsi siswa juga sangat mempengaruhi hasil belajar.
Oleh sebab itu, dalam pemilihan media, di samping memperhatikan kompleksitas
dan keunikan proses belajar, memahami makna persepsi serta faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap penjelasan persepsi hendaknya diupayakan secara optimal
agar proses pembelajaran dapat berangsung secara efektif. Untuk maksud
tersebut, perlu:
(1) diadakan pemilihan media yang tepat
sehingga dapat menarik perha- tian siswa serta memberikan kejelasan obyek yang
diamatinya,
(2) bahan pembelajaran yang akan
diajarkan disesuaikan dengan pengalaman siswa. Kajian psikologi menyatakan
bahwa anak akan lebih mudah mempelajari hal yang konkrit ketimbang yang
abstrak. Berkaitan dengan kontinuum konkrit-abstrak dan kaitannya dengan
penggunaan media pembelajaran, ada beberapa pendapat. Pertama, Jerome Bruner,
mengemukakan bahwa dalam proses pembelajaran hendaknya menggu- nakan urutan
dari belajar dengan gambaran atau film (iconic representation of experi- ment)
kemudian ke belajar dengan simbul, yaitu menggunakan kata-kata (symbolic
representation). Menurut Bruner, hal ini juga berlaku tidak hanya untuk anak
tetapi juga untuk orang dewasa. Kedua, Charles F. Haban, mengemukakan bahwa
sebenarnya nilai dari media terletak pada tingkat realistiknya dalam proses
penanaman konsep, iamembuat jenjang berbagai jenis media mulai yang paling
nyata ke yang paling abstrak. Ketiga, Edgar Dale, membuat jenjang
konkrit-abstrak dengan dimulai dari siswa yang berpartisipasi dalam pengalaman
nyata, kemudian menuju siswa sebagai pengamat kejadian nyata, dilanjutkan ke
siwa sebagai pengamat terhadap kejadian yang disajikan dengan media, dan
terakhir siswa sebagai pengamat kejadian yang disajikan dengan simbul.
Landasan teknologis. Teknologi
pembelajaran adalah teori dan praktek perancangan, pengembangan, penerapan,
pengelolaan, dan penilaian proses dan sumber belajar. Jadi, teknologi
pembelajaran merupakan proses kompleks dan terpadu yang melibatkan orang,
prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari
cara pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengelola pemecahan
masalah-masalah dalam situasi di mana kegiatan belajar itu mempunyai tujuan dan
terkontrol. Dalam teknologi pembelajaran, pemecahan masalah dilakukan dalam
bentuk: kesatuan komponen-komponen sistem pembelajaran yang telah disusun dalam
fungsi disain atau seleksi, dan dalam pemanfaatan serta dikombinasikan sehingga
menjadi Pengalaman langsung yang bertujuan. Pengalaman tiruan yang diatur
Pengalaman dramatisasi demonstrasi karyawisata pameran televise film Radio,
audio tape recor-der, dan gambar diam Simbul visual Simbul verbal sistem
pembelajaran yang lengkap. Komponen-omponen ini termasuk pesan, orang, bahan,
media, peralatan, teknik, dan latar.
Landasan empiris. Temuan-temuan
penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara penggunaan media
pembelajaran dan karakteristik belajar siswa dalam menentukan hasil belajar
siswa. Artinya, siswa akan mendapat keuntungan yang signifikan bila ia belajar
dengan menggunakan media yang sesuai dengan karakteristik tipe atau gaya
belajarnya. Siswa yang memiliki tipe belajar visual akan lebih memperoleh
keuntungan bila pembelajaran menggunakan media visual, seperti gambar, diagram,
video, atau film. Sementara siswa yang memiliki tipe belajar auditif, akan
lebih suka belajar dengan media audio, seperti radio, rekaman suara, atau ceramah
guru. Akan lebih tepat dan menguntungkan siswa dari kedua tipe belajar tersebut
jika menggunakan media audio-visual. Berdasarkan landasan rasional empiris
tersebut, maka pemilihan media pembelajaran hendaknya jangan atas dasar
kesukaan guru, tetapi harus mempertimbangkan kesesuaian antara karakteristik
pebelajar, karakteristik materipelajaran, dan karakteristik media itu sendiri.
