HAKIKAT BELAJAR DAN FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHINYA
A. Mengapa Manusia Belajar
Mengapa Manusia Belajar? Jawabannya
adalah karena ia ingin mengetahui atau memperoleh pengetahuan.nilai,sikap dan
keterampilan. Jawaban lengkapnya adalah manusia belajar karena mempunyai bakat
untuk belajar, yang dipacu oleh sikap ingin tahu dan didukung kemanpuan untuk
mengetahui.Manusia yang diciptakan oleh Tuhan sebagai khalifah diatas bumi
dilengkapi dengan akal sehat serta hasrat ingin tau, sehingga selalu ingin
bertanya tahu mempertanyakan sesuatu, mulai dari hal –hal yang sangat sederhana
sampai kepada hal-hal yang sangat rumit.
Hasrat ingin mengetahui itu telah
tampak senak anak masih kanak-kanak, bahkan masih bayi. Apa yang dapat
dijangkau diraihnya,dipegangnnya di masukkan ke dalam mulutnya, dijatuhkan atau
dilemparkan. Tampaknya,ia belajar, ia melakukan eksperimen. Dengan demikian
memperoleh pengetahuan melalui pengalaman atau eksperimen, bahwa apa yang
disentuhnya itu ada ynag panas atau ada yang dingin, ada yang halus dan ada
yang kasar, ada yang jatuh menimbulkan bunyi dan ada yang tidak menimbulkan
bunyi, ada yang pecah dan ada yang tidak pecah; bahwa apa yang dikecapnya ada
yang manis dan ada yang kecut, ada yang hambar dan ada yang asin, dan
sebagainya.
Salah
satu ciri khas manusia adalah hasrat ingin tahu dan setelah mengetahui atau
memperoleh ebih pengetahuan tentang sesuatu, segera kepuasaanya disusul dengan
kecenderungan untuk ingin lebih tahu, dan seterusnya, karena didukung oleh
kemampuan untuk mengetahui.Kemampuan manusia untuk belajar adalah ciri yang
sangat penting yang membedakan manusia dengan hewan.
Kelakuan dan kemampuan melakukan
sesuatu pada hewan tidak diperoleh melalui proses belajar dalam arti sadar
tujuan, tetapi melalui mekanisme naluri, yang berkembang dengan sendirinya,
siap pakai tanpa latihan sebelumnya, tetapi tak dapat meningkat karena dibatsi
suatu pola yang sudah tertentu. Belajar bagi manusia memainkan peranan penting
dalam pewarisan kebudayaan berupa kumpulan pengetahuan, nilai sikap dan
keterampilan kepada generasi pelanjut.
B. Pengertian Belajar
Setiap orang menjadi dewasa karena
belajar dan pengalaman selama hidupnya.Belajar
pada umumnya dilakukan seseorang sejak mereka ada di dunia ini. Ada
beberapa ahli yang mendefinisikan
istilah belajar dengan beberapa uraian
yang tidak sama. Untuk dapat memahami dan mempunyai gambaran yang luas, berikut
ini diberikan beberapa pengertian belajar menurut para ahli :
a.
Whittaker mengatakan bahwa belajar
adalah proses tingkah laku yang ditimbulkan atau diubah melalui latihan
atau pengalaman.
b.
Kimble mengatakan bahwa belajar adalah
perubahan relatif permanen dalam potensi bertindak, yang berlangsung sebagai
akibat adanya latihan yang diperkuat.
c.
Winkel mengatakan bahwa belajar adalah
aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,
ketrampilan, nilai dan sikap.
d.
Sdaffer mengatakn bahwa belajar
merupakan perubahan tingkah laku yang relatif menetap, sebagai hasil
pengalaman-pengalaman atau praktik.
Berdasarkan
definisi di atas dapat dikatakan bahwa, belajar
adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh
perubahan tingkah laku yang baru sebagai pengalaman individu itu sendiri.
Perubahan yang terjadi setelah
seseorang melakukan kegiatan belajar dapat berupa ketrampilan, sikap,
pengertian ataupun pengetahuan. Belajar
merupakan peristiwa yang terjadi secara sadar dan disengaja, artinya seseorang
yang terlibat dalam peristiwa belajar pada akhirnya menyadari bahwa ia
mempelajari sesuatu, sehingga terjadi perubahan pada dirinya sebagai akibat
dari kegiatan yang disadari dan sengaja dilakukannya tersebut.
Faktor
faktor yang mempengaruhi proses belajar:
Secara umum faktor-faktor yag
mempengaruhi proses hasil belajar dibedakan atas dua kategori, yaitu factor
internal dan factor eksternal .kedua factor tersebut saling memengaruhi dalam
proses individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar.
