BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Permasalahan
Seiring
kemajuan dan perkembangan zaman, seluruh aspek kehidupan akan menyesuaikan
dengan kemajuan tersebut agar tidak terjadinya ketimpangan serta ketinggalan
dalam mengikuti perkembangan zaman. Dari masa ke masa kemajuan seluruh aspek
kehidupan akan terus berkembang secara dinamis serta selaras, dari kemajuan
tersebut lahirlah istilah globalisasi atau era global. Globalisasi ini akan
berdampak pada kebutuhan manusia yang juga menyesuaikan dengan era global,
dimana dunia sudah tak ada lagi sekat dan semua serba dilakukan secara instan
dan efisien.
Salahsatu
indikasi munculnya era global tersebut diiringi oleh kemajuan di bidang
keilmuan serta teknologi yang menjadi kebutuhan utama bagi manusia. Kemajuan
dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi saling berkaitan dan bersinergi
terhadap transasksi informasi, sehingga informasi atau pengetahuan yang akan
menciptakan gagasan teknologi serta sebaliknya teknologi juga akan mempermudah
akses informasi dan ilmu pengetahuan. Ketika akses informasi tersebut semakin
mudah, maka hal ini berdampak kepada globalisasi raksasa serta kemajuan
teknologi yang semakin mutakhir dengan perkembangan, kemajuan serta kedinamisan
yang sangat cepat.
Hal
tersebut akan berdampak luas terhadap seluruh aspek kehidupan, termasuk kedalam
wilayah pendidikan formal. Kemajuan teknologi informasi
yang semakin mutakhir dan semakin mengefisienkan konsumen pengguna teknologi,
akan menjadi suatu daya tarik yang kuat untuk mengaplikasikannya dalam ranah
pendidikan. Hal tersebut dikarenakan kebutuhan pendidikan yang semakin hari
semakin dituntut untuk bergerak atau berkembang lebih cepat demi mengejar
kemajuan era yang semakin mutakhir dan sangat cepat. Oleh karena itu, penerapan
teknologi informasi di wilayah aspek pendidikan akan menjadi suatu urgensi
tersendiri dalam menyelaraskan dengan kemajuan zaman yang semakin mutakhir.
Bimbingan dan konseling merupakan
proses upaya membantu individu untuk mecapai perkembangannya yang optimal. Yang
pada intinya bimbingan dan konseling merupakan suatu upaya bantuan terhadap
individu untuk membantu mengoptimalkan perkembangan dalam kehidupannya serta
membimbing individu agar mengetahui atau mengerti dirinya sendiri, mengarahkan,
merealisasi, mengembangkan potensi, serta mengaktualisasi dirinya sendiri dan
juga melalui tugas – tugas perkembangannya dengan baik.
Bimbingan
dan konseling dalam pendidikan formal merupakan salah satu sarana pendukung
untuk peserta didik optimal dalam memecahkan masalah serta mengembangkan
potensi dirinya.Apabila persoalan-persoalan dalam penyesuain diri dengan sistem yang baru tidak segera diatasi,
maka disanksika proses belajar siswa akan terganggu yang akhirnya perkembangan
anak secara optimal juga akan mendapat gangguan. Oleh karena itu pada suatu
lembaga pendidikan diperlukan bantuan melalui pelayanan dan bimbingan
konseling.[1]
Bimbingan dan konseling dalam pendidikan formal senantiasa menyelaraskan dengan
perkembangan pendidikan yang juga selaras dengan perkembangan zaman, oleh
karena itu, bimbingan konseling juga memerlukan suatu penyesuaian dengan
kemajuan yaitu dengan penerapan aplikasi teknologi informasi.
Urgensi bimbingan dan
konseling mengacu pada perkembangan serta kemajuan teknologi
yang mutakhir, salahsatunya ialah penggunaan alat atau media komunikasi serta
informasi elektronik baik secara on line maupun off line. Penggunaan media
teknologi yang mutakhir akan senantiasa merubah gaya serta penerapan bimbingan
dan konseling yang konvensional. Sebagaimana tujuan dari kemajuan teknologi
yaitu untuk mengefisienkan atau mempermudah akses informasi, maka penerapannya
dalam bimbingan dan konseling juga mengacu pada cara yang sama tanpa mengubah
konteks dari bimbingan dan konseling tersebut.