Prinsip-prinsip Pnggunaan Media
Prinsip pokok yang harus diperhatikan dlampenggunaan media
pada setia kegiatan belajar mengajar adaalah bahwa media digunakan dan
diarahkan untuk mempermudah siswa belajar dalam upaya memahami ateri pelajaran.
Dengan demikian, penggunaan media harus dipandang dari sudut kebutuhan siswa.
Hal ini perlu ditekankan sebab sering media dipersiapkan hanya dilihat dari
sudut kepentingan guru. Contohnya, oleh karena guru kurang menguasai bahan
pelajaran yang akan diajarkan, maka guru persiapkan media OHT, dan oleh sebab
OHT digunakan untuk kepentingan guru, maka transparansi tidak didesain dengan
menggunakan prinsip-prinsip media pembelajaran, melainkan seluruh pesan yang
ingin disampaikan dituliskan pada transparan hingga menyerupai koran.
Kejadian lain yang sering terjadi adalah ketika guru
menggunakan media film atau melakukan karyawisata. Oleh karena media digunakan
tidak diarahkan untuk mempermudah belajr, maka aik film maupun karyawisata
sering hanya dijadikan sebagai media hiburan saja. Agar media pembelajaran
benar-benar digunakan untuk membelajarkan siswa, maka ada sejumlah prinsip yang
harus diperhatikan, di antaranya:
a.
Media yang akan digunakan oleh guru harus sesuai ddan diarahkan untuk mencfapai
tujuan pembelajaran. Media tidak digunakan sebagai alat hiburan, atau tidak
semata-mata dimanfaatkan untuk mempermudah guru menyampaikan materi, akan tetapi
benar-benar utuk membantu siswa belajar sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai.
b.
Media yang akan digunakanharuys sesuai dengan materi pembelajaran. Sesuai
dengan materi pembelajaran. Setiap materi pelajaran memiliki kekhasan dan
kekompksan. Meida yang akan digunakanharus sesuai dengan kompleksitas materi
pemelajaran. Contohnya untuk membelajarkan siswa memahami pertumbuhan jumlah
pandduduki di Indonesia, maka guru perlu mempersiapkan semacam grafik yang
mencerminkan pertumbuhan itu.
c.
Media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan, dan kondisi siswa.
Siswa yang memiliki kemampuan mendengarkan yang kurang baik, akan sulit
memahami pelajaran manakala digunakan media yang bersifat auditif. Demikian
juga sebaliknya, siswa yang memiliki kemampuan penglihatan yang kurang. Akan
sulit menangkap bahan pemebelajaran yang disajikan melalui media visual. Setiap
siswa memiliki kemampuan dan gaya yang berbeda. Guru perlu memerhatikan setiap
kemampuan dan gaya tersebut.
d.
Media yang akan diguanakan harus memerhatikan efektivitas dan efisiensi. Media
yang memerlukan peralatan yang mahal belum tentu efektif untuk mencapai tujuan
tertentu. Demikian juga media yang sangat sederhana belum tentu tidak memiliki
nilai. Setiap media yag dirancang guru perlu memerhatiakn efektivitas
penggunanya.
e.
Media yang diguanakn harus sesuai dengan kemampuan guru dalam engoperasikannya.
Sering media yang kompleks terurama media-media mutakhir seperti media
computer, LCD, dan media elektronik lainnya memerlukan kemampuan khusus dlam
mengoperasikannya. Media secanggih apapun tidak akanbisa menolong tanpa
kemampuan teknis mengoperasikan dan memanfaatkan media yang akan digunakan. Hal
ini perlu ditekankan, sebab sering guru melakukan kesalahan-kesalahan yang
prinsip dlam menggunakan media pembelajaran yang pada akhirnya penggunaan media
bukan menambah kemudahan siswa belajar, malah sebaliknya mempersulit siswa.
Perangkat
dan Klasifikasi Media Pembelajaran
Perangkat media pembelajaran. Yang
termasuk perangkat media adalah: material, equipment, hardware, dan software.
Istilah material berkaitan erat dengan ist ilah equipment dan istilah hardware
berhubungan dengan istilah software. Material (bahan media) adalah sesuatu yang
dapat dipakai untuk menyimpan pesan yang akan disampaikan kepada auidien dengan
menggunakan peralatan tertentu atau wujud bendanya sendiri, seperti
transparansi untuk perangkat overhead, film, filmstrip, dan film slide, gambar, grafik, dan bahan cetak.