A, faktor internal
Faktor internal adalah faktor-faktor
yang berasal dari dalam diri individu dan dapat memengaruhi hasil belajar
individu.Factor-faktor internal ini meliputi factor fisiologis dan factor
psikologiss.
1. Faktor fisiologis
Faktor-faktor fisiologis adalah
factor-factor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu.Factor-factor ini
dibedakan menjadi dua macam.Pertama, keadaan tonus jasmani. Keadaan tonus
jasmani pada umumnya sangat memengaruhi aktivitas belajar seseorang .kondisi
fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan
belajar individu. Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah atau sakit akan
menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal. Oleh karena itu keadaan
tonus jasmani sangat memengaruhi proses belajar , maka perlu ada usaha untuk
menjaga kesehatan jasmani.
Cara
untuk menjaga kesehatan jasmani antara lain adalah :
a.
menjaga pola makan yang sehat dengan
memerhatikan nutrisi yang masuk kedalam tubuh, karena kekurangan gizi atau nutrisi akan
mengakibatkan tubuh cepat lelah, lesu , dan mengantuk, sehingga tidak ada
gairah untuk belajar,
b.
rajin berolah raga agar tubuh selalu
bugar dan sehat;
c.
istirahat yang cukup dan sehat.
Kedua, keadaan fungsi jasmani/fisiologis.
Selama proses belajar berlangsung, peran fungsi fisiologis pada tubuh manusia
sangat memengaruhi hasil belajar, terutama panca indra. Panca indra yang
berfunsi dengan baik akan mempermudah aktivitas belajar dengan baik pula .dalam
proses belajar , merupakan pintu masuk
bagi segala informasi yang diterima dan ditangkap oleh manusia. Sehinga manusia
dapat menangkap dunia luar. Panca indra yang memiliki peran besar dalam
aktivitas belajar adalah mata dan telinga. Oleh lkarena itu, baik guru maupun
siswwa perlu menjaga panca indra dengan baik, baik secara preventif maupun
secara yang bersifat kuratif. Dengan menyediakan sarana belajar yang memenuhi
persyaratan, memeriksakan kesehatan fungsi mata dan telinga secara periodic,
mengonsumsi makanan yang bergizi , dan lain sebagainya.
2. Faktor psikologis
Faktor –faktor psikologis adalah
keadaan psikologis seseorang yang dapat memengaruhi proses belajar. Beberapa
factor psikologis yang utama memngaruhi proses belajar adalah kecerdasan siswa,
motifasi , minat, sikap dan bakat.
–
kecerdasan /intelegensia siswa
Pada umumnya kecerdasan diartikan
sebagai kemempuan psiko-fisik dalam mereaksikan rangsaganan atau menyesuaikan
diri dengan lingkungan melalui cara yang tepat. Dengan dmikian, kecerdasan
bukan hanya berkaitan dengan kualitas otak saja, tetapi juga organ-organ tubuh
lainnya.Namun bila dikaitkan dengan kecerdasan, tentunya otak merupakan organ
yang penting dibandingkan organ yang lain, karena fungsi otak itu sebagai organ
pengendali tertinggi (executive control) dari hamper seluruh aktivitas manusia.
Kecerdasan merupakan factor
psikologis yang paling penting dalam proses belajar siswa, karena itu
menentukan kualitas belajar siswa. Semakin tinggi iteligensi seorang individu,
semakin besar peluang individu tersebut meraih sukses dalam belajar.Sebaliknya,
semakin rendah tingkat intelegensi individu, semakin sulit individu itu
mencapai kesuksesan belajar. Oleh karena itu, perlu bimbingan belajar dari
orang lain, seperti guru, orang tua, dan lain sebagainya. Sebagai factor
psikologis yang penting dalam mencapai kesuksesan belajar, maka pengetahuan dan
pemahaman tentang kecerdasan perlu dimiliki oleh setiap calon guru
professional, sehingga mereka dapat memahami tingakat kecerdasannya.
-
Motivasi
Motivasi adalah salah satu factor
yang memengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa.Motivasilah yang mendorong
siswa ingin melakukan kegiatan belajar. Para ahli psikologi mendefinisikan
motivasi sebagai proses di dalam diri individu yang aktif, mendorong,
memberikan arah, dan menjaga perilaku setiap saat (Slavin, 1994). Motivasi juga
diartikan sebagai pengaruh kebutuhan-kebutuhan dan keinginan terhadap
intensitas dan arah perilaku seseorang.