Alat – alat atau media dalam akses
informasi di era global ini sangat beragam dan mutakhir, seperti telepon
selular, komputer, internet dan media lainnya yang langsung atau online ataupun
yang tidak langsung atau off line. Maka semua media teknologi informasi
tersebut akan mempermudah akses pemberian bantuan terhadap individu jika
dimanfaatkan secara tepat guna dan terlatih. Oleh karena itu professional di
bidang bimbingan dan konseling yang selanjutnya disebut dengan konselor,
dituntut untuk dapat menggunakan serta terlatih dalam penggunaan dan penerapan
konseling melalui media teknologi.
Salah satu upaya bimbingan dan konseling yaitu memfasilitasi peserta atau konseli dalam mengembangkan potensi serta memahami dirinya juga mengoptimalkan perkembangannya.
Salah satu upaya bimbingan dan konseling yaitu memfasilitasi peserta atau konseli dalam mengembangkan potensi serta memahami dirinya juga mengoptimalkan perkembangannya.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan kebutuhan Konseli (masyarakat), maka para
Konselor mulai membuat suatu sistem yang mulai menggunakan Teknologi Informasi
sebagai salah satu media proses Konseling.
Pertanyaan:
1.
Bagaimana Perkembangan Teknologi
Informasi dalam pelayanan Bimbingan Konseling?
2.
Apa saja sarana yang dapat digunakan dalam pelayanan Bimbingan
Konseling?
3.
Apa Kelebihan
Bimbingan Konseling Melalaui Teknologi Informasi?
4.
Apa
Kelemahan Bimbingan Konseling Melalaui Teknologi Informasi?
5.
Apa Saja
Kode Etik dan Teknologi Informasi dalam BK?
C. Tujuan dan
Manfaat
Tujuan
dari pembuatan makalah ini adalah agar mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang muncul pada masyarakat, agar masyarakat lebih mengetahui bahwa pelayanan
Bimbingan dan Konseling dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun. Selain itu
juga untuk memenuhi tugas yang diberikan
oleh dosen pembimbing BK Dra. Riswani
M.Pd yang berkaitan dengan teknologi dan
informasi.
Manfaat
penulisan agar masyarakat dimana saja mereka berada baik di kota maupun di desa
yang jadi lebih tau apa saja media yang
dapat digunakan dalam melakukan proses Konseling dan mendapatkan dengan sebaik-
baiknya.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Teknologi Informasi
dan komunikasi ke dalam proses pelayanan konseling
Pada
penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Guru Bimbingan Konseling
/ Konselor di sekolah memberikan pelayanan berkaitan Pengembangan Diri, sesuai
minat dan bakat serta mempertimbangkan tahapan tugas perkembangan peserta didik
dalam lingkup usia Sekolah Menengah Atas (SMA), mengingat adanya keberagaman
individu (individual deferencies).
Secara lebih teknis Hines juga
menawarkan keahlian yang perlu dikuasi oleh seorang calon konselor sekolah yang
berkaitan dengan kompetensi teknologi informasi, yaitu:
1.Word Processing / Publication Desktop untuk menciptakan dokumen layout menarik
2. Menciptakan laporan berkala visual menarik, efektif menggunakan grafik, informasi dan menarik
3.Database (dokumentasi siswa) dan spreedsheet (tabel dan grafik)
4. Presentasi multimedia
5. Sumber daya elektronik dan internet :
a. Membuat, mengirim, menerima email
b. Daftar, mengambil bagian dalam diskusi elektronik (milis atau mailinglist)
c. Mencari, menyaring informasi di internet
d. Mampu menggunakan search engine
e. Mampu ngobrol (chatting)[2]
1.Word Processing / Publication Desktop untuk menciptakan dokumen layout menarik
2. Menciptakan laporan berkala visual menarik, efektif menggunakan grafik, informasi dan menarik
3.Database (dokumentasi siswa) dan spreedsheet (tabel dan grafik)
4. Presentasi multimedia
5. Sumber daya elektronik dan internet :
a. Membuat, mengirim, menerima email
b. Daftar, mengambil bagian dalam diskusi elektronik (milis atau mailinglist)
c. Mencari, menyaring informasi di internet
d. Mampu menggunakan search engine
e. Mampu ngobrol (chatting)[2]
Pelayanan
bimbingan dan konseling di sekolah di Indonesia
sebenarnya telah dirintis sejak tahun 1960-an, dan secara resmi
bimbingan dan konseling memasuki
sekolah- sekolah awal tahun 1975.[3]
Guru
Bimbingan Konseling / Konselor bersama Wali Kelas dan Guru Mata Pelajaran
menjadi pendamping dalam setiap proses pembelajaran. Hal itu dimaksudkan untuk
membantu peserta didik agar mampu menuntaskan seluruh mata pelajaran seoptimal
mungkin sesuai dengan potensi kemampuan akademik, bakat dan minatnya, sehingga
hambatan dan kemungkinan kegagalan sudah dapat diprediksi, diketahui dan
dibimbing sejak dini. Selain itu, untuk membimbing peserta didik dalam
menentukan pilihannya secara mandiri dan mampu mengambil keputusan.