Sedangkan equipment (peralatan) ialah sesuatu yang dipakai untuk memindahkan
atau menyampaikan sesuatu yang disimpan oleh material kepada audien, misalnya
proyektor film slide, video tape recorder, papan tempel, papan flanel, dan
sebagainya.
Istilah hardware dan software tidak
hanya dipakai dalam dunia komputer, tetapi juga untuk semua jenis media
pembelajaran. Contoh, isi pesan yang disimpan dalam transparansi OHP, kaset audio, kaset video, film slide. Software
adalah isi pesan yang disimpan dalam material, sedangkan hardware adalah
peralatan yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang telah dituangkan ke
dalam material untuk dikirim kepada audien. Contoh, proyektor overhead,
proyektor film, video tape recorder, proyektor slide, proyektor filmstrip.
Klasifikasi media pembelajaran.
Media pembelajaran diklasifikasi berdasarkan tujuan pemakaian dan karakteristik
jenis media. Terdapat lima model klasifikasi, yaitu
menurut:
(1) Wilbur Schramm,
(2)
Gagne,
(3) Allen,
(4) Gerlach dan Ely, dan
(5) Ibrahim.
Menurut Schramm, media digolongkan menjadi
media rumit, mahal, dan media sederhana. Schramm juga mengelompokkan media
menurut kemampuan daya liputan,yaitu :
(1) liputan luas dan serentak
seperti TV, radio, dan facsimile;
(2) liputan terbatas pada ruangan,
seperti film, video, slide, poster audio tape; (
3) media untuk belajarindividual,
seperti buku, modul, program belajar dengan komputer dam telpon
Menurut Gagne, media diklasifikasi
menjadi tujuh kelompok, yaitu benda
untuk didemonstrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar diam, gambar
bergerak, film bersuara, dan mesin belajar. Ketujuh kelompok media pembelajaran
tersebut dikaitkan dengan kemampuannya memenuhi fungsi menurut hirarki belajar
yang dikembangkan, yaitu pelontar stimulus belajar, penarik minat belajar, contoh prilaku
belajar, member kondisi eksternal, menuntun cara berpikir, memasukkan alih
ilmu, menilai prestasi, dan pemberi
umpan balik. Menurut Allen, terdapat sembilan kelompok media, yaitu: visual
diam, film, btelevisi, obyek tiga
dimensi, rekaman, pelajaran terprogram, demonstrasi, buku teks cetak, dan
sajian lisan. Di samping mengklasifikasikan, Allen juga mengaitkan antara jenis
media pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Allen melihat bahwa, media tertentu memiliki kelebihan untuk
tujuan belajar tertentu tetapi lemah untuk tujuan belajar yang lain. Allen
mengungkapkan enam tujuan belajar, antara lain:info faktual, pengenalan visual,
prinsip dan konsep, prosedur, keterampilan, dan sikap. Setiap jenis media
tersebut memiliki perbedaan kemampuan untuk mencapai tujuan belajar; ada
tinggi, sedang, dan rendah. Menurut Gerlach dan Ely, media dikelompokkan berdasarkan
ciri-ciri fisiknya atas delapan kelompok, yaitu benda sebenarnya, presentasi
verbal, presentasi grafis, gambar diam, gambar bergerak, rekaman suara,
pengajaran terprogram, dan simulasi.Menurut Ibrahim, media dikelompokkan
berdasarkan ukuran serta kompleks tidaknya alat dan perlengkapannya atas lima
kelompok, yaitu media tanpa proyeksi dua dimensi; media tanpa proyeksi tiga
dimensi; media audio; media proyeksi; televisi, video, komputer.
Berdasarkan pemahaman atas
klasifikasi media pembelajaran tersebut, akan mempermudah para guru atau
praktisi lainnya dalam melakukan pemilihan media yang tepat pada waktu
merencanakan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Pemilihan media yang
disesuaikan dengan tujuan, materi, serta kemampuan dan karakteristik pebelajar,
akan sangat menunjang efisiensi dan efektivitas proses dan hasil pembelajaran.