Dari sudut sumbernya motivasi dibagi
menjadi dua, yaitu motivasi intrinsic dan motivasi ekstrinsik.Motaivasi
intrinsic adalah semua factor yang berasal dari dalam diri individu dan
memberikan dorongan untuk melakukan sesuatu. Seperti seorang siswa yang gemar
membaca, maka ia tidak perlu disuruh-suruh untuk membaca, karena membaca tidak
hanya menjadiaktifitas kesenangannya, tapi bisa jadi juga telah mejadi
kebutuhannya. Dalam proses belajar, motivasi intrinsic memiliki pengaruh yang
efektif, karena motivasi intrinsic relaatif lebih lama dan tidak tergantung
pada motivasi dari luar(ekstrinsik).
Menurut Arden N. Frandsen (Hayinah,
1992), yang termasuk dalam motivasi intrinsic untuk belajar anatara lain
adalah:
a.
Dorongan ingin tahu dan ingin
menyelisiki dunia yang lebih luas;
b.
Adanya sifat positif dan kreatif yang
ada pada manusia dan keinginan untuk maju;
c.
Adanaya keinginan untuk mencapai
prestasi sehingga mendapat dukungan dari orang-orang penting, misalkan orang
tua, saudara, guru, atau teman-teman, dan lain sebaginya.
d.
Adanya kebutuhan untuk menguasai ilmu
atau pengetahuan yang berguna bagi dirinya, dan lain-lain.
Motivasi ekstrinsik adalah factor
yang dating dari luar diri individu tetapi memberi pengaruh terhadap kemauan
untauk belajar.Seperti pujian, peraturan, tata tertib, teladan guru, orangtua,
danlain sebagainya. Kurangnya respons dari lingkungansecara positif akan
memengaruhi semangat belajar seseorang menjadi lemah.
-
Minat
Secara sederhana,minaat (interest)
nerrti kecemnderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar
terhadap sesuatu. Menurut Reber (Syah, 2003) minat bukanlah istilah yang
popular dalam psikologi disebabkan ketergantungannya terhadap berbagai factor
internal lainnya, seperti pemusatan perhatian, keingintahuan, moativasi, dan
kebutuhan.
Namun lepas dari kepopulerannya,
minat sama halnya dengan kecerdasan dan motivasi, karena memberi pengaruh
terhadap aktivitas belajar, ia akan tidak bersemangat atau bahkan tidak mau
belajar. Oleh karena itu, dalam konteks belajar di kelas, seorang guru atau
pendidik lainnya perlu membangkitkan minat siswa agar tertarik terhadap materi
pelajaran yang akan dihadapainya atau dipelajaranya.
Untuk membagkitkan minat belajar
tersebut, banyak cara yang bisa digunakan. Anatara lain pertama, dengan mebuat
materi yang akan dipelajarai semenarik mingkin dan tidak membosankan, baik dari
bentuk buku materi, desai pembelajaran yang membebaskan siswa mengeksplor apa
yang dipelajari, melibatkan seluruh domain belajar siswa (kognitif, afektif,
psikomotorik) sehingga siswa menjadi aktif, maupun performansi guru yang
menarik saat mengajar. Kedua, pemilihan jurusan atau bidang studi. Dalam hal ini, alangkah baiknya jika
jurusan atau bidang studi dipilih sendiri oleh siswa sesuai dengan minatnya.
-
Sikap
Dalam proses belajar, sikap individu
dapat memengaruhi keberhasilan proses belajarnya. Sikap adalah gejala internal
yang mendimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons
dangan cara yang relative tetap terhadap obyek, orang, peristiwa dan sebaginya,
baik secara positif maupun negatif. Sikap siswa dalam belajar dapat dipengaruhi
oleh perasaan senang atau tidak senang pada performan guru, pelajaran, atau
lingkungan sekitarnya.Dan untuk mengantisipasi munculnya sikap yang negative
dalam belajar, guru sebaiknya berusaha untuk menjadi guru yang professional dan
bertanggungjawab terhadap profesi yang dipilihnya. Dengan
profesionalitas,seorang guru akan berusaha memberikan yang terbaik bagi
siswanya; berusaha mengambangkan kepribadian sebagai seorang guru yang empatik,
sabar, dan tulus kepada muridnya; berusaha untuk menyajikan pelajaranyang
diampunya dengan baik dan menarik sehingga membuat siswa dapat mengikuti
pelajaran dengan senang dan tidak menjemukan; meyakinkansiswa bahwa bidang
studi yang dipelajara bermanfaat bagi diri siswa.