Melihat
kebutuhan diatas maka Bimbingan dan Konseling dalam melakukan proses
pelayanannya menggunakan berbagai pelayanan dengan berbagai pertimbangan
melihat dari sudut kebutuhan konseli. Mengikuti perkembangan zaman maka dalam
melakukan pelayanan atau proses konseling Bimbingan dan Konseling pun
menggunakan sistem teknologi informasi dalam melakukan proses konseling, agar
mempermudah komunikasi. Tujuan Bimbingan dan Konseling menggunakan Teknologi
Informasi kedalam melakukan pelayanannya, yaitu :
1.
Easy to use ( mudah digunakan )
2.
Easy to manage ( mudah di atur )
3.
Simple ( tidak rumit )
4.
Dynamic ( Dinamis )
B. Sarana konseling yang menggunakan
Teknologi Informasi
Perkembangan
teknologi informasi pada era globalisasi saat ini sangatlah pesat. Penggunaan
teknologi yang mampu membantu serta mempermudah segala pekerjaan manusia sudah
dipergunakan di berbagai bidang. Begitupun Profesi Bimbingan dan Konseling yang
melakukan inovasi-inovasi terhadap pelayanannya agar mempermudah akses para
konseli yang membutuhkan bantuan dimanapun dan kapanpun. Melihat kebutuhan akan
teknologi dalam proses konseling maka profesi ini membuat suatu rancangan
terbaru untuk mengembangkan pelayanan yang mengikuti perkembangan zaman.
Perubahan terhadap pelayanan tersebut berupa beberapa media konseling,
contohnya :
1. Surat
Magnetik (disket ke disket)
Meskipun pelayanan konseling dengan
menggunakan fasilitas ini sudah dianggap sebagai fasilitas komunikasi “
tradisional”, tetapi fasilitas ini adalah awal mula terciptanya gagasan
penggunaan teknologi informasi dalam Bimbingan dan Konseling.
Dalam penggunaan fasilitas ini,
konseli dan konselor saling berkomunikasi dengan berkirim surat atau
berkomunikasi melalui buku catatan yang bertujuan untuk membantu anak agar
lebih dapat mengekspresikan diri melalui tulisan (bagian dari konseling
biblio), meskipun fasilitas ini pada zamannya tidak begitu populer, namun
sering dilakukan oleh beberapa guru pembimbing atau konselor.
2. Konseling
menggunakan bantuan Komputer
Proses
Konseling menggunakan bantuan komputer atau Computer Assisted Counseling (CAC)
merupakan konseling mandiri, juga disebut konseling komputer pasif atau biasa
juga disebut dengan standalone. Konseli mencari pemecahan masalah atau
kebutuhannya melalui program interaktif konseling (Software) dalam bentuk CD
yang dirancang khusus agar konseli tersebut dapat mengeksplorasi
permasalahannya, mencari informasi yang dibutuhkan dari sejumlah informasi yang
disediakan, dan menentukan alternatif pemecahan masalah yang ditawarkan.
3.
Telepon
Kemudahan
pengaksesan dalam pemberian layanan Bimbingan dan Konseling mengikuti tatanan
kehidupan masyarakat global diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan para
konseli yang menuntut pemberian layanan bimbingan dan konseling yang cepat,
luas, dan mudah diakses oleh konseli. Konseling melalui telepon biasanya
disebut konseling telepon. Di bawah ini akan dikemukakan etika dalam penggunaan
teknologi telepon dalam layanan konseling.
Etika
pelayanan konseling menggunakan telepon:
a.
Gunakan bahasa yang sopan sesuai dengan
kondisi klien
b.