Karakteristik
Media Pembelajaran Dua Dimensi
Media dua dimensi adalah sebutan umum untuk alat
peraga yang hanya memilikiukuran panjang dan lebar yang berada pada satu bidang
datar. Media pembelajaran dua dimensi meliputi grafis, media bentuk papan, dan
media cetak yang penampilan isinya tergolong dua dimensi.
Media grafis. Media grafis adalah
suatu penyajian secara visual yang mengguna- kan titik-titik, garis-garis,
gambar-gambar, tulisan-tulisan, atau simbul visual yang lain dengan maksud
untuk mengihtisarkan, menggambarkan, dan merangkum suatu ide, data atau
kejadian. Fungsi umum media grafis adalah untuk menyalurkan pesan dari sumber
ke penerima pesan. Sedangkan fungsi khususnya adalah untuk menarik perhatian,
memperjelas ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat
dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafiskan. Karakteristik media grafis
dapat dilihat berdasarkan ciri-cirinya, kelebihan yang dimilikinya,
kelemahannya, unsur-unsur disain dan kriteria pembuatannya, dan jenis-
jenisnya. Ciri-cirinya, media grafis termasuk: media dua dimensi sehingga hanya
dapat dilihat dari bagian depannya saja; media visual diam sehingga hanya dapat
diterima melalui indra mata.
Kelebihan yang dimiliki media grafis adalah:
bentuknya sederhana, ekonomis, bahan mudah diperoleh, dapat menyampaikan
rangkuman, mampu mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, tanpa memerlukan
peralatan khusus dan mudah penempatannya, sedikit memerlukan informasi
tambahan, dapat membandingkan suatu perubahan, dapat divariasi antara media
satu dengan yang lainnya. Kelemahan media grafis adalah: tidak dapat menjangkau
kelompok besar, hanya menekankan persepsi indra penglihatan saja, tidak
menampilkan unsur audio dan motion. Unsur-unsur media grafis sering disebut
sebagai unsur-unsur visual, terdiri dari: titik, garis, bidang, bentuk, ruang,
warna, dan tekstur.
Jenis-jenis media grafis meliputi:
sketsa adalah gambar sederhana; gambar adalah bahasa bentuk/rupa yang umum;
grafik adalah pemakaian lambang visual untuk menjelaskan suatu perkembangan
suatu keadaan; bagan merupakan penyajian ide-ide atau konsep-konsep secara
visual yang sulit bil hanya disampaikan secara tertulis atau lisan; poster
merupakan perpaduan antara gambar dan tulisan untuk menyampaikan informasi,
saran, seruan, peringatan, atau ide-ide lain; kartoon dan karikatur adalah
gambaran tentang seseorang, suatu buah pikiran atau keadaan dapat dituangkan
dalam bentuk lukisan yang lucu; peta datar adalahpenyajian visual yang
merupakan gambaran datar dari permukaan bumi; transparansi OHP adalah suatu karya grafis yang dibuat di atas
sehelai plastik yang tembus pandang kemudian diproyeksikan ke sehelai layar
dengan proyektor OHP.
Media bentuk papan. Media bentuk papan yang
diringkas di sini terdiri daripapan tulis, papan tempel, papan flanel, dan
papan magnet. Fungsi papan tulis adalah untuk menuliskan pokok-pokok keterangan
guru dan menuliskan rangkuman pelajaran dalam bentuk ilustrasi, bagan, atau
gambar. Keuntungan mengunakan papan tulis adalah: dapat digunakan di segala
jenis tingkatan lembaga, mudah mengawasi keaktifan kelas, ekonomis, dapat
dibalik. Kekurangannya adalah: memungkinkan sukarnya mengawasi aktivitas murid,
berdebu, kurang menguntungkan bagi guru yang tulisannya jelek. Papan tempel
adalah sebilah papan yang fungsinya sebagai tempat untuk menempelkan pesan dan
suatu tempat untuk menyelenggarakan suatu display yang merupakan bagian
aktivitas penting suatu sekolah.