-
Bakat
Faktor psikologis lain yang
memengaruhi proses belajar adalah bakat. Secara umum, bakat (aptitude)
didefinisikan sebagai kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk
mencapai keberhasilan pada masa yang akan dating. Berkaitan dengan belajar,
mendefinisikan bakat sebagai kemampuan umum yang dimilki seorang siswa untauk
belajar. Dengan demikian, bakat adalah kemampuan seseorang menjadi salah
satukomponen yang diperlukan dalam proses belajar seseorang. Apabila bakat
seseorang sesuai dengan bidang yang sedang dipelajarinya, maka bakat itu akan
mendukung proses belajarnya sehingga kemungkinan besar ia akan berhasil.
Pada dasarnya setiap orang mempunyai
bakat atau potensi untuk mencapai prestasi belajar sesuai dengan kemampuannya
masing-masing.Karena itu, bakat juga diartikan sebagai kemampuan dasar individu
untuk melakukan tugas tertentu tanpa tergantung upaya pendidikan dan latihan.
Individu yang telah mempunyai bakat tertentu, akan lebih mudah menyerap
informasiyang berhungan dengan bakat yang dimilkinya. Misalnya, siswa yang
berbakat dibidang bahasa akan lebih mudah mempelajari bahasa-bahasa yang lain
selain bahasanya sendiri.
Karena belajar jug dipengaruhi oleh
potensi yang dimilki setiap individu,maka para pendidik, orangtua, dan guru
perlu memerhatikan dan memahami bakat yang dimilki oleh anaknya atau peserta
didiknya, anatara lain dengan mendukung,ikut mengembangkan, dan tidak memaksa
anak untuk memilih jurusan yang tidak sesuai dengan bakatnya.
b. Faktor-faktor eksogen/eksternal
Selain karakteristik siswa atau
factor-faktor endogen, factor-faktor eksternal juga dapat memengaruhi proses
belajar siswa.faktor-faktor eksternal yang memengaruhi balajar dapat
digolongkan menjadi dua golongan, yaitu factor lingkungan social dan factor
lingkungan nonsosial.
1) Lingkungan social
a.
Lingkungan social sekolah, seperti guru, administrasi, dan teman-teman
sekelas dapat memengaruhi proses belajar seorang siswa. Hubungan harmonis antra
ketiganya dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih
baikdisekolah.Perilaku yang simpatik dan dapat menjadi teladan seorang guru
atau administrasi dapat menjadi pendorong bagi siswa untuk belajar.
b.
Lingkungan social massyarakat.
Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa akan memengaruhi belajar
siswa. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran dan anak terlantar juga
dapat memengaruhi aktivitas belajarsiswa, paling tidak siswa kesulitan ketika
memerlukan teman belajar, diskusi, atau meminjam alat-alat belajar yang
kebetulan belum dimilkinya.
c.
Lingkungan social keluarga. Lingkungan ini sangat memengaruhi kegiatan
belajar.Ketegangan keluarga, sifat-sifat orangtua, demografi keluarga (letak
rumah), pengelolaankeluarga, semuannya dapat memberi dampak terhadap aktivitas
belajar siswa. Hubungan anatara anggota keluarga, orangtua, anak, kakak, atau
adik yang harmonis akan membantu siswa melakukan aktivitas belajar dengan baik.
2) Lingkungan non sosial.
Faktor-faktor yang termasuk
lingkungan nonsosial adalah;
a.
Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan
tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau/kuat, atau tidak terlalu
lemah/gelap, suasana yang sejuk dantenang. Lingkungan alamiah tersebut
mmerupakan factor-faktor yang dapat memengaruhi aktivitas belajar siswa.
Sebaliknya, bila kondisi lingkungan alam tidak mendukung, proses belajar siswa
akan terlambat.
b.
Faktor instrumental,yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan dua
macam. Pertama, hardware, seperti gedung sekolah, alat-alat belajar,fasilitas
belajar, lapangan olah raga dan lain sebagainya. Kedua, software, seperti
kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah, bukupanduan, silabi dan lain
sebagainya.
c.
Faktor materi pelajaran (yang diajarkan ke siswa). Factor ini hendaknya
disesuaikan dengan usia perkembangan siswa begitu juga denganmetode mengajar
guru, disesuaikandengan kondisi perkembangan siswa. Karena itu, agar guru dapat
memberikan kontribusi yang postif terhadap aktivitas belajr siswa, maka guru
harus menguasai materi pelajaran dan berbagai metode mengajar yang dapat diterapkan
sesuai dengan kondisi siswa.
Sumber:(http//heritl.blogspot.com./2007/12/hakikat-belajar.html)
Choose EmoticonEmoticon