Gunakan suara yang lembut, volume
yang rendah dan intonasi yang bersahabat
c.
Dengarkan pembicaraan sampai
selesai, jangan menyela kata-kata klien apalagi pada tahap awal pembicaraan.
d.
Mengembangkan perasaan senang dan
berfikir positif tentang siapapun yang menelepon
e.
Catat hal-hal yang perlu memperoleh
perhatian
f.
Memfokuskan pembicaraan guna
menefektifkan penggunaan media komunikasi
g.
Selalu mengakhiri pembicaraan dengan
kesiapan untuk melakukan hubungan komunikasi selanjutnya
h.
Video-phone
4.
Radio dan Televisi
Konseling
melalui radio atau televisi, masih merupakan bentuk lain dari konseling
telepon. Pada konseling radio, percakapan antara konselor dan konseli
dipancarkan. Pelayanan ini umumnya bersifat informatif atau advis, jarang
hubungan klien dan konselor mencapai taraf yang mendalam dan intensif.
Konseling melalui radio dan televisi memungkinkan permasalahan konseli
diketahui oleh umum, oleh karena itu kerahasiaan identitas konseli harus
benar-benar menjadi perhatian. Permasalahan waktu dan bagaimana masalah klien
akan membatasi keleluasaan dan efektivitas konseling. Hal diatas dapat
direalisasikan dengan menggunakan CMS (Content Management System).[4]
5.
Internet
Pelayanan
konseling melalui fasilitas internet sudah dikenal dengan nama e-counseling (
email counseling ). Berikut ini adalah contoh proses konseling via internet :
a.
email therapy
b.
online therapy
c.
cyber counseling dan
d.
e-counseling.
Email
counseling merupakan proses terapeutik yang didalamnya terdapat kegiatan
menulis selain ada kegiatan pertemuan secara langsung dengan konselor.
Karena, esensi e-counseling terletak pada menulis. Respon atau bantuan yang
diberikan konselor bergantung pada informasi yang diberikan. Konseli pun
tidak perlu mengirimkan seluruh cerita mengenai masalah yang dihadapi, cukup
dengan memilih informasi yang dirasakan pada satu situasi yang merupakan
masalah.
E-mail
merupakan cara paling baru dibandingkan dengan cara-cara yang lain untuk berkomunikasi
secara cepat dan efektif melalui internet. Hal ini tidak bermaksud untuk
menggantikan konseling tatap muka ( face to face ), tetapi dapat menjadi
salah satu cara dalam membantu konseli untuk memecahkan masalahnya meskipun
dalam keadaan jauh dalam hal tanpa bertemu langsung dengan konselor.
Email
counseling merupakan satu cara untuk berkomunikasi antara konseli dengan
konselor yang didalamnya dibahas mengenai masalah-masalah yang dihadapi koseli,
misalnya masalah-masalah yang berkaitan dengan perkembangan kepribadian dan
kehidupan konseli melalui surat atau tulisan pada internet. Selain e-mail
juga bisa dalam bentuk chatting dimana konselor secara langsung berkomunikasi
dengan klien pada waktu yang sama melalui internet.
6.
Layanan Informasi Sekolah
Bimbingan
dan Konseling sebagai bagian dari sekolah yang membantu siswa mengatasi segala
permasalahan yang dihadapi dalam proses studi untuk mencapai perkembangan yang
optimal. Segala upaya dapat dilakukan untuk menjalin hubungan emosi antara guru
pembimbing dengan siswa. Upaya ini dilakukan dengan merealisasikan program
layanan yang sudah terkonsep sebagai empat komponen layanan pada bimbingan dan
konseling. Salah satunya dari empat komponen layanan tersebut adalah Layanan
Perencanaan Individual.[5]
C. Kelebihan
Bimbingan Konseling Melalaui Teknologi Informasi
Kelebihan
atau keuntungan pelayanan bimbingan konseling melalui teknologi informasi,
diantaranya :
1.
Pelayanan melalui teknologi
informasi mudah di akses.
2.
Tidak membutuhkan biaya transportasi
3.
Mengurangi kesulitan jadwal yang
berkaitan dengan program kelompok
4.
Pelayanan melalui teknologi
informasi bersifat semi anonim
5.
Klien lebih mau terbuka berbicara
tentang masalahnya karena ia tidak berkomunikasi secara face to face,
sehingga ia dapat lebih siap dan terbuka
6.