Keuntungan menggunakan papan tempel
adalah: dapat menarik perhatian, memperluas pengertian anak, mendorong
kreativitas, menghemat waktu, membangkitkan rasa keindahan, dan memupuk rasa
tanggung jawab. Kelemahan-kelemahannya adalah: sulit memantau apakah semua murid
dapat memperhatikan, kemungkinan terjadi gangguan kenakalan, membosankan jika
terlalu lama dipasang. Tugas guru berkaitan dengan papan tempel adalah:
membimbing daya cipta anak, menyarankan ide-ide, memberikan petunjuk komposisi
warna, memberikan penilaian. Tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh siswa
adalah: mencari atau membuat bahan pelajaran, menentukan komposisi warna,
memelihara penggunaan dan keutuhanya. Papan flanel sering juga disebut sebagai
visual board, adalah suatu papan yang dilapisi kain flanel atau kain yang
berbulu di mana padanya diletakan potongan gambar- gambar atau simbul-simbul
lain. Gambar-gambar atau simbul-simbul tersebut biasanya disebut item papan
flanel.
Kegunaan papan flanel adalah: dapat
dipakai untuk jenis pelajaran apa saja, dapat menerangkan perbandingan atau
persamaan secara sistematis, dapat memupuk siswa untuk belajar aktif.
Keuntungan papan flanel adalah: dapat sendiri, item-item dapat diatur sendiri,
dapat dipersiapkan terlebih dahulu, item-item dapat digunakan berkali-kali,
memungkinkan penyesuaian dengan kebutuhan siswa, menghemat waktu dan tenaga.
Kelemahannya adalah: pada umumnya terletak pada kurang persiapan dan kurang
terampilnya para guru. Papan magnet lebih dikenal sebagai white board atau
magnetic board adalah sebilah papan yang dibuat dari lapisan email putih pada
sebidang logam, sehingga pada permukaannya dapat ditempelkan benda-benda yang
ringan dengan interaksi magnet.
Papan magnet memiliki fungsi ganda,
yaitu sebagai papan tulis dan sebagai papan temple dan sebagai tempat
memproyeksikan film atau slide. Keistimewaannya adalah: alat tulisnya khusus,
tidak terkena debu, lebih mudah dipindah-pindahkan, meningkatkan perhatian dan
semangat belajar siswa karena tulisan yang lebih terang. Dibandingkandengan papan
flanel, papan magnet memang lebih mahal. Namun kelebihannya adalah: daya rekat
tempelan relatif lebih kuat sebagai akibat interaksi magnetik, simbul-simbul
dapat dipindah-pindahkan tanpa mengangkat, lebih bergengsi.
Media cetak. Secara historis, istilah
media cetak muncul setelah ditemukannya alat pencetak oleh Johan Gutenberg pada
tahun 1456. Kemudian dalam bidangpercetakan berkembanglah produk alat pencetak
yang semakin modern dan efektifpenggunaannya. Jenis-jenis media cetak yang
disarikan di sini adalah: buku pelajaran, surat kabar dan majalah, ensiklopedi,
buku suplemen, dan pengajaran berprogram. Buku pelajaran sering disebut buku
teks adalah suatu penyajian dalam bentuk bahan cetakan secara logis dan
sistematis tentang suatu cabang ilmu pengetahuan atau bidang studi tertentu.
Manfaat buku pelajaran adalah: sebagai alat pelajaran individual, sebagai
pedoman guru dalam mengajar, sebagai alat mendorong murid memilih teknik
belajar yang sesuai, sebagai alat untuk meningkatkan kecakapan guru dalam mengorganisasi
bahan pelajaran.
Keuntungan penggunaan buku
pelajaran adalah: ekonomis, komprehensif dan sistematis, mengembangkan sikap
mandiri dalam belajar. Surat kabar dan majalah adalah media komunikasi masa
dalam bentuk cetak yang tidak perlu diragukan lagi peranan dan pengaruhnya
terhadap masyarakat pembacanpada umumnya. Ditinjau dari segi isinya, surat
kabar atau majalah dapat dibedakan menjadi surat kabar dan majalah umum dan
surat kabar dan majalah sekolah. Fungsi surat kabar dan majalah adalah: mengandung
bahan bacaan hangat dan aktual, memuat data terakhir tentang hal yang menarik
perhatian, sebagai sarana belajar menulis artikel, memuat bahan kliping yang
dapat digunakan sebagai bahan display untuk papan tempel, memperkaya perbendaharaan pengetahuan,
meningkatkan kemampuan membaca kritis dan keterampilan berdiskusi.
Langkah-langkah yang harus diambil guru agar surat kabar dan majalah berfungsi
dengan baik adalah: membangkitkan motivasi membaca, member tugas-tugas yang
kontekstual, tampilkan kliping-kliping siswa yang bagus agar minat siswa yang
lain, mengadakan diskusi dengan topik berkaitan dengan isi surat kabar dan
majalah, memberikan penghargaan yang wajar atas karya para siswa. Ensiklopedi
atau kamus besar yang memuat berbagai peristilahan ilmu pengetahuan terbaru
akan menjadi sumber belajar yang cukup penting bagi siswa. Ensiklopedi
merupakan sumber bacaan penunjang. Tugas guru adalah memberikan motivasi dan
petunjuk yang tepat kepada siswa agar para siwa menggunakan ensiklopedisebagai
bacaan penunjang pelajaran. Buku suplemen dapat berfungsi sebagai bahan
pengayaan bagi anak, baik yang berhubungan dengan pelajaran maupun yang tidak.
Buku suplemen dapat menambah bekal kepada anak untuk memantapkan aspek-aspek
kepribadiannya. Yang termasuk buku suplemen adalah karya fiksi dan non fiksi.
Keberadaan buku suplemen dapat memberikan peluang kepada anak untuk memenuhi
minat-minat individual mereka.
Melalui buku suplemen dalam
format-farmat yang lebih kecil dan menarik anak-anak akan menambah perbendaharaan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap-sikap baru yang cukup menunjang kemantapan
kepribadiannya. Misalnya, menambah rasa percaya diri sendiri, bagaimana menjadi
pribadi yang menarik, atau belajar karate tanpa guru. Pengajaran berprogram
adalah salah satu sistem penyampaian pengajaran dengan media cetak yang
memungkinkan siswa belajar secara individual sesuai dengan kemampuan dan
kesempatan belajarnya serta memperoleh hasil sesuai dengan kemampuannya juga.
Menurut jenisnya, pengajaran berprogram dibedakan atas dua, yaitu program
linier dan program bercabang. Dalam program linier, kegiatan dibagi menurut
langkah-langkah, dan pada setiap halaman terdiri dari beberapa langkah. Pada
setiap langkah ada bagian yang harus diisi oleh siswa sebagai tes. Penjelasan dan
pertanyaan yang terdapat pada setiap langkah dibuat sedemikian rupa sehingga
memberi peluang kepada siswa untuk menjawab secara benar. Di akhir program
diadakan tes untuk menilai keberhasilan pencapaian tujuan program. Program
bercabang juga dibagi-bagi menjadi langkah-langkah tertentu, tetapi tiap
halaman hanya mengandung satu langkah baik penjelasan maupun pertanyaan. Pada
bagian bawah halaman diberikan satu pertanyaan yang telah disediakan
kemungkinan jawaban. Bila siswa memilih kemungkinan jawaban benar, ia tunjukkan
untuk membuka halaman tertentu yang berisi kata-kata pujian bahwa jawabannya
tepat dan memberi peluang melanjutkan ke langkah berikutnya.
Tetapi jika jawaban masih kurang tepat, ia
harus kembali ke halaman pertama. Sama halnya dengan program linier, pada akhir
program bercabang juga diberikan tes. Komik adalah suatu bentuk sajian cerita
dengan seri gambar yang lucu. Buku komik menyediakan ceritera-ceritera yang
sederhana, mudah ditangkap dan dipahami isinya, sehingga sangat digemari baik
oleh anak-anak maupun orang dewasa. Menurut fungsinya, komik dibedakan atas
komik komersial dan komik pendidikan. Komik komersial jauh lebih diperlukan di
pasaran, karena: bersifat personal, menyediakan humor yang kasar, dikemas
dengan bahasa percakapan dan bahasa pasaran,kesederhanaan jiwa dan moral, dan
adanya kecenderungan manusiawi universal terhadap pemujaan pahlawan.
Sedangkan komik pendidikan
cerderung menyediakan isi yang bersifat informatif. Komik pendidikan banyak
diterbitkan oleh industri, dinas kesehatan, dan lembaga-lembaga non profit.