Pelayanan melalui teknologi
informasi dan komunikasi berbasis individu
7.
Konselor dapat menyesuaikan kesiapan
klien dalam mengambil tindakan yang diperlukan, memotivasi diri, dan
meningkatkan keterampilan kliennya
8.
Pelayanan melalui teknologi informasi
dan komunikasi formatnya harus memfasilitasi konseling yang proaktif
9.
Setelah klien membuka komunikasi via
teknologi informasi awal, maka konselor berinisiatif untuk memulai suatu kontak
berikutnya sehingga ia dapat menciptakan suatu taraf terapis berupa dukungan
sosial dan klien bertanggung jawab selama proses penyembuhannya
10.
Pelayanan melalui teknologi
informasi formatnya menggunakan ijin protokol yang terstruktur.[6]
D.
Kelemahan Bimbingan Konseling
Melalaui Teknologi Informasi
Selain
kelebihan adapula kelemahan dalam pelayanan bimbingan konseling melalui
teknologi informasi, diantaranya :
1.
Konselor tidak dapat memastikan
bahwa kliennya benar-benar seruis atau tidak
2.
Diperlukan perangkat khusus agar
pelayanan bimbingan konseling melalui teknologi informasi dapat terlaksana dan
perangkat tersebut tidak murah, sehingga tidak samua orang dapat
memanfaatkannya
3.
Informasi yang diterima dan
diberitakan sangat terbatas, komunikasi satu arah, klasifikasi dan eksplorasi
tidak biasa segera dilakukan, sehingga ada kemungkinan terjadi kesalahpahaman
4.
Kegiatan konseling melalui teknologi
informasi dapat menimbulkan jarak baik secara fisik maupun psikis diantara
konselor dan klien.
5.
Belum terdapat data-data, fakta atau
informasi yang objektif dari klien, sehingga pemecahan masalah dengan teknik
pendekatan ini pada akhirnya akan kabur.
6.
Permasalahan yang dihadapi oleh
klien beraneka ragam dalam emosi sehingga kadang-kadang konselor mengabaikan
segi-segi yang penting dalam proses konseling.
7.
Dianggap oleh klien sebagai
perampasan tanggung jawab, maka teknik pendekatan ini kurang baik untuk di
pergunakan.
E. Kode Etik
dan Teknologi Informasi
Dalam
bimbingan konseling dengan memanfaatkan teknologi informasi harus memperhatikan
etika yang berlaku. Walaupun belum ada kode etik yang jelas dalam mengatur
pelayanan bimbingan konseling berbasis teknologi informasi, kita dapat
menggunakan etika yang berlaku dalam playanan bimbingan konseling
‘tradisional’. Kode etik merupakan seperangkat aturan, pedoman atau tata cara
berprilaku profesional yang sudah distandarisasikan oleh organisasi profesi.
Asas etis profesi konselor, meliputi:
1.
Respek terhadap martabat
manusia,
2.
Relationship yang
koheren,
3.
Memunculkan tanggung jawab
terhadap masyarakat, serta
4.
Tanggung jawab terhadap
masyarakat.
Dalam
pelayanan bimbingan konseling melalaui teknologi informasi harus selalu
memperhatikan kode etik yang ditetapkan organisasi profesi. Kode etik tersebut
seharusnya diketahui oleh klien juga, sehingga klien dapat mengetahui hak dan
kewajibannya. Kode etik dalam bimbingan konseling melalaui teknologi informasi
penting diperhatikan, supaya kegiatan bimbingan konseling dapat berjalan dengan
baik dan tujuan bersama dapat tercapai.[7]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teknologi
informasi tidak hanya sekedar teknologi komputer melainkan gabungan dari
komputasi dengan jalur komunikasi diantaranya, telepon, komputer, internet,
televisi, radio dll. Teknologi informasi diciptakan sebagai pemenuhan kebutuhan
manusia sebagai individu yang ingin pekerjaannya lebih mudah dan sebagai
makhluk sosial yang perlu berinteraksi. Dalam pelayanan bimbingan konseling
teknologi informasi digunakan apabila pelayanan tersebut tidak memungkinkan
untuk dilakukan secara langsung, jadi teknologi informasi dalam bimbingan
konseling hanya sebagai alternatif. Konselor dapat menggunakan komputer
sebagai alat bantu dalam menyusun, mencari dan mengolah data. Komputer pun
dapat menyimpan dan mendapatkan informasi dengan lebih cepat, mudah, dan praktis.