Pendekatan kritis sangat diperlukan agar komik dapat memenuhi fungsinya sebagai media pendidikan.
Misalnya dengan menganjurkan beberapa pertanyaan penguji: apa keuntungan dan
kerugian komik? Adakah kemugkinan bahaya yang menyelinap? Bagaimana
menggabungkannya dengan media yang lain? Dengan siswa yang mana komik itu tepat
dan dengan yang mana tidak tepat?
2. Tuliskan manfaat media dalam proses
pembelajaran!?
MANFAAT MEDIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN
Perolehan pengetahuan siswa seperti digambarkan Edgar Dale
menunjukkan bahwa pengatahuan akan semakin abstrak apabila disampaikan melalui
bahasa verbal. Hal ini memungkinkan terjadinya verbalisme, artinya siswa hanya
mengetahui tentang kata tanpa memahami dan mengerti makna yang terkandung dalam
kata tersebut. Hal semacam ini dapat menimbulkan kesalahan persepsi siswa. Oleh
seab itu sebaiknya diusahakan agar penglaman siswa menjadi lebih konkret, pesan
ang ingin disampaikan benar-benar dapat mencapai sasaran dan tujuan yang ingin
dicapai, dilakukan melalui kegiatan yang dapat mendekatkan siswa dengan kondisi
yang sebenarnya.
Hal lain, menyampaikan informasi yang hanya melalui bahasa
verbal selain dapat menimbulkan verbalisme dan kesalahan persepsi, juga gairah
siswa untuk menangkap pesan akan semakin kurang, karena siswa kurang diajak
berpikir dan menghayati pesan yang disampaikan, padahal untuk memahami sesuatu
perlu keterlibatan siswa baik fisik maupun psikis.
Namun, pada kenyataannya memebrikan pengalaman langsung
kepada siswa bukan sesuatu yang mudah bukan hanya menyangkut segi perencanaan
dan waktu saja yang dapat menjadi kendala, akan tetapi memang ada sejumlah
pengalaman yang sangat tidak mungkin dipelajari secara langsung oleh siswa.
Katakanlah ketika guru ingin memberikan informasi tentang kehidupan didasar
laut, maka tidak mungkinpengalamn tersebut diperoleh secara langsung oleh
siswa. Oleh karena itu, peranan media pembelajaran sangat diperlukan dalam
suatu kegiatan belajar mengajar. Guru dapat menggunakan film, televisi, atau
gambar untuk memebrikan iformasi yang lebih baik kepada siswa. Melalui media
pembelajaran hal yang bersifat abstrak bisa lebih menjadi konkret.
Memerhatikan penjelasan diatas,
maka secara khusus media pemebelajaran memiliki fungsi dan berperan untuk:
a. Mengangkap suatu objek atau
peristiwa-peristiwa tertentu.
Peristiwa-peristiwa
penting atau objek yang langka dapat di abadikan dengan foto, film,atau direkam
melalui video atau audio, kemudian peristiwa itu dapat disimpan dan dapat
digunakan manakala diperlukan. Guru dapat menjelaskan roses terjadinya gerhana
matahari yang langka melalui hasil rekaman video. Atau, bagaimana roses
perkembangan ulat enjadikupu-kupu; proses perkembangan bayi dalam rahim dari
mulai sel telur dibuahi hingga menjadi embrio dan berkembang menjadi bayi.
Demikian juga dalam pelajaran IPS
guru dapat menjelaskan bagaimana terjadinya peristiwa proklamasi melalui
tayangan film dan lain sebagainya.
b. Memanipulasi keadaan, peristiwa, atau objek
tertentu
Melalui
media pemelajaran, guru dapat menyajikan bahan pelajaran yang bersifat abstrak
menjadi konkret sehingga mudah dipelajari dan dapat mengilangkan verbalisme.
Misalkan untuk menyampaikan bahan pelajaran tentang system peredaran darah pada
manusia dapat disajikan melalui film.
Selain itu, media pembelajaran juga bias membantu menampilkan
objek yang terlalu besar yang tidak mungkin dapat ditampilkan di dalam kelas,
atau menampilkan objek yang terlalu kecil yang sulit dilihat dengan menggunakan
mata telanjang. Benda atau objek yang terlalu besar misalkan alat-alat perang,
berbagai binatang buas, benda-benda langit, dan lain sebagainya. Untuk
menampilakan objek tersebut guru dapat memanfaatkan film slide,
foto-foto, atau gambar. Benda-benda yang terlalu kecil, misalkan bakteri,
jamur, virus dan lain sebagainya. Untuk mempelajari objek tersebut dapat
memanfaatkan mikrosekop, atau microprojector.
Untuk memanipulasi keadaan, juga
media pembelajaran dapat menampilkan suatu proses atau gerakan yang terlalau
cepat yang sulit diikuti seperti gerakan mobil, gerakan kapal terbang,
gerakan-gerakan pelari atau gerakan yang sedang berolah raga; atau sebaliknya
dapat mempercepat gerakan-gerakan yang lambat, seperti ger akan pertumbuhan
taman, perubahan warna zat, dan lain sebgainya.
c. Menambah gairah dan motivasi belajar siswa
Penggunaan media dapat menambah motivasi belajar siswa
sehingga perhtian siswa terhadap materi pemebelajaran dapat lebih meningkat.
Sebagai contoh sebelum menjelaskan materi pelajaran tentang polusi, untuk dapat
menarik pethatian siswa terdapat topic tersebut, maka guru memutar film
terlebih dahulu tentang banjir atau tentang kotoran limbah industri dan lain
sebagainya.
Dari beberapa fungsi diatas, maka media
pembelajaran meiliki nilai praktis sebagai berikut:
Pertama, media dapat mengatasi
keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa.
Kedua,
media dapat mengatasi batas ruang kelas. Hal ini terutama untuk menyajikan
;bahan belajar yang sulit dipahami secara langsung oleh peserta. Dalam kondisi
ini media dapat berfungsi untuk:
a. Menampilkan objek yang terlalu besar untuk
dibawa kedalam kelas.
b. Memperbesar serta memperjelas objek yang terlalu
kecil yang sulit dilihat oleh mata telanjang, seperti sel-sel butir
darah/molekul bakteri dan sebagainya.
c. Mempercepat gerakan suatu proses yang terlalu
lambat sehingga dapat dilihatkan dalam waktu yang lebih cepat.
d. Memperlambat proses gerakan yang terlalu cepat.
e. Menyederhanakan suatu objek yang terlalu
kompleks. Memperjelas bunyi-bunyian yang sangat lemah sehingga dapat ditangkap
oleh teling.
Ketiga, media dapat memungkinkan
terjadinya interaksi langsung antara peserta dengan lingkungan.
Keempat, media dapat mengsilkan
keseragaman pengamatan.
Kelima, media dapat menanamkan konsep
dasar yang benar, nyata, dan tepat.
Keenam, media dapat membangkitakan
motivasi dan merangsang peserta untuk belajar dengan baik.
Ketujuh, media dapat membangkitakan
keinginan dan minat baru.
Kedelapan, media dapat mengontrol
kecepatan belajar siswa.
Kesembilan, media dapat memberikan pengalaman
yang menyeluruh dari hal-hal yang konkret sampai yang abstrak.
Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang sangat
penting adalah metode mengajar dan media pengajaran. Kedua aspek ini saling
berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi
jenis media pengajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang
harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pengajaran, jenis
tugas dan respon yang diharapkan siswa kuasai setelah pengajaran berlangsung,
dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik siswa. Meskipun demikian, dapat
dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pengajaran adalah sebagai alat
bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar
yang ditata dan diciptakan oleh guru.
Hamalik
(1986) mengemukakan bahwa pemakaian media pengajaran dalam proses
belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,
membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa
pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.
Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Tetapi secara lebh khusus ada beberapa manfaat media yang lebih rinci Kemp dan Dayton (1985) misalnya, mengidentifikasi beberapa manfaat media pembelajaran yaitu :
Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Tetapi secara lebh khusus ada beberapa manfaat media yang lebih rinci Kemp dan Dayton (1985) misalnya, mengidentifikasi beberapa manfaat media pembelajaran yaitu :
1.
Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan
2.
Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik
3.
Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif
4.
Efisiensi dalam waktu dan tenaga
5.
Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa
6.
Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja
7. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar
8. Merubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif
7. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar
8. Merubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif
Choose EmoticonEmoticon