Banyak sekali manfaat yang dapat diperoleh dari teknologi
komputer dalam menunjang profesionalitas kerja
konselor, maka konselor perlu mengetahui
potensi apa yang terkandung pada teknologi komputer. Sesuai dengan kompetensi
akademik konselor disebutkan bahwa seorang konselor professional harus
menguasai khasanah teoritik dan prosedural termasuk teknologi dalam bimbingan
dan konseling. Walaupun kegiatan konseling dilakukan dengan jarak jauh namun
kerahasian konseli harus tetap terjaga dengan berpedoman pada Pernyataan apa
Layanan oleh Telepon, Telekonferensi, dan Internet.
Pelayanan
konseling ditujukan untuk memecahkan masalah dan kalau bisa mencegah timbulnya
masalah, namun kesibukan klien dan konselor sendiri terkadang malah menambah
masalah. Dengan teknologi informasi masalah tersebut akan dapat
diminimalisir. Kelebihan yang didapat dari pelayanan bimbingan konseling
melalui teknologi informasi, diantaranya mudah diakses, tanpa biaya
transportasi, tidak ada batas ‘ruang’ dan ‘waktu’. Selain itu, klien lebih
terbuka karena bersifat pribadi.
Pelayanan
bimbingan konseling pun lebih terpusat. Sedangkan kelemahan dari
penggunaan teknologi informasi, diantaranya penyediaan sarana yang tidak murah,
keseriusan klien dalam bimbingan tidak dapat dipastikan, informasi yang
diterima konselor terbatas, pengabaian faktor-faktor emosi, dan memungkinkan
untuk timbulnya jarak antara klien dan konselor baik secara fisik maupun
psikis.
Kode
etik yang berlaku dalam profesi bimbingan konseling harus diperhatikan oleh
konselor supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Sekiranya pembahasan
ini sudah memberikan gambaran tentang konsep dan oprasional teknologi informasi
dalam bimbingan konseling.
B. Saran
Konselor
harus senantiasa menciptakan inovasi-inovasi baru dalam pelayanan bimbingan
konseling, tentunya ditunjang oleh kompetensi yang memadai mengenai teknologi
informasi. Teknologi informasi mampu menunjang pelayanan bimbingan konseling
agar lebih efektif. Maka dari itu, konselor harus selalu meningkatkan
kemampuannya dalam menggunakan teknologi yang berkembang saat ini. Konselor
akan selalu menjadi idola klien apabila selalu up to date. Karena pada
dasarnya bimbingan adalah long life learning atau belajar sepanjang
hayat.
Penyediaan
infrastruktur harus ditingkatkan, khususnya di Indonesia masih banyak
tempat-tempat terpencil yang belum terjamah oleh teknologi. Penyediaan
perangkat teknologi informasi adalah hal yang mutlak dalam konseling melalui
teknologi informasi, sehingga pelayanan bimbingan konseling akan berjalan
efektif tanpa batas ruang dan waktu.
Daftar Pustaka
Suhertina,Pengantar Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Pekanbaru : SUSKA
Press, 2008
[1]Suhertina, 2008, Pengantar Bimbingan dan Konseling di Sekolah,
Pekanbaru :SUSKA Press, h. 43
[2]http://konselorindonesia.blogspot.com201102implikasi-perkembangan-teknologi.html.html
[4]CMS secara umum dapat diartikan
sebagai sebuah sistem yang memberikan kemudahan pada para pengunanya dalam
mengelola dan melakukan perubahan isi sebuah website dinamis tanpa harus
dibekali pengetahuan tentang hal-hal yang bersifat teknis. Salah satu CMS yang
dapat digunakan adalah AuraCMS dengan lisensi GPL (General Public License),
open source/bebas dimodifikasi, asli buatan komunitas Indonesia, mudah dan
murah serta berbahasa Indonesia.
[5]Tujuan
layanan perencanaan individual ini dapat juga dirumuskan sebagai upaya
memfasilitasi siswa untuk membuat, memonitor, dan mengelola rencana pendidikan,
karir, dan pengembangan sosial-pribadi oleh dirinya sendiri.
[7]http://www.vilila.com201009layanan-bimbingan-konseling-berbasis.html.html
Choose EmoticonEmoticon